MENGENANG PROF. H. BISMAR SIREGAR, SH
Oleh : Drs. Ifdal, SH
(Ketua Pengadilan Agama Pandan)
Profesor Bismar atau yang lebih dikenal oleh publik dengan Pak Bismar dilahirkan dikota kecil Sipirok sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan pada tanggal 15 September 1928, Beliau adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1956, memulai karir Beliau sebagai Jaksa di Kejaksaan Negeri Palembang pada tahun 1957 hingga tahun 1959 dan berlanjut ke Kejaksaan Negeri Makassar/Ambon pada tahun 1959 sampai tahun 1961, karir Pak Bismar sebagai Hakim dimulai pada tahun 1961 di Pengadilan Negeri Pangkal Pinang Bangka.
Bersuara lembut, berhati lembut tapi tegar dalam menegakkan asas hukum demi keadilan. Hukum formal itu nomor dua dan hukum Iman dan Pancasila sebagai sumber dan filsafat hukum penentu kepastian hukum yang adil. Hukum dihadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena itulah sebagai seorang Hakim Pak Bismar tegas menurunkan palu, tiada ampun bagi pemerkosa dan tiada ampun bagi penyelundup ganja. Beliau selalu menjunjung tinggi asas keadilan, asas kepastian hukum dan asas manfaat. Walaupun spesifikasi Pak Bismar adalah hukum pidana, tetapi komitmen keislaman beliau sungguh sangat luar biasa.
Menurut H. Harifin Andi Tumpa mantan Ketua Mahkamah Agung RI, Bismar Siregar merupakan seorang Hakim yang religious dan progresif, beliau banyak menyumbangkan ide-ide untuk pembaharuan Pengadilan. Hakim Agung pada masa orde baru yang telah meninggalkan kita untuk selamanya itu telah banyak memberikan pencerahan dan warna pada pergerakan hukum ditanah air.
Bismar Siregar yang juga seorang pelukis, hampir lima ratus buah hasil karya lukisan Beliau dan salah satu lukisan Pak Bismar masih dipajang sekarang digedung Mahkamah Agung RI dan juga menjadi idola bagi Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung Ridwan Mansyur.
Ridwan Mansyur menegaskan saya merasa kehilangan dengan dipanggilnya Pak Bismar oleh sang Khalik, beliau merupakan guru bagi saya waktu saya masih menjadi Hakim junior, saya banyak mendapatkan pelajaran dari beliau. Pak Bismar menjadi motivator bagi para Hakim untuk menjalankan tugas secara baik. Putusan- putusan beliau lebih menonjolkan aspek keadilan masyarakat dan mempunyai kekuatan hukum yang kuat, meskipun dipihak lain putusan itu kadang kala dinilai oleh sebahagian pihak kontroversial dan terlalu mengada-ada.
Walaupun sang pendekar hukum yang idealis itu telah pergi lebih dari satu tahun yang lalu dan Beliau telah lama meninggalkan kursi Pengadilan namun nama Beliau masih terus akrab ditelinga sebahagian masyarakat Indonesia, bagaimana tidak sejumlah putusan-putusan Beliau terlahir dari balik pribadi yang lembut dan bersahaja.
Menurut Guru besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Satjipto Raharjo, Pak Bismar ketika memutus suatu perkara selalu bertanya kepada hati nuraninya, untuk tahu apakah orang yang akan divonis jahat atau tidak, setelah itu dia baru mencari pasal hukum untuk mendasari putusannya. Tak hanya hati nurani dan Undang undang, putusan yang dikeluarkan oleh Bismar juga berpatok pada ajaran dan kitab suci serta agama Terdakwa.
Bismar Siregar sipendekar hukum itu telah pergi pada tanggal 19 April 2012 hari Kamis dirumah sakit Fatmawati dalam usia 84 tahun, walaupun saya dan kawan kawan Calon Hakim angkatan pertama hanya bertemu dengan Beliau selama enam bulan ditahun 1992, setidak tidaknya Beliau telah menyampaikan bagaimana seharusnya seorang Hakim yang ideal yaitu selalu menjunjung tinggi irah-irah “ Demi keadilan dan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa “.
Selamat jalan Pak Bismar, semoga dharma baktimu bernilai ibadah. Amiin.