logo web

Dipublikasikan oleh Hermansyah pada on . Dilihat: 2361

Koper Pak Dirjen Hilang, Saya Stress Berat

Oleh: Mulawarman

Ketua Pengadilan Agama Tarakan

Kamis, 24 Juni 2010, adalah hari yang tak akan pernah saya lupakan. Waktu itu PA Tarakan mengadakan studi banding ke Mahkamah Syariah Rendah Tawau dan Mahkamah Syariah Kota Kinabalu. Dua-duanya berada di negeri jiran Malaysia.

Selain diikuti delegasi dari PTA Samarinda dan PA-PA sewilayah Kalimantan Timur, studi banding ini juga melibatkan dua sosok istimewa. Keduanya adalah Yang Mulia Bapak Andi Syamsu Alam (Tuada Uldilag MA RI) dan Bapak Wahyu Widiana (Dirjen Badilag MA RI).

Selaku Ketua PA Tarakan, saya menjadi penanggung jawab kegiatan ini. Saya dan panitia harus memastikan segala sesuatunya berjalan baik sesuai rencana.

Tetapi apa yang terjadi benar-benar di luar dugaan. Usai mendarat di bandara Nunukan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Kota Tawau dengan menaiki kapal. Nah, tak lama berada di atas kapal, Pak Dirjen tiba-tiba bertanya, “Di mana koper saya?”

Ditanya begitu, kami gelagapan. Koper berwarna cokelat itu ternyata tidak ada. Dicari-cari tidak ketemu juga. Raib entah ke mana.

Dada saya langsung dag dig dug. Dilanda tegang dan takut, keringat dingin sontak mengucur di badan saya. Bagaimana tidak keringat dingin dan tidak takut kalau koper orang nomor satu di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung hilang?

Para peserta studi banding pun ikut gelisah. Suasana ceria mendadak berubah jadi hening. Mereka hanya bisa saling melirik, berbisik dan saling tanya antara satu dengan yang lainnya.

Beberapa menit kemudian, melihat suasana yang begitu panik, Pak Dirjen lalu berkata kepada kami, “Insya Allah nanti ketemu juga.“

Meski Pak Dirjen berusaha menghibur dan menenangkan kami, tetap saja saya merasa berasalah. Bagi saya, hilangnya koper Pak Dirjen merupakan kecerobohan, kelalaian dan keteledoran panitia. Dan tentu saja saya harus bertanggung jawab.

Ingin rasanya saya meledakkan amarah, tapi saya berpikir lagi apa gunanya marah-marah? Sementara kapal semakin mendekat untuk sandar di Pelabuhan Tawau Sabah, saya hanya bisa terdiam dan berusaha untuk tenang.

Dalam situasi penuh tanda tanya itu panitia mencoba mengontak relasi yang ada di Nunukan, tapi sinyal HP mulai tidak bisa tersambung karena kami sudah masuk wilayah Malaysia. Benar-benar kacau!

Tak lama kemudian kami tiba di Tawau. Perwakilan Konjen Tawau menjemput kami dan mengantar kami ke kantor Konjen. Maka, kunjungan ke Mahkamah Syariah Rendah Tawaupun semakin dekat, padahal kami dan Pak Dirjen hanya mengenakan kaos seragam.

Kalau kami sih bisa berganti pakaian segera. Tapi pakaian Pak Dirjen kan ada di koper yang raib itu. Bagaimana ini? Sungguh, kepala saya makin nyut-nyutan memikirkannya.

Untunglah Staf Konjen kemudian mengulurkan bantuannya. Mereka mengantar kami dan Pak Dirjen membeli baju kemeja. Setelah mendapatkannya, Pak Dirjenpun menjadi satu-satunya anggota rombongan yang pakai kemeja baru.

Masalah baju sudah bisa dipecahkan, masalah koper masih juga belum beres. Karena terkendala sinyal, panitia memutuskan mengganti SIM Card HP. Dengan kartu HP Malaysia, panitia kemudian menghubungi teman di Nunukan.

Komunikasi jarak jauh itu membuahkan hasil. Kami mendapatkan informasi bahwa koper Pak Dirjen tertinggal di bandara Nunukan.

Segera saya minta agar koper itu diantar ke Tawau menggunakan speed boat carteran. Saat matahari mulai menyingsing di belahan barat, koper yang kami tunggu-tunggu akhirnya tiba. Kami cek kondisinya. Alhamdulillah, tidak ada bagian yang rusak atau hilang.

Plong rasanya. Saya dan seluruh rombongan pun kembali tenang. Ternyata optimisme Pak Dirjen benar-benar terbukti. Beliau sepertinya mengetahui bahwa koper tersebut akan kembali ke pangkuan beliau saat beliau mengucapkan, “ Insya Allah nanti ketemu juga.”

Meski kami merasa tenang, tentu saja rasa bersalah itu masih membekas di benak kami. Karena itu kami sungguh-sungguh memohon maaf kepada Pak Dirjen atas ketelodoran kami. Syukurlah, dengan kesantunannya, Pak Dirjen berkenan memaafkan kami.

Demikian cerita ringan tapi menegangkan yang benar-benar pernah saya alami. Baru kali ini saya menceritakannya, termasuk kepada Pak Dirjen. Andai berkesempatan bertemu lagi dengan Pak Dirjen, saya akan curhat, “Gara-gara koper Pak Dirjen hilang, saat itu saya betul-betul stress berat, Pak.”

Catatan redaksi: tulisan ini telah melewati proses penyuntingan dari segi tata bahasa dan gaya penulisan tanpa mengubah substansi tulisan.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice