Insiden Menegangkan di PTA Bandarlampung
Oleh: Arief Hidayat
Suasana meriah pemotongan tumpeng dalam rangka memperingati HUT ke-19 PTA Bandarlampung dan 130 Tahun Peradilan Agama mendadak berubah jadi ricuh. Adu otot terjadi antara Sunariya (Pansek PA Blambangan Umpu) dan Amrozi (Pansek PA Tanjungkarang). Sunariya protes keras terhadap hasil pertandingan tenis lapangan, tenis meja, bola voli dan catur. Ia juga tidak terima juara umum direbut para peserta dari Wilayah I, yaitu PA Tanjungkarang, PA Kalianda dan PA Tanggamus.
“Kenapa Saudara protes ke saya? Harusnya protes kepada panitia dong!” Amrozi membentak Sunariya.
Sunariya tidak kalah lantang bersuara, “Pokoknya tidak bisa. Batalkan. Titik!”.
Damsah (Pansek PA Metro) lantas mendatangi keduanya. Ia bermaksud melerai. Tapi tanpa disangka-sangka, Amrozi justru mengangkat kursi dan hendak melemparnya ke arah Damsah. Damsah pun lari ketakutan.
Sekitar 10 menit, suasana dalam tenda di lapangan tenis out door PTA Bandarlampung menjadi kacau. Drs. H. Sudirman Malaya, SH, MH (Ketua PTA Bandarlampung), Dr. Hasbi Hasan (Kabag Sespim Pimpinan MA RI), Drs. Muwahiddin, SH, MH (Wakil Ketua PTA Banten), Ahmad Zaini (Pansek PTA Palembang), H. A. Yakin Karim (Pansek PTA Bengkulu) dan para undangan lainnya tampak tegang.
Saya, yang dalam posisi di atas panggung memandu acara, langsung turun ke tengah keramaian. Melihat kondisi yang sudah tidak terkendali ini, sambil membawa mic, saya lantas menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”.
Seluruh hadirin terbengong-bengong ketika Hj. Yusminar Sudirman Malaya (isteri Ketua PTA Bandarlampung) membawa kue tart yang di atasnya bertuliskan “Ulang Tahun Ke-65 Tahun KPTA Bandarlampung”.
Para undangan akhirnya mengerti apa yang sesungguhnya terjadi. Ternyata hampir berbarengan dengan peringatan 19 tahun PTA Bandarlampung dan 130 Tahun Peradilan Agama, tanggal 9 Februari adalah hari ulang tahun Drs. H. Sudirman Malaya, SH, MH yang ke-65.
Insiden adu otot dan adegan lempar kursi itu sengaja dibikin untuk mengagetkan Ketua PTA Bandarlampung yang sedang merayakan ulang tahun. Ekspresi muka Sudirman Malaya pun langsung berubah dari cemas menjadi haru tatkala menyadari dirinya ‘dikerjai’ anak buah. Apalagi, sesaat kemudian sang istri membacakan puisi berjudul “Untuk Suamiku Tercinta”.
“Terima kasih atas upaya tim kreatif yang berhasil mengerjai saya. Biasanya ini kerjaan Pak Damsi (Ketua PA Tanjungkarang) yang sudah membuat skenario ini,” tutur Sudirman Malaya, sambil tertawa kecil, setelah memotong kue tart. Sebagai tertuduh, Pak Damsi malah senyum-senyum sendiri.
Di penghujung acara, Sudirman Malaya sekali lagi ‘dikerjai’ anak buahnya. Kali ini ia ‘dipaksa’ untuk menyanyi di panggung. Maka terlantunlah lagu “Ayah”, yang diikuti para undangan sambil berdiri.
Seusai acara, seorang undangan berbisik-bisik, “Harus hati-hati kalau masuk PTA ini. Jika ulang tahun bisa habis kita dikerjai!”
Penulis adalah Wakil Sekretaris PTA Bandarlampung