logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on .

Wakil Ketua MS Aceh : Taqwa Menjadikan Hidup Tenang

Banda Aceh | ms-aceh.go.id

Sebagaimana biasanya, pada setiap hari Jum’at ba’da shalat Ashar dilaksanakan ceramah agama yang bertempat di mushalla Mahkamah Syar’iyah Aceh. Kegiatan ceramah tersebut dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua, Hakim Tinggi,  pejabat struktural dan fungsional serta pegawai lainnya.

Yang tampil sebagai penceramah pada hari Jum’at tanggal 31 Mei 2013 adalah Wakil Ketua MS Aceh H. M. Jamil Ibrahim. Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan tentang taqwa.

Menurut Wakil Ketua, orang yang bertaqwa akan menjadikan hidupnya tenang dan tenteram. Hidupnya merasa bahagia karena ia menganggap hidup ini adalah permainan yang terkadang menjadi tipu daya. Oleh sebab itu tidak teralu penting untuk mengejar kehidupan, apalagi apabila dilakoni dengan berbagai tipu muslihat.

“Orang yang bertaqwa hidupnya tenang dan bahagia, karena ia merasa segala sesuatu yang diterimanya adalah pemberian Allah Swt yang wajib disyukuri,” kata H. M. Jamil Ibrahim menjelaskan.

Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa untuk mendapatkan ketenangan hidup, orang yang bertaqwa harus memiliki 3 (tiga) sifat, yaitu :

Pertama, Ikhlas. Dalam segala amal yang dkerjakan harus dilakukan dengan ikhlas, yaitu atas kerelaan yang tulus dan sepenuh hati. Dalam beribadah harus diyakini seyakin-yakinnya bahwa Allah melihat apa yang dikerjakan. Dengan keyakinan seperti itu, maka akan ada hasrat dan keinginan untuk beribadah dengan khusu’ dan tawadu’.

“Ibadah bukan tergantung kepada amal kecil atau amal besar, tetapi yang menjadi ukuran adalah keikhlasan,” tandas Ustadz yang sedang mengikuti pendidikan S.3 pada IAIN Ar-Raniry ini.

Ditambahkan oleh Ustadz, bahwa amal kecil dapat dinilai oleh Allah menjadi amal besar, dan sebaliknya amal besar dapat dinilai sebagai amal kecil. “Jangan menganggap amal kecil itu sepele, terkadang justru amal itu yang diterima oleh Allah,” tandasnya.

Kedua, lillahi ta’ala  (karena Allah). Apa saja yang dilakukan, baik bersifat duniawi atau ukhrawi harus karena Allah, bukan karena yang lain. Kata Ustadz, pekerjaan duniawi yang dilakukan karena Allah akan dinilai menjadi ibadah. Sebaliknya, amal saleh yang dilakukan bukan karena Allah akan menjadi sia-sia dan tidak ada nilainya dalam pandangan Allah.

Ustadz mencontohkan, jamaah yang semuanya adalah pegawai MS Aceh ini apabila bekerja dengan niat karena Allah, maka hal itu akan menjadi ibadah.  “Mari kita bekerja karena Allah, sehingga kita terbiasa bekerja dengan baik, kata Ustadz mengajak jamaah yang tekun mendengarkan tausiyahnya.

Ketiga, menerima apa adanya. Dalam kehidupan ini tidak selamanya keinginan tercapai dengan mulus. Terkadang  banyak kendala dan hambatan yang harus dihadapi sehingga hasrat tidak tercapai.

Orang yang bertaqwa harus selalu lapang dada dan dapat menerima apapun yang diberikan oleh Allah. Apabila usaha yang dilakukan belum berhasil, bukan berarti hal itu kegagalan,  bisa saja keberhasilan yang tertunda.

Ustadz mengajak jamaah untuk selalu menerima apa yang diberikan oleh Allah, karena apapun pemberian-Nya adalah yang terbaik. “Terimalah pemberian Allah dan selalu bersyukur,” tutur H. M. Jamil Ibrahim yang biasa dipanggil dengan sebutan Ustadz ini.

Di akhir ceramahnya, H. M. Jamil Ibrahim menegaskan betapa pentingnya rasa kebersamaan dan kasih sayang sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Ketua MS Aceh H. Idris Mahmudy dalam pola kepemimpinannya.

“Marilah kita jaga kebersamaan yang telah terbina selama ini dan kita pelihara rasa kasih sayang di antara sesama kita,” pinta Ustadz seraya menutup tausiyahnya.

(AHP)

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice