Tiru Budaya Jepang Dalam Reformasi Birokasi
Muara Teweh│pa-muarateweh.go.id
Senin Pagi, Tanggal (12/07/2021). Pukul 07.30 WIB, Seluruh Aparatur Pengadilan Agama Muara Teweh Dengan Rapi Berbaris di Halaman Lobby. Dalam rangka melaksanakan kegiatan rutin Upacara Senin Pagi. Kegiatan ini diikuti oleh Pimpinan, Hakim, Pejabat structural dan fungsional serta karyawan PA Muara Teweh.
Upacara Senin Pagi bertindak sebagai Pembina yaitu Hakim PA Muara Teweh Abdurahman Sidik, S.H.I kemudian bertugas sebagai pemimpin upacara sekaligus pengucapan delapan nilai utama Mahkamah Agung Saudara Memen A. Husni, S.E. Adapun arahan yang disampaikan Pembina upacara tentang budaya kerja 5R yang diambil dari kebudayaan jepang yaitu 5S : Seiri (Ringkas), Seiton (Seiton), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke(Rajin).
Budaya kerja ini bertujuan untuk membuat organisasi di tempat kerja lebih efektif dengan menyederhanakan lingkungan sambal meningkatkan kinerja. Bahwasanya di negara jepang pekerjaan itu harus efektif dan efisien. Pembina upacara mengingatkan Kembali dan menjelaskan apa itu 5R pertama:
- Seiri (Ringkas) Pada berarti menyortir segala sesuatu di setiap area kerja dan hanya menyimpan apa yang diperlukan.
- Seiton (Rapi) berarti mengatur segala sesuatu untuk penggunaan dan pengembalian yang efisien.
- Seiro ( Resik) memelihara tempat kerja sehingga tetap terjaga dan "bersih bersinar”.
- Seiketsu ( Rawat) memastikan bahwa tiga S pertama tersebut dilakukan dengan cara standar tertentu, agar mudah diikuti oleh semua orang.
- Shitsuke (Rajin) tentu saja, semuanya tidak akan lengkap tanpa shitsuke atau rajin dan mendisiplinkan diri. Hal ini agar keempat S di atas menjadi sebuah kebiasaan.
Beliau pun menambahkan agar budaya 5R dapat diterapkan sehingga menjadi kebiasaan kemudian berlanjut menjadi suatu kebudayaan sampai merubah pola pikir serta kerja. Kegiatan diakhiri pembacaan doa oleh Bapak Saini dengan harapan agar awal senin ni selalu diberikan kelancaran dan diberikan Kesehatan oleh Allah Swt. Setelah itu dilanjutkan 08 Nilai Mahkamah Agung yang dipimpin oleh Pembina Upacara kemudian diikuti oleh seluruh peserta.