logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on .

Validasi Website, PTA Bandar Lampung Akan Bangun Lab IT

Tanggamus | pa-tanggamus.go.id

Pengadilan Tinggi Agama (PTA)Bandar Lampung akan membangun sebuah Laboratorium IT, yang bertujuan memonitoring SIADPA dan website seluruh PA sewilayah PTA Bandar Lampung. Panitera Sekretaris (Pansek) PTA Bandar Lampung Drs Muhammad Yamin MH mengemukakan hal tersebut dalam acara Reformula Teknologi Informasi dan Validasi Data SIADPA, Senin (10/3/2014) di Ruang Sidang Utama PTA Bandar Lampung. Harapannya, Lab ini dapat menjadi Lab percontohan bagi PTA PTA lain secara nasional.

Sekira lebih dari 30 orang yang hadir dalam reformula ini berasal dari perwakilan masing-masing satker wilayah PTA Bandar Lampung yang terdiri dari seorang Hakim, seorang Pejabat kepaniteraan, dan seorang staf bidang IT-SIADPA. Pada Reformula ini selain memvalidasi data-data website dan SIADPA di masing-masing satker sewilayah PTA Bandar Lampung, juga brainstorming dan membentuk sebuah kepengurusan organisasi Tim IT di wilayah PA Bandar Lampung. Reformula berlangsung dari jam 08.00 hingga 15.30 WIB.

Waka PTA Bandar Lampung Drs H Rahmat Satya Wibawa M Hum dalam sambutannya mengatakan PA berkewajiban untuk mengisi konten website sesuai  dengan SK KMA No 1-144 tahun 2011. “Website selalu di-update. KPTA berpesan pada setiap PA untuk menyampaikan data data yang valid dalam website masing masing.”

Rahmat Satya Wibawa menegaskan hendaknya semua satker memiliki ruangan IT yang memadai. Ruangan IT Harus segera ditingkatkan sesuai dengan keadaan PA. Pengelola IT sendiri  merupakan pegawai yang sukarela. Tapi insyaallah kedepan akan menjadi pejabat sendiri yang akan memiliki tunjangan. Walau hanya iming iming tapi kita berharap, mudah mudahan menjadi kenyataan,” ujarnya diamini peserta.

Rahmat menambahkan, “IT  yang kita miliki semua harus sesuai dengan standar pemerintah. Dalam pertemuan ini dapat melahirkan rekomendasi terbentuknya web IT yang dapat menyajikan informasi masing masing satker . Terbentuknya tim ITnantinya di wilayah PTA Bandar Lampung akan meneguhkan keberadaan IT PA PA di Lampungagar ditampilkan yang terbaik.Mohon buat masterplannya. Bagi koordinator web, harus berasal dari masing masing satker agar dapat membagi bagi tugas. Tukar pemahaman, menuntaskan kesulitan kesulitan apa saja yang dihadapi.”

Muhammad Yamin yang akrab disapa Abah Yamin menegaskan,“SDM pengelola IT harus kita tingkatkan. Orang yang tidak memiliki pemahaman mengenai IT kita jejali dengan tugas tugas IT tidak akan bisa berhasil. Namun kalau kita terlebih dahulu memberinya pemahaman tentang IT dan website Insyaallah bisa berhasil. Implementasi kita ada pada persoalan SDM.  Tolong buat master plan masing masing PA perangkat keras dan lunak supaya dapat dipertanggungjawabkan masing masing satker.”

Yamin mengatakan pentingnya inventarisasi masalah dan mereformula, mendirikan Laboratorium IT yang berlokasi di PTA Bandar Lampung. Membangun aplikasi tata persuratan. Perkara atau administrasi umum. Statuer atau non statuter (rahasia atau non rahasia). Perlu juga dibangun aplikasi perpustakaan online. Terakhir yaitu rekomendasi membuat buletin.

Hakim PA Kalianda yang menjadi salah seorang panelis, Muadz JunizarSAg mencoba mereviu. “Secara prinsip, IT kita sebenarnya bukan hanya SIADPA. Tapi keseluruhan aplikasi yang digunakan satker. Hanya,SIADPA-nya yang menjadi stressing. Karena ada updating. Ada re-design. Kita tidak akan repot repot lagi kalau semua komponen mulai dari meja 1 hingga hakim rutin dan rajin menginput data. Untuk itu akan kita bahas lebih lanjut sesuai dengan perkembangan yang ada.Stressing dalam pemanfaatan SIADPA, website dan lab. Apakah sudah terpenuhi 47 kriteria? Tim pemantau itu tidak ada. Inilah perlunya dibentuk tim. Tim yang memberikan pencerahan troublesolver.”

