logo web

Dipublikasikan oleh farhad pada on . Dilihat: 177

Transformasi Kinerja dengan Spirit Isra’ Mi’raj

Oleh:

Drs. H. Muchlis, S.H., M.H

Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan salah satu peristiwa monumental dalam sejarah Islam. Perjalanan ini tidak hanya memiliki dimensi spiritual yang mendalam, tetapi juga menyimpan pelajaran besar dalam hal manajerial, komitmen, dan tanggung jawab. Perjalanan luar biasa dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha ini memberikan panduan moral yang relevan bagi setiap individu maupun lembaga yang ingin mencapai tujuan besar. Dalam konteks kelembagaan, nilai-nilai ini menjadi panduan penting bagi instansi pemerintah, termasuk Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen Badilag) dan seluruh pengadilan di lingkungan Peradilan Agama dalam hal meningkatkan kualitas kinerja dan integritas.

Makna Isra’ Mi’raj dalam Konteks Kinerja

Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW mengandung pesan moral mendalam tentang pengabdian kepada Allah dan komitmen terhadap tugas yang diemban. Perjalanan luar biasa ini menunjukkan bahwa keberhasilan membutuhkan pengorbanan, keikhlasan, dan kerja keras yang berlandaskan pada nilai-nila spiritual, yakni: iman dan takwa.

Dalam dunia kerja, pelajaran dari Isra’ Mi’raj dapat diterapkan pada:

  1. Komitmen pada Tugas: Isra’ Mi’raj mengajarkan pentingnya menjalankan amanah dengan sepenuh hati. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjalankan tugas kenabiannya meskipun menghadapi tantangan yang luar biasa. Dalam konteks dunia kerja, hal ini menginspirasi kita untuk senantiasa memiliki komitmen yang tinggi terhadap tanggung jawab yang diberikan sebagaiman perintah shalat tanpa ragu. Karena itu, setiap aparatur pengadilan dituntut harus melaksanakan tugas secara profesional dan integritas, harus loyal dan menunjukkan dedikasi terhadap misi dan visi organisasi, dan juga harus menjadikan kepentingan umum sebagai prioritas utama di atas kepentingan pribadi;
  2. Disiplin Waktu: Perintah salat lima waktu yang diberikan dalam Isra’ Mi’raj adalah simbol penting dari kedisiplinan dan konsistensi. Salat tidak hanya mengajarkan kedekatan dengan Allah Ta’ala tetapi juga mengajarkan kita agar mampu mengatur waktu dengan baik untuk menjalankan kewajiban. Atas dasar hal tersebut, maka seluruh aparatur pengadilan dituntut agar mampu mengelola waktu dengan baik, sehingga dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, sesuai dengan tenggat dan aturan yang berlaku, konsisten dalam pekerjaan, dan mampu bekerja dengan efisien, memanfaatkan waktu kerja secara produktif tanpa membuang waktu untuk hal yang tidak relevan dengan tugas yang diberikan.
  3. Transparansi dan Akuntabilitas: Isra’ Mi’raj mengandung pelajaran bahwa setiap amal akan dipertanggungjawabkan. Perjalanan Nabi yang bertemu dengan para nabi sebelumnya dan mendapatkan wahyu tentang tanggung jawab umat manusia memberikan pesan kuat tentang transparansi dan akuntabilitas. Karena itu jugalah, maka setiap aparatur peradilan dituntut agar dapat bekerja dengan transparan, baik dalam hal pengambilan keputusan maupun pelaporan hasil pekerjaan kepada atasan dan juga publik, siap mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil, dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sudah sesuai dengan aturan dan nilai-nilai organisasi.

Upaya Peningkatan Kualitas Kinerja

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama dan juga peradilan agama di lingkungan Peradilan Agama, sebagai bagian dari Mahkamah Agung Republik Indonesia, memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan peradilan yang adil, transparan, dan berkualitas melalui visi “mewujudkan badan peradilan agama yang agung. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Ditjen Badilag terus melakukan berbagai langkah inovatif yang terinspirasi oleh nilai-nilai spiritual, termasuk dari semangat dari Isra’ Mi’raj Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Berikut beberapa langkah nyata Ditjen Badilag dalam meningkatkan kualitas kinerja:

