‘Wajah’ PA Tanggamus Berbenah

Tanggamus | PA Tanggamus
Hakim PA Tanggamus Dadi Aryandi SAg menginisisasi langkah jitu mengelola Sistem Administrasi Perkara (SIADPA) dan IT di Pengadilan Agama (PA) Tanggamus. Hal itu dikemukakan Dadi saat rapat Tim Implementasi SIADPA Selasa sore (5/6/2013). “Untuk mengejar ketertinggalan dan berbenah, ada dua hal penting yang harus kita lakukan, yaitu Program Akselerasi dan Implementasi berkelanjutan.” ungkapnya.
Program akselerasi adalah memperkenalkan dan melatih para anggota tim SIADPA Plus dengan skala prioritas. “Pak Usman di kepaniteraan, Vabian (One Stop Service) dan Rio (IT) adalah administrator yang menjadi pilar implementasi. Serta, siapa saja yang ada di ‘dapur’ SIADPA Plus,” ujar Dadi. Dia mengatakan, Jurusita (JSP) juga menjadi prioritas berikutnya. “Dokumennya tidak terlalu variatif, simpel, dan cepat diselesaikan.
Sedangkan Pansek dan Panitera Pengganti (PP) dokumennya sangat rumit, Berita Acara Persidangan (BAP)-nya sangat variatif, kondisi persidangan pun tidak bisa pukul rata. Kita akan memulai dengan membuat blangko dokumen BAP yang telah disepakati. Format relaas yang baik juga akan menekan tingkat kesalahan.
Jurusita (JS) dan Jurusita Pengganti (JSP) harus berkumpul untuk menyepakati formatnya” tegas Dadi.”Jangan sampai ada kesalahan fatal, seperti ada contoh beberapa waktu lalu, tertulis di SIADPA Kecamatan Pringsewu tapi Kabupatennya Pontianak”
Dadi kemudian menginventarisir BAP yang menjadi skala prioritas yaitu; 1.) BAP Sidang Pertama, 2.) BAP Ikrar, 3.) BAP yang sifatnya langsung putus: Itsbat Nikah dan perkara Ghaib. Kewajiban PP adalah membubuhkan tanggal penundaan sidang, sedangkan Hakim menghasilkan produk yang paling terakhir. Masing-masing majelis disediakan fasilitasnya. Ketua Majelis dapat mengoperasikan Penetapan Majelis Hakim (PMH), tanggal putus, minutasi, dan alasan putus.
“Fasilitas Facebook bisa kita optimalisasi. Telah ada grup PA Tanggamus yang berisi info terbaru dan sekaligus sharing antar warga pengadilan. Selain itu TV Media kita usahakan berfungsi kembali karena selama ini tempatnya yang kurang strategis.
TV Media layar datar yang ada di Ruang Sidang I bisa dipindah ke One Stop Service atau tempat lain yang bisa diakses pencari keadilan. Selain info sidang, bisa ada running text yang berisikan informasi berita dari stasiun TV nasional. Kalau budget, TV Media yang sudah ada tidak perlu dipindah, cukup kita beli TV Media yang baru”
Pada Implementasi Lanjutan, semua hanya akan melakukan apa yang seharusnya. Tidak ada lagi tumpang tindih pekerjaan. Pada tahap ini blangko dokumen yang lebih variatif dilakukan sinkronisasi. Kemudian, diadakan evaluasi, eksaminasi, DDTK. Sarana dan prasarana juga makin ditingkatkan, PA Tanggamus menyediakan touchscreen untuk antrian sidang dan informasi umum peradilan, serta LCD projector untuk pelatihan internal.
Dadi lalu mengusulkan, diadakan studi banding ke PA Kotabumi dan Badan Peradilan Agama (Badilag). “Saya dulu pernah studi banding seharian di kantor Badilag, puas dari jam delapan pagi hingga jam 3 sore full hanya istirahat untuk shalat. Banyak hal yang bisa kita ambil dan pelajari di sana.” imbuhnya.
Wakil Ketua (Waka) PA Tanggamus Dra Sartini SH menambahkan, dirinya memang menunggu sejak awal Januari awal tahun kemarin, “kapan mau action?” ujarnya. Selain itu perlu diakui memang banyak masih banyak yang belum paham SIADPA. Ini juga menjadi pe-er bersama untuk dituntaskan.
Panitera Sekretaris (Pansek) PA Tanggamus Drs Erwin Romel MH memotivasi warga PA Tanggamus, “Aplikasi SIADPA yang ada di hadapan kita itu sama dengan aplikasi SIADPA di PA-PA lain di seluruh Indonesia.
Tergantung bagaimana cara berfikir kita. MAU atau TIDAK? Itu pertanyaannya. Yang membedakan antara juara dan yang bukan hanyalah motivasi. Jangan berfikir mengenai ‘berapa bagian saya?’ rubahlah mindset seperti itu, kalau tidak, kita tidak akan pernah maju!”
Tiba-tiba terdengar teriakan malu-malu, “Hidup Pak Pansek! Hidup Pak Dadi!” akhirnya suasana cair akibat tawa lepas warga PA Tanggamus. Hakim Ahmad Hidayat SHI yang akrab disapa Ahid menanggapi, “Kemarin Tim SIADPA kita juga melakukan hal yang sama, waktu itu koordinatornya Pak Sugiri, mengambil pelajaran dari situ, kalau di jalan mulai kendor semangatnya, harus dikontrol langsung oleh Waka. Waktu kita studi banding ke PA Cianjur, kita melihat mereka didukung fasilitas. Lalu bagaimana dengan kita? saya ada usulan, lakukan komitmen bersama.
Semua stakeholder dan yang berkepentingan 100% kerja bersama. Libatkan hakim dalam putusan”. Hakim A Mahfudin SAg MH juga menyampaikan pendapat, “Jangan hidup segan mati tak mau. Bila tidak ada fasilitas pendukung dan monitoring, kekhawatiran program kita tidak bisa berjalan maksimal.
Saya setuju harus ada komitmen dari top manager sampai kebawah. Selain itu, harus ada program pelatihan bertahap dan berkala. Karena kadang-kadang masih ada saja hakim yang grogi megang laptop” ungkapnya.
Hakim Syakaromilah SHI juga senada dengan hal itu, menurutnya untuk putusan, harus melibatkan semua hakim. “Untuk awal, coba putusan yang sederhana dulu” katanya. Dadi Aryandi menanggapi komentar-komentar yang dilontarkan.
Pada intinya harus ada langkah nyata, dimulai dengan skala prioritas. Di PA Bengkalis yang jauh lebih miskin fasilitas dari PA Tanggamus bahkan mampu meraih kandidat juara nasional. “Sebagai permulaan, Schedule pelatihan untuk administrator saya tawarkan, mau hari apa?” Akhirnya tercapai kata sepakat “Senin (11/3/2013) kita mulai!”
Tim Baru, Buka Semangat Baru
Berikut catatan rapat Implementasi SIADPA sebelumnya (5/2/13);Tidak bisa dipungkiri, pelayanan prima menjadi prioritas paling utama dalam melayani para pencari keadilan. Pengadilan sebagai lembaga publik wajib memberi pelayanan terbaik (pelayanan prima jasa peradilan) kepada masyarakat, khususnya para pencari keadilan.
Mahkamah Agung, sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, memiliki Visi: "Mewujudkan supremasi hukum melalui kekuasaan kehakiman yang mendiri, efisien serta mendapat kepercayaan publik, profesional dalam memberi pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya rendah bagi masyarakat serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik".
Semua pengadilan yang berada di bawah Mahkamah agung wajib mewujudkan visi tersebut ke dalam praktik penyelenggaraan peradilan sehari hari, dalam hal ini khususnya PA Tanggamus yang masuk wilayah PTA Bandarlampung.
IT dan SIADPA yang dikelola dengan baik dapat menunjukkan wajah peradilan yang baik. Namun PA Tanggamus saat ini terkendala dalam pengelolaannya, dan menempati urutan 139 secara nasional. Menangani hal itu, Ketua Pengadilan Agama (KPA) Tanggamus Drs M Nasir MH mengeluarkan Surat Keputusan (SK) KPA No. W8-A6/104.b/HM.02.2/I/2013 mengenai Pembentukan Tim Implementasi SIADPA Plus pada PA Tanggamus.
M Nasir dalam rapat SIADPA pada Selasa (5/2/2013) sore kemarin mengatakan pada seluruh anggota Tim yang hadir agar semua berusaha maksimal. “Yang penting adalah kemauan mengerjakan tugas dan semangat. Walaupun tidak bisa juara level nasional, minimal hasil usaha dan kerja keras kita terlihat di level provinsi. Bekerja dengan sungguh-sungguh, menjaga kekompakan, solid!” ujarnya.
