Berjabatan Tangan dengan Sang Begawan dan Cantrik
(Catatan dari Rapat Minotoring dan Evaluasi atas Pelaksanaan RKA Kegiatan Prioritas Nasional Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama)
Oleh : Idris Latif, SH., MH
(Wakil Panitera PTA Jambi/Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Jambi)
Ketika saya membaca tulisan bapak Drs. H. Purwosusilo, SH., MH, Kamis tanggal 21 Pebruari 2012, dengan judul sang begawan dan cantrik, sang kiyai dan santri, sungguh muncul kesantunan yang luar biasa, ketulusan yang mendalam, kesedihan yang berkelanjutan, kenangan yang selalu berjalan sepanjang waktu, pembelajaran bagi kita semua akan adanya keterikatan bathin antara dua tokoh yang pergi dan tokoh yang melanjutkan cita cita dan harapan. Namun sepertinya ada mimpi yang belum terwujudkan dari sang begawan yang waktu itu harus meng-akhiri masa tugas nya sebagai Dirjen Badilag MA-RI. Cita-cita itu disambut Sang cantrik yang akan melanjutkan mimpi, cita cita itu tetap mantap dengan percaya dan berkeyakinan mimpi sang begawan yang belum di wujudkan itu telah mulai berjalan dan terus akan berlanjut dengan penambahan inovasi, kreasi yang disesuaikan dengan perkembangan dan program kinerja yang selalu berkembang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaga.
Di sela-sela makan malam pada kegiatan Rapat Minotoring dan evaluasi atas pelaksanaan RKA Kegiatan Prioritas Nasional Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama tanggal 03 s/d 05 September 2013 yang lalu di Hotel Grand Cikarang, dari sudut ruang makan saya melihat dua tokoh masing-masing adalah sang Begawan dan tokoh Cantrik terlihat sangat serius membahas suatu hal yang tidak saya ketahui pokok pembahasannya, saya spontan menyalami dua tokoh yang saya kenal sebagai orang yang telah banyak muncul dalam semua kegiatan, dan media web-site Badan Peradilan Agama. Saat itu pikiran saya menyeruak dengan tulisan Sang Bengawan dan Cantrik. Apalagi di akhir masa jabatan sang begawan banyak menerbitkan buku-buku yang bermutu yang menjadi referensi ke ilmuan di setiap putaska Peradilan Agama, begitu juga tulisan sang cantrik dan inovasi-inovasi baru yang selalu ada dalam lembaran berita badilag-net, tentu kemunculan badilag.net sebagai wadah media Peradilan Agama telah menjadi wadah ke-ilmuan bagi semua pakar, mulai dari hakim dan staf seperti saya;
Saya hanya mengucapkan Assalamulaikum, dan hanya mempertanyaan kabar, kedua tokoh menjawab amin sehat dan menyapa dengan baik seperti telah mengenal dengan baik, dari dua tokoh sang begawan dan cantrik tidak mempunyai perbedaan sama-sama punya ke–ilimuan yang mumpuni, karena tidak ada ibarat kiyai dan santri yang selalu bersama dalam waktu yang lama, maka sulit dibedakan mana kiyai dan santri, karena sama sama pendekar dalam bidangnya, cuma tentu masa dan waktu yang membedakannya, kalau dulu sang begawan bersama cantrik, tentu tidak boleh dua tokoh begawan tinggal bersama, namun ketika sang begawan pergi ke dunia lain, maka sang cantrik yang menjadi sang begawan, dan dalam tatanan keseharian tentu lazim dua sang begawan selalu bertemu.
Kedua tokoh sang begawan dan Cantrik yang kini menjadi sang begawan menggambarkan kesederhanaan, agamis, dan keberanian saya untuk menyalami keduanya telah membuat pelajaran berharga bagi saya, karena kedua tokoh ini sangat hangat dan memberikan ketauladanan yang patut untuk saya contoh dalam keseharian, tidak berlebihan kiranya cantrik yang telah menjadi sang begawan akan mengikuti keberhasilan sang begawan yang lama.