  1. Digitalisasi Sistem Peradilan: Ini dilakukan salah satunya dengan optimalisasi penerapan e-eourt dan juga e-AC di lingkungan peradilan agama. Langkah ini menjadi terobosan besar yang mendukung efisiensi dan transparansi proses peradilan. Karena itu, upaya yang dilakukan ini tidak hanya mempercepat proses peradilan, tetapi juga menjadikannya lebih transparan dan mudah diakses oleh masyarakat. .
  2. Peningkatan Kompetensi SDM: Badilag berkomitmen penuh bahwa program pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan bagi hakim, tenaga teknis, dan tenaga kesekretariatan akan terus dilakukan untuk memastikan kualitas sumber daya manusia di lingkungan peradilan agama yang mumpuni dan profesional.
  3. Peningkatan Pelayanan Publik: Melalui program prioritas yang telah ditetapkan, Badilag berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan menerapkan standar pelayanan yang berorientasi pada kepuasan masyarakat. Di antaranya melalui optimalisasi digitalisasi layanan, optimalisasi penyelesaian perkara melalui mediasi, optimalisasi penyelesaian eksekusi putusan, dan juga optimalisasi kerja sama lintas sektoral untuk melindungi hak-hak masyarakat, khususnya perempuan dan anak.
  4. Integrasi Nilai Spiritual: Dalam setiap pembinaan yang dilakukan, Badilag senantiasa mendorong agar seluruh aparatur pengadilan dapat menerapkan nilai-nilai spiritual dalam setiap aspek pekerjaan yang dilakukan, seperti integritas, kejujuran, amanah, profesionalisme, dan nilai spiritual lainnya. Hal itu dilakukan agar tercipta budaya kerja yang berkualitas, sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Allah Ta’ala.
  5. Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan: Melalui pemanfaatan IT, Badilag akan senantiasa melakukan pengawasan yang optimal kepada satuan kerja agar dapat menjalankan tugas dengan akuntabilitas tinggi. Hal ini dilakukan melalui pemanfaatan CCTV Online, E-Binwas, dan juga E-TR.

Mengintegrasikan Spiritualitas dan Profesionalisme

Dalam konteks kelembagaan, Isra’ Mi’raj memberikan pelajaran mendalam tentang pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan profesionalisme dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Peristiwa ini mengajarkan bahwa setiap langkah dan keputusan tidak hanya berorientasi pada pemenuhan aturan formal, tetapi juga harus berlandaskan pada nilai moral dan etika yang luhur. Di lingkungan Badan Peradilan Agama, upaya untuk menerapkan integrasi ini tercermin dalam pelaksanaan program kerja yang tidak hanya mengedepankan aspek administratif dan hukum, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak mulia. Kebijakan yang diambil dirancang dengan mempertimbangkan keseimbangan antara aturan yang berlaku dan juga aspek spiritual, sehingga hasilnya tidak hanya memenuhi standar profesional, tetapi juga membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Setiap apratur pengadilan diharapkan tidak hanya menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur, tetapi juga menjalankan tugasnya dengan penuh keikhlasan, integritas, dan tanggung jawab moral. Program-program kerja yang dirancang, seperti pembinaan teknis, optimalisasi mediasi, pengawasan terintegrasi, dan lain sebagainya, dapat menjadi sarana untuk memastikan bahwa setiap aparatur pengadilan memiliki kesadaran akan pentingnya hubungan antara profesionalisme dan pengabdian kepada Allah Ta’ala. Hal ini sekaligus membangun budaya kerja yang tidak hanya produktif, tetapi juga berorientasi pada keberkahan dan kemaslahatan.

Dengan pendekatan ini, kelembagaan menciptakan sinergi antara tata kelola yang profesional dan nilai-nilai spiritual dalam ajaran Islam, sehingga seluruh aktivitas kerja tidak hanya berorientasi pada keberhasilan duniawi, tetapi juga bernilai ibadah. Integrasi ini menjadi pondasi dalam menciptakan pelayanan yang berkualitas, adil, dan memberi manfaat luas bagi masyarakat, sekaligus menjaga keharmonisan antara tuntutan dunia kerja dan ajaran agama.

Kesimpulan

Isra’ Mi’raj bukan hanya peristiwa spiritual yang memperkuat iman, tetapi juga inspirasi besar bagi peningkatan kinerja, baik secara individu maupun kelembagaan. Ditjen Badilag telah berhasil menerjemahkan nilai-nilai Isra’ Mi’raj ke dalam langkah nyata yang mendukung profesionalisme dan pelayanan berkualitas. Dengan terus memperkuat integrasi antara spiritualitas dan manajerial, diharapkan Ditjen Badilag dapat menjadi contoh lembaga yang berdaya saing tinggi dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia.

Jakarta, 27 Januari 2025

Untuk format berbentuk Pdf dapat diunduh disini

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice