SAATNYA PEREMPUAN KEMBALI KE RUMAH
(Refleksi Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2018)
Penulis: Hermin Sriwulan[1]
Ketika status seorang perempuan berganti menjadi seorang ibu, maka ia adalah sekolah”. Setidaknya ungkapan tersebut cukup representatif untuk mendiskripsikan betapa urgennya peran seorang ibu. Maka, langkah selanjutnya adalah bagaimana agar sekolah tersebut menjadi sekolah unggulan sekaligus menjadi kawah candradimuka bagi anak-anaknya. Peran ibu adalah peran yang sangat mulia, seperti sabda rasul bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu.
Hadist tersebut mengisyaratkan betapa mulia tugas seorang ibu. Layaknya sebuah sekolah unggulan, untuk menjadi ibu diperlukan persiapan yang cukup. Bila sebuah sekolah mempunyai kurikulum yang komprehensif, sistem pengajaran yang bagus, pengajar yang berkualitas dan mempunyai bagian litbang, begitu pula untuk menjadi seorang ibu perlu mempersiapkan hal itu sejak dini. Ia harus berlatih dan meningkatkan kualitas dirinya lewat pembelajaran dan mengasah kesabaran secara terus-menerus. Disamping itu, ia harus bisa meningkatkan kualitas anak-anaknya, rumah tangganya, serta dapat memberikan kotribusi yang berarti bagi masyarakat.
"Saatnya perempuan kembali ke rumah"???
Saya fikir tidak ada perempuan yang meskipun berkarir di luar rumah terus tidak mau mengurusi rumah dan anak-anaknya, kalaupun ada itupun pasti sangat sedikit....
Seharusnya judulnya "saatnya perempuan berkarir disupport penuh oleh keluarganya, karena betapa peran gandanya menuntut fisik dan psikisnya yang luar biasa agar sukses di rumah maupun di luar rumah.....he he....sekedar komen saja
Perempaun adalah mahluk yang dimuliakan oleh Allah tetapi justru yang merusak kemuliaan mereka adalah diri mereka sendiri ... syurga mereka adsa di rumah bukan diluar rumah ...