Wakil Ketua PTA Pekanbaru Ikuti Work Shop Penentuan Awal Bulan Hijriyah
Pekanbaru | www.pta-pekanbaru.go.id
Kegiatan mengikuti Work Shop Penentuan Awal Bulan Komariyah yang diselenggarakan oleh Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum UIN Sultan Syarif Kasim pada hari Kamis tanggal 12 November 2015, mulai pukul 08.00 Wib s/d 16.00 Wib bertempat di Auditorium Kampus UIN Sultan Syarif Kasim Riau, dengan peserta berjumlah 100 (seratus) orang.
Acara ini dihadiri oleh 3 (tiga) orang utusan dari PTA Pekanbaru, yaitu, Dr.H. Bunyamin Alamsyah, S.H., M.Hum. (Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pekanbaru), Hj. Ida Hamidah, M.H. (Panmud Hukum PTA Pekanbaru), dan Sri Wardhini (Staff Panmud Hukum PTA Pekanbaru). Dalam acara diskusi tersebut, dihadirkan narasumber dari PW. Muhammadiyah Riau Dr. Alfiandri, M.S.E., dan narasumber dari PWNU, Prof. Dr. H. Asmal Mei.
Dalam acara work shop tersebut, Muhammadiyah tidak saja membahas masalah penentuan awal bulan yaitu dengan melakukan metode hisab, tetapi juga bagaimana menentukan arah kiblat, masuknya waktu sholat, dan terjadinya gerhana matahari maupun gerhana bulan, dan ke depannya Muhammadiyah juga akan membahas penentuan terjadinya pergantian musim. Berdasarkan firman Allah SWT. dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 5,
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”
ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memang sengaja menjadikan matahari dan bulan sebagai alatuntuk menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Dan begitu juga dalam surat ar-Rahman ayat 5 disebutkan bahwa matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.Allah SWT berfirman:
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan”.
Terakhir Dr. Alfiandri menegaskan bahwa sejak dahulusejatinyasudah ada perbedaantentang penentuan tersebut, hanya saja sekarang tergantung mental siap atau tidak siap menerima perbedaan tersebut. Oleh karena itu, dicari persamaannya, jangan dicari perbedaannya supaya harmonis, tinggal bagaimana kita menyikapi hal tersebut.
Terhadap hal ini, PWNU memandang, dalam hal menentukan awal bulan Hijriyah, dapat dilakukan dengan menggunakanmetode rukyat al-hilal, yaitudengan merukyat (mengamati) hilal secara langsung, apabila hilal tidak terlihat atau gagal terlihat,maka bulanyangberjalan harus digenapkan 30 hari, PWNU berpegang pada hadits Nabi Muhammad SAW:
وَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا [ قَالَ ]: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا, وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا, فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080).
Prof. Dr. Asmal Mai dari PWNU menegaskan, “Jadikanlah perbedaan tersebut suatu rahmat, laksanakan sesuai dengan keyakinan, perbedaan ini kita serahkan kepada ulil amri”.
Menurut Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Suska, Dr. H. Akbarizan. M.Ag., M.Pd., mengatakan bahwa dengan adanya perbedaan metode Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama bertujuan untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin dalam upaya terciptanya keharmonisan dan kekompakan dalam hal menghadapi hari Raya Idul Fitri dan hari Raya Idul Adha.
Pada akhir work shop, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini menyimpulkan, dengan adanya perbedaan penentuan awal bulan Hijriyah, dalam rangka untuk kepentingan umat Islam, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, menyerahkannya kepada ulil amri. Jika Muhammadiyah terlebih dahulu merayakan hari Raya Idul Fitri ataupun hari Raya Idul Adha, silahkan, hanya saja jangan disyiarkan.
(Ardy/Tim Redaksi PTA Pekanbaru)