MENERJANG BADAI (SIDANG KELILING PA TUAL TAHAP I DI KEC. PULAU-PULAU KUR KOTA TUAL)
Minggu dini hari, langgit diatas bumi larvul ngabal diselimuti awan hitam disertai hujan gerimis, tidak memahtahkan semanggat Tim sidang keliling Pengadilan Agama Tual untuk membantu masyarakat di kecamatan Pulau-Pulau Kur demi menjalankan tugas dan pengabdian kepada bangsa dan negara terutama masyarakat pencari keadilan yang tinggalnya terpencil.
Adapun jumlah tim yang berangkat berjumlah 8 orang yang terdiri dari Adam Malik B, S.HI sebagai Ketua Tim dan ketua Majelis, Wawan Jamal S.HI, Olis Tuna S.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota, Drs. Ali Turki Renhoat sebagai Panitera, Sabtu Matdoan, S.Ag, Hasan Kerubun, BA, masing-masing sebagai Panitera Penganti, Sirbunga Salamun sebagai Jurusita Pengganti serta Edy S.HI sebagai Admin. Berbekal semangat dan motivasi di atas speed boat yang dicarter dikarenakanr kapal feri yang lagi Dok tim pun bergerak menuju Pulau-Pulau Kur dengan rute pulau tayando. Setelah menempuh perjalanan dari Kota Tual kurang lebih 2 Jam yang disertai dengan terjangan ombak laut dan gunjangan arus sehingga mengakibatkan sebagaian anggota tim mulai merasa mual dan pusing menikuti irama arus dan ombak. Akhirnya tim pun sampai di pulau tayando untuk istirahat sejenak sekalian makan siang dan shalat dzuhur, setelah merasa cukup tim pun bergerak menuju Pulau-Pulau Kur, kurang lebih 2 jam perjalanan dari Pulau Tayando, Allahamdulillah dengan kondisi laut yang teduh, hingga akhirnya memasuki waktu magrib tim pun sampai ke Pulau Kur.
Sambutan hanggat, senyum dan sapa yang ramah masyarakat kur menamba spirit tersendiri untuk tim sehingga menghilangkan semua rasa lelah dan letih, namun alam kur yang kurang bersahabat malam hingga pagi hari Pulau Kur di guyur hujan deras ditambah dengan perjalanan laut yang lumayan lama sehingga ada beberapa anggota tim yang jatuh sakit. Dikarenakan tidak ada prasarana berupa penginapan maka tim pun dibagi tiga untuk dapat menempati rumah warga. Penerangan untuk malam hari saja dilayani oleh PLN sedangkan siang hari PLN tidak dapat lagi melayani dikarenakan kapasitas mesin yang kecil, sehingga untuk pelaksanaan sidang admin harus mendapatkan mesin jenset yang berbahan bakar bensin atau solar, setelah mendapatkan mesin jenset kepunyaan warga yang disewakan dengan harga yang telah disepakati lega rasanya hati admin. Setelah shalat subuh Tim pun bersiap menuju tempat pelaksanaan sidang, Namun diluar dari perkiraan ternyata dari tempat tim nginap ke tempat sidang jaraknya kurang lebih 3 KM, ditambah tidak ada transportasi darat, yang ada hanya ojek namun hujan masi deras tidak memungkinkan tim mengunakan jasa ojek maka lengkaplah kebahagian tim. Untungnya masih ada warga yang meliliki Bentor, kendaraan roda tiga yang dibagian belakangnya terpasang tenda yang ditutupi dengan tarpal didalamnya ada kursi kayu pendek memanjang pada bagian sisi kiri dan kanan, setelah bernegosiasi dengan pemilik maka disepakati Tim menggunakan jasa Bentor. Perjalanan mengunakan bentor dengan kondisi jalan yang berlubang rasanya sama dengan perjalanan laut.
Sesampainya ke tempat sidang, sambil menunggu para pihak, tim pun melakukan persiapan demi terselenggaranya kegiatan sidang, dari data yang tim terima ada 39 perkara Isbat Nikah. Tidak lama berselang para pihak mulai berdatangan sehingga kegiatan sidang pung dimulai. Dari surat permohonn isbat nikah hampir 75% bahwa masyarakat Pulau-Pulau Kur yang melakukan perkawinan pada tahun dua ribuan tidak memiliki buku nikah dikarenakan prosedur administrasi yang belum mereka mengerti dikarenakan tempat tinggal mereka yang jauh dan terpencil, belum ada Kantor Urusan Agama kecamatan atau petugas PPN setempat dan yang menikahkan hanya penghulu mesjid daerah setempat atau imam mesjid. Alhamdulillah selama tiga hari proses persidangan dapat diselesaikan dengan mengabulkan 39 perkara isbat nikah termasuk 8 perkara prodeo.
Keesokan harinya setelah sarapan tim pun bersiap kembali ke Kota Tual, dengan mengunakan transportasi yang sama saat keberangkatan, Tim pun berlayar menginggalkan Pulau-Pulau kur menuju Kota Tual dengan rute yang sama pula yaitu Pulau Tayando. Masya Allah dalam perjalanan pulang tim dikejutkan dengan terpaan anggin dan gunjangan ombak kurang lebi dua meter disertai arus di sekitar kepulawan Pulau-Pulau kur, Speed Boat terombang-ambing, teriakan – teriakan selih berganti mengiang pada keping telinga, membuat suasana bertambah panik, kegelisahan terpancar dari rawut wajah yang memucat bercucuran keringat yang tak terelakan mengalir membasahi pakian, sesekali terdengar suara yang menganjurkan supaya tetap tenang, baju pelampung dibagikan oleh ABK kepada semua tim, admin yang semula siap siaga tak kuasa menahan rasa mual, sungguh sanggat tragis, dengan mengerakan segala kemampuan yang tersisa ucapan zikir dan doa dialunkan mengharapkan pertolongan Allah yang maha kuasa. Setelah kurang lebih 2 jam menjadi bulan-bulanan ombak Alhamdulillah akirnya tim pun berlabuh di kepulawan pulau tayando, ketiga ayunan langkah kaki menepak pasir pulau Tayando ucapan syukur tak henti-hentinya terucap.
Setelah makan siang dan shalat dzuhur serta istirahat sejenak di pulau tayando tim pun melanjutkan berlayar dengan rute kota Tual, sekitar kurang lebih 2 jam berlayar dari pulau Tayando ke kota Tual, Alhamdulillah kondisi laut kepulawan Tayando yang tenang, hingga tak terasa masuk waktu ashar tim berlabuh di kota Tual, dengan penuh rasa syukur. (Edy, S.HI)