Muadz yang kelahiran Dompu ini mengurai masalah yang ada pada SIADPA. “Ada dua garis besar. Ada yang belum optimal. Logikanya, kalau semua menggunakan SIADPA,maka mau tidak mau datanya harus valid. Yang menjadi tanda tanya, ada PA yang masih belum menjadikan SIADPA sebagai laporan akhir. Biasanya hal itu terjadi karena datanya tidak valid. Harus teliti dalam mengisi agar data manual dan SIADPA tidak selisih. PTA juga harus membuat laporan berbasis web. Hal itu seharusnya tidak pikirkan lagi,” ungkapnya.

“Konsep lab SIADPA, yang sempat kitaobrolkan. Ada dua konsep. Yaitu penerimaan perkara secara online. Kotabumi sudah melakukan penerimaan perkara online. Ruginya orang iseng bisa mengobok obok perkara. Konsep kedua, cukup mengirimkan backup data dengan file ektensi ‘sib’ ke PTA,sehingga data bisa ter-update,” lanjut Muadz.

Panelis dari PTA Bandar Lampung M Iqbal SH MH mengatakan berita di website PA harus selalu di-update. “Selain dikirim ke redaktur Badilag, jangan lupa kirim juga tembusan beritanya beserta foto ke e-mail PTA Bandar Lampung.Masalah bandwith, kira kira berapa idealnya untuk instansi pemerintah? Sangat miris sekali kalau masih ada yang hanya1 mb. Ini harus jadi perhatian kita bersama. Bagaimana kita bisa melakukan pelayanan bila bandwith yang ada tidak mencukupi untuk mensupport kinerja,” jelas Iqbal. “Harapan besar yang ingin dicapai pimpinan kita. Memang tidak bisa selesai dibahas satu hari. Minggu ini akan ada tindak lanjut dengan pertemuan berikutnya.”

Iqbal kemudian mengulik persoalan instalasi, “Untuk pengamanan kabel, jangan disatukan kabel data dan kabel listrik dalam satu klem. Kalau tidak dipisah, bisa bisa hangus. Kebanyakan ruang IT sempit dan pengap. Lembab. Tidak ada AC dan banyak abu rokok. Berkas di meja numpuk, kopinya beli sendiri. Mereka yang punya tanggungjawab input data dari IT harus bisa duduk bersama dan kerja bersama. Tanggungjawab ‘kita’, bukan tanggung jawab ‘saya’. Laptop dan infrastruktur harus standar.

Panelis Utama Waka PA Metro Drs Sahrudin SH MHImembahas bagaimana mengelaborasi kemajuan tim it di wilayah PTA Bandar Lampung. “Masalah klasiknya, kenapa bermasalah? Berangkat dari perangkat IT. Kita belum punya masterplan. Oleh karena itu mari kitainventarisir masalah, peremajaan infrastruktur. Hari ini kita bikin rekomendasi untuk rapat kamis mendatang. Untuk software, kita lumayan maju dari daerah lain.Bicara soal SDM, alhamdulillah di wilayah PTA sudah mengalami peningkatan.”

Sahrudin menambahkan, “Kita mau bikin laboratorium untuk monitoring. Sekarang ini kita masih sangat lemah. Tapi yang pasti hal terpenting adalah itikad baik dan kemauan kita. Di lingkungan kita masing masing harus bisa jadi operator, termasuk Ketua, Hakim bahkan PP. Info tabayyun, masih ada yang belum menggunakan. Belum ada kesadaran secara nasional. Meja satu belum ada keseragaman, dari variabel. Terutama dengan perkara perkara yang biasa. Ketika putusan dibacakan, salinan seharusnya bisa diupload. Tim IT juga mesti standby. Belum lagi, pemimpin belum ada kepedulian mengenai hal itu,” tandasnya.