Kemudian Drs. H. Purwosusilo, SH. MH ( Dirjen badilag Mari) membuka secara resmi Kegiatan Rapat dan Minotoring dan Evaluasi diatas, saya mencatat beberapa harapan dari beliau sebagai berikut:
- Dirjen Badilag MARI beserja jajajaran Pengadilan Tinggi dan pengadilan Agama seluruh Indonesia pada Tahun 2012 mendapat penghargaan tertinggi dari Ketua Mahkamah Agung sebagai Unit Kerja di lingkungan Mahkamah Agung RI , telah dapat merealisasikan anggaran diatas 97, %, ;
- Penyerapan yang baik dan tinggi yang di ikuti oleh laporan Kinerja, telah memberikan kontribusi yang baik terhadap kerja Mahkamah Agung dalam meraih Wajar Tampa Pengecelualian ( WTP) dari BPK sebagai kembaga yang mempunyai satker yang besar yang tersebar diseluruh wilayah Republik Indonesia;
- WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) sebuah prestasi yang harus di pertahankan, dan beban tugas untuk mempertahankan WTP tersebut, adalah tanggung jawab dari setiap individu /pegawai Pengadilan Agama, yang kemudian pemegang kebijakan akan membuat rumusan kinerja sebagai arah dan pedoman dalam penyelesaian pekerjaan;
- Tahun 2013, merupakan tahun yang berat bagi kita dan kita semua harus bekerja keras, sungguh sungguh , dan masih ada waktu untuk kita berbuat dan bekerja, maka jangan kita lengah, malas, dan berhenti, jika kita lengah dan lalai maka kita akan tertinggal;
- Setiap kebijakan dan surat surat yang di sampaikan oleh Badilag - Mari, harus segera di tindak lanjuti, maka Pengadilan Tinggi Agama sebagai kawal depan Mahkamah Agung harus menjalankan fungsi dan tanggungjawab yang diberikan itu dengan baik;
- Kita semua harus mempunyai visi dan misi yang sama dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi, penilaian yang telah dilaksanakan oleh Menpan beberapa waktu yang lalu dengan 8 area penilaian, dan Jajaran Pengadilan Agama telah memperoleh nilai diatas angka 7 dan mudah- mudahan kinerja kita pada yang harus selalu meningkat, selanjutnya penilaian LAKIP kita perlu ditingkatkan;
- Kita perlu menjaga kebersamaan yang di kenal dengan istilah Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi (KIS), sehingga pencapai kinerja yang kita raih adalah hasil kerja bersama; dan keberhasilan yang kita peroleh selama ini adalah berkat kerja kita bersama warga Pengadilan Agama seluruh Indonesia;
Kemudian pada Hari Rabu tanggal 04 September 2013 kegiatan pemaparan materi dimulai, di mana panitia telah mendatangkan narasumber yang cukup berkualitas yang memberikan bahan ajaran sekitar pengukuran dan evaluasi kinerja dan Pelaksanaan RKA, dan Review atas Laporan Realisasi Kinerja dan Anggaran, pemahaman dari pelaksanaan anggaran sebagaimana yang di sampaikan oleh Kepala bagian Perencanaan dan keuangan Drs. H Azhari, SH., M.Si harus meliputi penyempurnaan dokumen dikomen keuangan yang menjadi tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen yang meliputi unsur kebenaran filosofi, materiil, yurisdis formal, dan akuntabilitas, kita harus berhati hati dalam mempergunakan anggaran negara, karena kinerja kita baru akan mencapai titik keberhasilan secara final apabila telah di audit secara internal yang menjadi tugas dari Badan Pengawas Mahkamah Agung dan audit pihak eksternal yang dilakukan oleh auditor negara yang menjadi tugas Badan Pemeriksa Keuangan, Selanjutnya ada beberapa hal yang menjadi perhatian kita semua dalam penyempurnaan pelaksanaan anggaran yang baik tentu dilengkapi dengan surat pertanggunggan perjawaban, serapan anggaran yang baik, memiliki output dan outcome yang se-imbang, karena hal itu adalah instrumen yang dibutuhkan dalam Reformasi Birokrasi dan bila capaian dalam Reformasi Birokrasi berhasil maka itulah capaian prestasi yang baik ujar Azhari;
Didalam kegiatan ini juga disampaikan rekomendasi dari para peserta yang menjadi bahan kerja apabila peserta telah kembali ke kantor masing, dan ada beberapa langkah langkah kebijakan dalam pencapaian kinerja RKA 04, apabila target realisasi tidak tercapai, maka diberikan kewenangan untuk melakukan revisi Dipa 04 tersebut, dan ada beberapa Pengadilan Tinggi Agama (PTA) yang akan melaksanakan Revisi DIPA dan di sisi lain ada Pengadilan Tinggi Agama (PTA) yang akan memaksimalkan kinerja Pengadilan Agama di wilayah masing masing agar serapan dan realisasi anggaran tetap maksimal;
Kegiatan ini juga dipandu oleh bapak Sutarno, S,IP., MM yang cukup aktif dan progresif dan mempunyai pengarahan pengarahan yang sangat bermamfaat dalam kegiatan ini.