Hakim PA Tanggamus Dadi Aryandi SAg menganalisis kelemahan dan kekurangan yang ada pada IT dan SIADPA PA Tanggamus. “Jujur saja kita masih memiliki kendala teknis berupa daya listrik yang kurang. Hal ini berimbas pada aplikasi SIADPA. Jika komputer Server terganggu, maka yang lain juga terganggu” ungkap Dadi. Ada ketimpangan dalam menjalankan aplikasi SIADPA.
Harus ada pembagian tugas seperti input data dan lainnya. Yang paling bertanggungjawab pada aplikasi SIADPA menurutnya, adalah orang-orang yang disebutkan di SK. “Semua terkait. Mulai dari Ketua sampai dengan honorer, dikaitkan dengan program kerja; Jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.”
Dadi Aryandi yang pernah bekerja di PA Bengkalis pernah mendapat penghargaan masuk nominasi 20 besar terbaik nasional, menggagas dengan membagi progja tersebut. “Pada jangka pendek, tugas kita adalah menyelamatkan data, dan validasi tahun sebelumnya, yaitu 2012 yang berjumlah total 733 putusan. Lalu program jangka panjang mengerjakan yang baru 2013.
Ini pe-er kita, tidak mungkin dikerjakan kecuali dengan lembur. Saya tidak jumawa, saya di PA Bengkalis menjadi orang yang berperan karena tidak ada pilihan. Itupun kita bekerja tidak sendiri. Dalam rapat ini juga hadir Pak Pansek kita yang baru di PA Tanggamus Erwin Romel. Sebelumnya PA Krui tempat beliau bertugas pernah mendapatkan juara satu nasional. Kita juga bisa belajar dari Pak Erwin”
Dadi memberi rekomendasi pada peserta rapat yang hadir. Siyamto sebagai kasir harus memasukkan data biaya ke SIADPA, harus update. Kalau memang tugasnya terasa berat, bisa di-tackle oleh yang lain. Siyamto mengatakan dirinya siap, karena sekaligus ingin belajar SIADPA lebih mendalam.
Untuk Meja 1, semua ketua majelis harus mencantumkan Penetapan Hari Sidang (PHS) di SIADPA. Minutasi minimal tujuh hari harus sudah ditulis, mengenai ini honorer PA Tanggamus Seprianti atau yang akrab dipanggil Septi mengatakan, biasanya di PA Tanggamus tiga hari sudah ditulis. “Itu lebih bagus,” seru Dadi. Arsip juga harus terkomputerisasi ke SIADPA. Mulai dari input amar putusan, minutasi, dan lain lain.
Untuk honorer PA Tanggamus bidang IT, Rio diminta mengecek info perkara, apakah data sudah hijau, ataukah masih ada yang merah, kuning, atau bahkan hitam. Mengantisipasi hal itu, harus ada koordinasi dengan Meja 1. Upload data tiga hari sekali. Dadi mengatakan, “Bukan ingin membandingkan, tapi kami dulu di PA Bengkalis punya motto; AYO, YO’A dan YOI. ‘Ayo’ berarti mengajak, bukan memerintah, ‘yoa’ berarti kesadaran dan ‘yoi’ adalah aksi.”
Pansek PA Tanggamus Erwin Romel juga menambahkan, “Dulu ada adagium bagi pegawai yang malas di PA Krui, yaitu ‘Awas di-Krui kan!’ itu untuk menakut-nakuti karena dianggap wilayah buangan. Maka kami ingin merubah citra, kami bikin motto: MATAHARI TERBIT DARI BARAT.
PA Krui muli berbenah, memperbaiki sarana dan prasarana, studi banding ke PA Karang yang pernah juara, juga ke PTA Bandarlampung, website dan speedy ditambah kapasitasnya, pindah ke provider yang lebih baik. Hasilnya? Membanggakan.
Dirjen Badilag Wahyu Widiana pernah mengunjungi PA Krui sebagai yang terbaik, padahal lokasinya sangat jauh. Dan Pak Wahyu juga melihat kondisi kami yang minim fasilitas, namun tak menghalangi untuk berkarya walau secara otodidak.”
Dari rapat kecil ini, akhirnya secercah harapan dan semangat bagi PA Tanggamus kian tumbuh (rio_an)