“Ada oleh oleh dari jakarta. Perma No 1 th 2014, perubahan SEMA th 2010 tentang Posbakum. Berperkara secara prodeo, sekarang diubah menjadi pembebasan biaya berperkara. Sidang keliling sekarang diganti sidang di luar gedung pengadilan. Yang krusial adalah mengenai persoalan sidang perkara prodeo.Bagaimana mekanismenya? Dulu kita terpaku dengan putusan sela dan sebagainya.

Bagaimana pelaksanaan pembebasan biaya perkara ini? Pertama, untuk juknisnya belum ada kesamaan. Masih ada yang berfikir ranahnya administrasi umum. Ketika orang mengajukan biaya prodeo, langsung ada formnya diajukan bersama sama dengan gugatan. Dilampirkan bersama sama. Oleh meja satu dilampirkan skum dengan nihil.

Kemudian naik selain itu dilengkapi instrumen PMH PHS dll melalui Panitera wapan dan lain lain. Lakukan verifikasi dengan jamkesmas dll. Lalu surat pertimbangan pansek. Tapi ada yang berfikir ini administrasi umum. Pak dirjen mengatakan ini administrasi perkara, Harus pakai nomor perkara. Lalu naik ke Ketua bikin surat pembebasan biaya perkara. Nomornya nomor perkara. Penetapan. Lalu penetapan.

Cara menaksir biayanya, hanya untuk panggilan P1 dan T1. Kalau biaya masih kurang, panitera membuat keputusan penambahan biaya . bagaimana kalau pendafataran di akhir tahun? Masuk dan dilanjutkan Dipa tahun berikutnya.Skum tambah panjar. Masing masing satker harus buat posbakum. Harus ada di setiap wilayah, ada ruangan posbakum.” Jelas Sahrudin.

Masuk dalam sesi brainstorming evaluasi. Masing masing perwakilan dari PA sewilayah PTA Bandar Lampung mengeluarkan unek uneknya. Mulai dari PA Tulang Bawang, PA Krui, PA Blambangan Umpu, PA Kotabumi, PA Kalianda, PA Metro, PA Tanjung Karang mengalami kendala yang kurang lebih sama, cenderung lebih pada sarana IT yang kurang memadai. PA Gunungsugih mengalami masalah hosting yang telah habis sehingga untuk saat ini belum bisa dibuka situs webnya.

Hakim Dadi Aryandi SAg mewakili PA Tanggamus menyampaikan, “Kendala ITdi PA Tanggamus itu unik, karena selalu berubah dan setiapkali ditemukan solusi, muncul masalah lain. Baik dari segi teknis maupun non-teknis. Sehingga sebagai koordinator, selalu putar otak untuk mencari pangkal masalah serta solusi bagi masalah baru yang kemudian mucul. Sepanjang  Tahun 2013 Problem utamanya adalah masalah listrik. Lima komputer desktop mati semua.

Dengan anggaran terbatas, terpaksa infrastruktur tua dihidupkan kembali dengan meng-kanibal  hardware yang ada. Problem lainnya, kendala SDM. Dari keseluruhan pegawai 60%-nya tidak tinggal di Tanggamus. Tapi di Pringsewu dan Tanjung Karang yang perjalanannya bisa memakan 2-4 jam perjalanan menggunakan bis umum. Boro-boro bisa lembur untuk bersih-bersih validasi Siadpa. Kami hanya mengandalkan jam kerja. Itupun, kalau lewat jam dua siang semua mulai panik dan kehilangan konsentrasi. Untuk mengatasi ini sudah dilakukan beberapa solusi alternatif, namun ternyata hasilnya belum memuaskan.

Malah setelah didalami,ternyata kami menemukan kendala lain, persoalan manajemen. Terjadi tumpang-tindih tugas, sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan dengan efektif-efisien. Kami putar otak lagi dan pakai jurus lain. Berlakukan SOP sedetail-detailnya, semua digodok. Dari perkara masuk, hingga masuk arsip. Dari solusi ini, kami berharapdapat membentuk pola kerja yang efektif, sehingga pola kerja itu melahirkan budaya kerja yang baik, tidak melulu mengandalkan SOP lagi. Meskipun ini masih trial and error, tapi mudah mudahan berhasil,” harapnya.

Setelah para Panelis memberikan saran dan solusi untuk kendala IT di masing masing PA, acara kemudian berlanjut pada pembentukan Tim IT Wilayah Bandar Lampung. (rio_an)

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice