Mitos Papua dan Kampung Halaman
Oleh : Basirun Samlawi
( Hakim pada PA. Paniai-Papua )
Bagi Sebagian orang menyatakan bahwa papua adalah tempat yang jauh dari keramaian karena letak jarak yang tidak dekat dari Jakarta dan jauh dari kota-kota besar lainnya di Indonesia. Bukan saja jarak yang tidak dekat namun juga papua dan papua barat dianggap sebagai wialayah yang sarat dengan peristiwa peristiwa – konflik dan kerawanan sosial serta konflik politik lokal lainnya. Belum lagi ancaman penyaikit malaria yang mewabah dan menjadi endemic daerah ini. maka dengan berbagai alasan-alasan di atas menjadikan sebagian orang yang akan ditugaskan ke wilayah paling timur negeri ini dan merasa ngeri dan terpaksa untuk melaksanakan, bahkan tidak jarang ada yang menolaknya.
Stigmatisasi di atas bertambah lekat dan kuat dengan adanya mitos yang menyatakan bahwa tenaga berprestasi akan ditugaskan di kota besar dan dekat dari kampung halamannya. Kota besar akan diisi oleh pegawai yang telah berpengalaman. Mafhum mukhalafahnya bagi pegawai yang kurang bermutu dan minim prestasi akan ditugaskan di kejauhan dan nan sepi perkara. Bahkan bagi mereka yang terkena sanksi indisipliner akan dibuang-asingkan. pasalnya Jika aspek kejauhan dan sepi dari keramaian sebagai lokasi sasaran hukuman maka papulah tempatnya. Wilayah yang secara geografis berada nun jauh dari Jakarta dan kurang ramai dari hingar-bingar kota-kota besar luar papua.
Pelabelan pada papua yang serba rawan konflik, sepi dari keramaian yang selalu dilekatkan pada papua tidak seluruhnya benar. Meskipun juga secara riil masih ada wilayah yang kurang ramai. Kesan kesengsaraan dan urip rekoso (hidup susah) tidaklah benar terjadi dan menimpa di bumi cendarwasih ini. Karena secara riil pegawai (PNS, TNI POLRI) jika ditugaskan di tempat ini mendapatkan tambahan insentif berupa tunjangan papua, tunjangan terpencil dan bahkan bagi tenaga teknis yudisial, hakim, mendapatkan tambahan biaya kemahalan. Yang semua tambahan hak-hak keuangan tersebut tidak diperoleh pegawai lain di luar papua. Alhasil jika dihitung dari segi penghasilan, bertugas sebagai abdi negara di papua seyogyanya lebih beruntung dibanding berdinas pada daerah lainnya.
Persoalannya adalah dengan iming-iming besarnya penghasilan itu ternyata masih belum memberikan kenyamanan dan kepuasan untuk cukup bertahan dalam waktu tertentu di wilayah papua. Besarnya penghasilan tidak mampu mengobati keinginan untuk segera pindah dan mutasi ke kampung halaman asal. Kondisi semacam itu bukan tanpa persoalan karena plus-minus berpengaruh terhadap aspek kinerja dan lebih-lebih kedisiplinan. pasalnya dengan alasan tidak kerasan sehingga mereka sering untuk pulang kampung.
Dengana alasan papua bukan kampung halamannya juga, sehingga pada gilirannya mereka tidak memiliki kepedulian sosial dan kurang menjunjung prinsip dimana bumi diinjak disitu langit dijunjung. Baginya di papua hanyalah tempat persinggahan sesaat, sementara tujuan utamanya adalah mengabdihambakan tugasnya nanti di tanah kelahiran nenek moyangnya, yang ramai nan besar kotanya. Padahal jika ditilik dari aspek normatif fungsi pemutaran dan penggerakan pegawai (mutasi) dari daerah satu ke daerah lainya diambil maksud sebagai penyegaran, pematangan kinerja, perluasan pengalaman dan lebih jauh lagi sebagai pemersatu kehidupan nasional. Alih-alih membawa misi penyegaran dan sebagai penggerak pembangunan yang terjadi malah layunya etos kerja.
Bahwa berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang, indeks pembangunan manusia (IPM) terkini, Papua masih menempati posisi terendah ketimbang daerah-daerah lainya di indonsesia. Karena sektor pendidikan, kesehatan,dan ekonomi dianggap masih belum maju. Membutuhkan waktu satu pekan untuk bisa sampai ke jayapura atau ke merauke dari kota Jakarta, jika ditempuh dengan moda transfortasi laut, misalnya kapal PELNI. Menghabiskan waktu satu hari penuh untuk bisa sampai ke Bandar udara (airport) utama jika menumpang pesawat udara. Bahkan terkadang menghabiskan waktu dua hari untuk bisa sampai ke tempat yang sama karena tidak semua penerbangan ke dan dari papua bisa koneks langsung. Sehingga terkadang untuk bisa melakukan sampai tujuan harus transit satu hari. Belum lagi kisah yang konflik lokal yang secara laten gampang meletup. Sehingga kemudian menjadi lumrah manakala pada sebagian orang yang belum pernah menginjakkan kaki di tanah papua akan menyerengitkan dahi serta menggelengkan kepala.
Namun dibalik cerita dan peristiwa di atas tersusun pula rangkaian kisah sukses para perantau dan juga kesuksesan warga peradilan yang telah menghujam akar dan menjulangkan batang pohon perannya di tanah papua, yang notabene mereka adalah pendatang dan bahkan jauh dari kampung halaman tempat kelahirannya. Mulai dari kisah sukses salah seorang hakim yang telah mengelola Yayasan Sosial dengan usaha penididikan dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi. Kisah suksesnya salah seorang hakim yang mampu mengepakkan sayap politiknya sehingga bisa terpilih menjadi kepala daerah. Cerita nyata seorang hakim telah memiliki lahan dan mengelola budidaya pertanian. Serta deretan kesuksesan warga peradilan lainnya dalam dunia usaha. Mereka-mereka adalah para pendulang emas kemajuan yang juga tidak melalaikan tugas pokoknya sebagai abdi Negara di daratan penghasil emas terbesar dunia ini.
Jika prestasi kerja dalam tugas-tugas pokok yudisial sebagai ukuran untuk menilai keberhasilan. Maka tidak sedikit laskar dan kader potensial di bidang yudisial dan non yudisial yang berkiprah pada wilayah strategis dan ikut mewarnai forum-forum regional dan nasional dan mereka memulainya dari papua. Di tempat ini jugalah mengawali penempaan kawah condrodimuko untuk kemudian menghasilkan stok perwira kepemimpinan di lingkungan Mahkamah Agung. Karena dari segi kualitas dan kuantitas perkara yang dihadapi dan tangani pengadilan di wilayah papua hampir sama variasinya dengan perkara yang masuk dan diputus di pengadilan agama di kota- kota besar lain. Begitu juga dari segi kuantitatif jumlah perkara yang di tangani angkanya menembus angka lebih dari seribuan. Dan berdasarkan trend dari tahun ke tahun jumlahnya akan terus meningkat. Rekor jumlah dan variasi perkara yang begitu banyak selayaknya papua memiliki tenaga teknis yang piawai dalam bidang yudisial plus ketangguhan.