logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 1616

PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIAH SEBAGAI TRANSFORMASI KEBIJAKSANAAN SEJARAH BAGI KONTEKS KEKINIAN

Oleh : AL FITRI, S.Ag., S.H., M.H.I.[1]

(Wakil Ketua Pengadilan Agama Ruteng)

Arti Hijrah

Berbicara tentang Hijrah, Muharram, atau pun tahun baru Islam, tidak ada rasanya sesuatu yang baru dan spetakuler. Sekilas memang pandangan kita seakan-akan hanya merasa sudah terlalu pandai dalam mengenali bulan Islam yang satu ini. Sejarah telah mencatat, manusia pertama yang berhasil mengkristalisir Hijrah Nabi Muhammad Saw sebagai event terpenting dan utama dalam penaggalan Islam adalah Umar bin Al Khattab ra, ketika beliau menjabat sebagai Khalifah setelah pengganti Abu Bakar Ash Shidiq. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke17 sejak Hijrahnya Rasulullah Saw dari Kota Makkah ke Kota Madinah. Namun demikian, Umar bin Al Khattab ra sendiri tidak ingin memaksakan pendapatnya kepada para sahabat nabi. Sebagaimana biasanya, beliau selalu memusyawarahkan setiap problematika umat kepada para sahabatnya. Karenanya, beberapa opsi pun bermunculan.

Dari sekian opsi ada yang menginginkan, tapak tilas sistem penanggalan Islam berpijak pada tahun kelahiran Rasulullah. Ada juga yang mengusulkan, awal diresmikannya (dibangkitkannya) Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul yang merupakan timing waktu paling tepat dalam standar kalenderisasi. Bahkan, ada pula yang melontarkan ide akan tahun wafatnya Rasulullah Saw, sebagai batas awal perhitungan tarikh dalam Islam.


[1] Disampaikan dalam acara Peringatan 1 Muharram 1440 H, oleh PHBI Masjid Agung Baiturrahman Ruteng, Kabupaten Manggarai NTT.


Selengkapnya KLIK DISINI


 

 

Comments  
# erfani 2018-09-25 14:09
hadirin sekalian yang berbahagia! ternyata hijrah, juga merupakan solusi dalam kemelut rumah tangga terutama saat terjadi situasi nusyuz pasangan hidup, sebab dalam al Quran diperintahkan, "wahjuruuhunna fil madhaji'i" hijrahlah dari tempat tidur......bata si komunikasi dengan pasangan saat di tempat tidur, supaya ada waktu untuk introspeksi. Demikian pula saat menghadapi cemooh atas upaya kebaikan, "wasbir 'ala maa yaquuluuna wahjurhum hajran jamiilan", sabarlah atas ucapan mereka, dan hijrahlah dari mereka secara santun, hindari berkomunikasi lebih lanjut dengan mereka, supaya mereka dapat berpikir sendiri atas apa yang telah diucapkan mereka itu.
Reply | Reply with quote | Quote
# Al Fitri PA Ruteng 2018-09-26 10:34
[terimakasih tambahan pengtetahuannya
Reply | Reply with quote | Quote
# a.muhtarom-pa-bjn 2019-01-17 16:49
Terima kasih. Tambah ilmu. Semoga sangat bermanfaat.
Reply | Reply with quote | Quote
Add comment

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice