logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 2973

JIKA PERUNTUNGAN DUNIA TERBALIK

Oleh : Bayu Endragupta

Staf Administrasi Pengadilan Agama Bangil

Tulisan ini terilhami saat beberapa bulan silam penulis melihat draft usulan pembayaran honorarium untuk pengelola keuangan di kantor kami bekerja. Urutan dari nomor satu sampai dengan sepuluh adalah berdasarkan jabatan tertinggi sampai dengan terendah. Nominalnyapun dari yang terbesar sampai yang terkecil.

Apakah anda pernah mendengar istilah “jika pekerjaan selesai dengan baik maka yang dipuji adalah pimpinan anda, tetapi apabila pekerjaan tidak terselesaikan maka yang disalahkan adalah bawahan”.[1] Persoalannya terletak pada kemampuan teknis bawahan dalam mengerjakan tugas dilapangan dan kemampuan managerial atasan untuk membangun semangat kerja para bawahannya. Artinya para pimpinan harus siap ketika diberikan tanggungjawab membimbing, melatih, memotivasi dan menilai kinerja para bawahannya.[2] Pertanyaan yang muncul dibenak penulis adalah, apakah tanggung jawab bawahan dan pimpinan telah dijalankan dengan semestinya.

Di dalam rutinitas kerja sehari-hari yang sering terjadi adalah para bawahan merasa ”jengkel” terhadap atasannya karena hanya menginginkan segala perintahnya dilaksanakan tanpa mengetahui bagaimana teknik pengerjaan tugas. Sementara atasan akan merasa tidak dipatuhi saat bawahannya tidak memiliki kemampuan bekerjasama.


selengkapnya KLIK DISINI

.
Comments  
# yaya 2013-05-01 13:33
wah bayu, kamu hebat lho, tulis terus apa yang kamu lihat tidak beres dan tidak adil. Semoga banyak mendulang pahala yu !
Reply | Reply with quote | Quote
# Rusliansyah - PA Nunukan 2013-05-01 13:55
Tulisan yang sangat intuitif dan inspriratif berangkat dari keprihatinan "nasib" seorang staf di PA dengan gaji kecil dan pas-pasan.
Sungguh sangat menyentuh rasa kemanusiaan karena dimunculkan dari lubuk sanubari terdalam.
Tak dapat dinafikan kalau ini adalah realitas seluruh pegawai PA selain hakim, yang di hari2 terakhir ini sabar menanti perubahan remunerasi.
Terlebih lagi para honorer yang banyak berjasa dalam menghidupkan IT di PA, tapi bergaji masih di bawah UMK.
Masing2 telah ditentukan "garis tangannya". Maka pandai-pandaila h bersyukur.

Melengkapi tulisan ini bisa dibaca Pojok Pak Dirjen "Manajemen, Bengkel dan Kinerja Kita", ditambah "Petatah-Petiti h" Hakim Tinggi PTA Banten di Suara Pembaca Badilag.net.

Semoga ini semua dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua!
Syukran atas "uneg-uneg"nya!
Lanjutkan!
Reply | Reply with quote | Quote
# HRJ. 2013-05-01 14:17
kritikannya adalah kritik yang membangun
Reply | Reply with quote | Quote
# ikhsan, wates 2013-05-01 15:21
jeritan yang kesepian dari dunia yang nun jauh antah berantah, meski sesungguhnya lebih dekat dari jantung hati kita, namun tiada pernah terdengar....bu kan tidak kasat suara atau kasat mata, melainkan terdinding oleh tembok baja status dan kecongkakan hirarki duniawi. Mas Bayu berusaha mengetuk tembok itu....
Reply | Reply with quote | Quote
# abdullah berahim, pta palu 2013-05-02 07:04
ass.ww. sehat mas bayu? alhamdulillah saya bisa via tulisannya sebagai ganti pertemuan secara fisik saat kita bersama dan sama2 satu kantor dulu. saya salut apa yg anda tulis krn itu realita yg seyogianya dibaca oleh setiap org yg merasa dirinya pemimpin, dia semestinya banyak melihat ke bawah ke anak buahnya, lbh2 lg byg namanya pegawain honor, tdk hanya memikirkan bagaimana dekat dan dianggap baik oleh atasannya (hanya utk dirinya sj). semoga sy tdk termasuk dlm ocehannya mas bayu.
Reply | Reply with quote | Quote
# Ismail Paisuly, PA Masohi 2013-05-02 08:14
Tulisan anda memang bagus. Tapi lebih bagus lagi jika pimpinan/atasan kita memiliki "HANURA" untuk mewujudkan "AMPERA" kalau tidak berarti terimalah pesan sponsor "Nasib anda belum beruntung"
Reply | Reply with quote | Quote
# Ujang Jamaludin PA Kuningan 2013-05-03 06:28
logika dialektik penulis tentang mengerjakan suatu pekerjaan disejajarkan dengan honorarium (penghargaan atas pekerjaan), bukan dengan gaji, sangat logis, dan sangat beadilan sosial untuk dipertimbangkan . Konsep Islam tentang honorarium disebutkan: "al-Ujrotu bi qodril masaqoh." honorarium itu sebanding dg kualitas dan kuantitas pekerjaannya.
Reply | Reply with quote | Quote
# Tata 2013-05-03 08:18
adakah Pimpinan yang ber "Comment" disini atau malah "No Comment"??..... semoga dari tulisan Mas Bayu para "Pembesar" tergerak hatinya.
Reply | Reply with quote | Quote
# Alimuddin M. PA.Denpasar 2013-05-03 13:40
Kalau Pak Bayu seorang Cakim, ke depan Anda lebih pantas jadi Ketua Pengadilan, bahkan menjadi Ketua MA, supaya peradilan Indonesia yang AGUNG bisa segera terwujud, semoga!
Reply | Reply with quote | Quote
# Alimuddin M. PA.Denpasar 2013-05-04 15:34
Itulah sebabnya sehingga bagi orang yang memikirkan tanggung jawab akhirat, maka menjadi pimpinan itu adalah amanah yang sangat berat. Tapi bagi yang lain, yah.... nikmati saja pasilitasnya, mumpun masih menjabat.....!
Reply | Reply with quote | Quote
# Toyeb, PA Poso 2013-05-06 02:21
mantap..mantap..mantap,
ya maalikal mulk, tuktil mulka mantasya', watanzi'ul mulka mimmantsya'........
salut untuk cdr (calon doktor)
Reply | Reply with quote | Quote
# panti yang teraniaya 2013-05-06 14:20
yang penting bukan bukan hanya sekedarnya, sebab orang yang sudah punya kedudukan biasanya lupa berdiri, dan yang sudah kecapean berdiri biarkan saja terus tetap berdiri, salahnya sendiri gak bisa cari kedudukan, dan yang paling enak didengar dan dilihat adalah perkataan orang-orang yang sudah enak ditempat duduknya, misalnya antara perkataan dan perbuatan gak perlu sama, sebab gak ada undang-undang yang mengatur tentang orang-orang yang berkata-kata bijak harus sama dengan perbuatannya, dan di buku II pun tidak ada pasal yang mengatur, bahwa orang baik itu harus sama antara perbuatan dan perkataannya;
Reply | Reply with quote | Quote
# Mery Candra_Honorer PAGSg 2013-05-08 14:35
:-) menyentuh .....dan meneteskan air mata membacanya,
Reply | Reply with quote | Quote
# H.Ambo Asse/HATI PTA.Banjarmasin 2013-05-10 16:53
SABAR SAYANG, Seorang pimpinan, sebelum para honor itu bekerja keras, mereka jauh sebelumnya sudah bekerja KERAS lebih dahulu ditempat lain : Perkantoran itu dapat diibaratkan pada sebuah batang tubuh manusia; ada kepala, mata. hidung, telinya, tangan, berut, baha, lutut, betis, kaki, semuanya telah diberi peran fungsi, untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan oleh kepala, mata mencari jalan dimana Kepala maui pergi, tangan bekerja untuk melaksanaklan perintak kepala, kaki membawa kepala kemana dia mau pergi, telinga mendengarkan yang mau diterima sebagai bahan, tak ada keberatan dengan tugasnya masing-masing, karena itu kaki, tangan dan lainnya agar sabar melaksanakan perintah kepada, jadi kalau kepala kantor kurang bekerja wajar, tetapi harus banyak memikirkan bawahan itulah kepala yang cerdas dan disenangi bawahan, mudah-mudahan Kepala Kantornya tidak seperti yang penulis keluhkan itu. trims.
Reply | Reply with quote | Quote
# RMA - PA.DGL 2013-05-16 09:31
super skali masbrow..
turut merasakan apa yang penulis tuangkan dalam tulisannya...
semoga bisa menjadi inspirasi bagi saya pribadi untuk bekerja dengan ikhlas...
Reply | Reply with quote | Quote
# ayep sm PA Tasikmalaya / Singaparna 2013-05-16 12:33
Tulisan bagus dan wah benar juga tuh.
Reply | Reply with quote | Quote
# nakdin. 2013-05-21 14:20
SUNGGUH TRENYUH DAN TERSENTUH HATI ANA MEMBACA DAN MENGHAYATI TULISAN MAS BAYU YANG POLOS NAN REALITAS, NGELUS DADA DAN SEMPAT TETESKAN AIR MATA KEPEDIHAN ANA, BAGAIMANA DG NURANI PARA ELIT, PIMPINAN ATAU ATASAN TERHADAP FENOMENA RINTIHAN AKAR RUMPUT DIATAS ??? ALLAHU AKBAR.
Reply | Reply with quote | Quote
Add comment

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice