Wakil Ketua MS Aceh : Marilah Kita Saling Memaafkan
Banda Aceh | ms-aceh.go.id
Sebagaimana biasanya, pada setiap hari Jum’at ba’da shalat Ashar dilaksanakan ceramah agama yang bertempat di mushalla Mahkamah Syar’iyah Aceh. Kegiatan ceramah tersebut dihadiri oleh Ketua, Wakil Ketua, Hakim Tinggi, pejabat struktural dan fungsional serta pegawai lainnya.
Yang tampil sebagai penceramah pada hari Jum’at tanggal 28 Juni 2013 adalah Wakil Ketua MS Aceh H. M. Jamil Ibrahim. Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan tentang saling memaafkan dan hikmah Ramadhan. Menurut Wakil Ketua, dalam rangka memasuki bulan suci Ramadhan 1434 H yang sudah diambang pintu, sebaiknya sesama muslim saling memaafkan antara satu sama lain. Hal ini dimaksudkan agar hati bersih dan fikiran jernih sehingga ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
“Marilah kita saling memaafkan atas segala khilaf dan kesalahan dan saya secara pribadi dan keluarga menyampaikan permohonan maaf kepada kita semua,” kata Wakil Ketua dalam memulai ceramahnya.
Dalam ceramahnya yang berdurasi lebih kurang 20 menit, Wakil Ketua menyampaikan bahwa bulan suci Ramadhan adalah bulan mulia yang mengandung beberapa hikmah kemuliaan. Bagi orang yang memanfaatkan kesempatan dalam bulan suci Ramadhan dengan memperbanyak amal ibadah akan mendapatkan keberuntungan.
Dijelaskannya lebih lanjut, ada 18 hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan. Hanya oleh karena keterbatasan waktu, beliau menyampaikan beberapa hikmah saja, antara lain :
Pertama, nilai pahala ibadah dilipatgandakan. Ibadah fardhu seperti shalat 5 waktu akan mendapat nilai pahala yang berlipat ganda. Ibadah sunat sepert shalat rawatib akan diberi nilai pahala seperti ibadah fardhu, bahkan nilainya melebihi ibadah 1.000 bulan. “Marilah kita perbanyak ibadah selama bulan suci Ramadhan, kita raih kesempatan dengan sebaik-baiknya,” ujar Wakil Ketua.
Wakil Ketua menjelaskan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, yaitu tidur karena kelelahan beribadah dan kurang tidur pada malam hari. Tetapi jangan diartikan bahwa sengaja tidur pada waktu puasa sehingga tidak terasa melaksanakan puasa termasuk ibadah. “Sengaja tidur supaya tidak terasa sedang puasa bukan ibadah, bahkan makruh,” kata Wakil Ketua mengingatkan.
Kedua, peningkatan sumber daya manusia (SDM). Bulan ramadhan adalah bulan tarbiyah atau pendidikan dalam ragka meingkatkan kwalitas SDM. Bangun untuk makan sahur adalah berkah, oleh karena itu dianjurkan untuk memperlambat makan sahur dan setelah makan sahur dilanjutkan dengan membaca al-Qur’an sampai tiba waktu subuh. “Menurut penelitian, orang yang cepat bangun pagi akan menjadi pintar,” tandas Wakil Ketua.
Ketiga, mendapatkan ampunan dosa dari Allah Swt. Orang yang berpuasa denganihtisaban akan diampuni dosanya. Wakil Ketua menjelaskan bahwa ihtisaban dapat diartikan ikhlas menjalakan puasa. Artinya, puasa dijalankan dengan sepenuh hati disertai dengan niat yang tulus dan ikhlas semata-mata ingin mendapatkan ridha Allah Swt. “Ibadah puasa harus dilaksanakan dengan ikhlas, oleh karena itu jangan dijadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan,” kata Wakil Ketua dan menghimbau agar aktivitas pelaksanaan tugas berjalan sebagaimana biasanya..
Di akhir ceramahnya, Wakil Ketua mengajak jamaah untuk tidak mempermasalahkan khilafiyah dalam beribadah pada bulan Ramadhan termasuk perbedaan memulai puasa yang kemungkinan terdapat perbedaan pada tahun ini. “Tidak perlu dipermasalahan khilafiyah,” tandas Wakil Ketua sambil menutup ceramahnya.
(AHP)