Rutinitas Bintal di PA Padang Panjang

Padang Panjang | PA Padang Panjang
Kamis tanggal 25 September 2014, bertempat di Mushalla Al-Mahkamah Pengadilan Agama Padang Panjang diadakan kegiatan bina mental yang dihadiri oleh Ketua Pengadilan Agama Padang Panjang, Dra. Asmidar, Wakil Ketua, Drs. Muhammad Lekat, seluruh Hakim, Panitera/Sekretaris dan seluruh karyawan dan karyawati PA Padang Panjang.
Acara tersebut merupakan kegiatan rutinitas setiap hari Kamis, dimulai pada pukul 11.30 Wib hingga masuk waktu zuhur, acara berakhir dengan shalat Zuhur berjamaah.
Dra. Hj. Ratnawati, SH, MH, Hakim Pengadilan Agama Padang Panjang selaku ustazah pemberi tausiyah pada kesempatan itu menyampaikan tentang hikmah ibadah qurban.,
diantara hikmah ibadah qurban adalah “ungkap Ratnawati” :
Pertama, hikmah Vertikal dan Horizontal. Vertikal, karena ibadah qurban bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan Horizontal, karena dengan menyembelih hewan qurban, dagingnya dapat dinikmati oleh orang-orang yang membutuhkan. Dan dari sinilah akan terbentuk solidaritas dan kesetiakawanan sosial.
Kedua, Hikmah Sosial, Moral, dan Spiritual. Hikmah Sosial, karena qurban berdampak strategis untuk membangun kebersamaan dan pemerataan dalam masyarakat. Misalnya, ada dalam masyarakat kita yang belum tentu dapat makan daging sekali dalam setahun. Qurban dapat dijadikan sarana membangun kebersamaan dan keharmonisan hubungan antara yang punya (the have) dengan yang tidak punya (thehave’n).
Hikmah Moral, karena perintah berqurban mengingatkan bahwa pada hakikatnya kekayaan itu hanyalah titipan Allah. Dari sini, seharusnya manusia menyadari bahwa pada harta yang dimilikinya ada hak orang lain, yang harus ditunaikan dengan cara mengeluarkan zakat, infaq, shadaqah,wakaf,termasuk qurban.
Hikmah Spiritual, qurban yang secara bahasa berasal dari kata: qaraba-yaqrobu-qurbaanan, yang berarti “dekat”, dimaksudkan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT .
Pesan moral yang terkandung dalam ibadah qurban kepada Orang Tua dan Anak-anak. Kepada Orang Tua, Jadikan Nabi Ibrahim dan Siti Hajar sebagai suri tauladan dalam pengorbanan terhadap apa yang paling dicintainya; anak semata wayang-nya, Ismail AS yang dia rindukan bertahun-tahun kehadirannya, dia qurbankan karena kecintaan dan keta’atan kepada Allah SWT di atas segala-galanya, kepada Anak-anak. Jadikan Nabi Ismail AS sebagai teladan dalam keta’atan kepada perintah Allah serta penghormatan kepada kedua orang tua.
Ketika Nabi Ibrahim meminta pendapat putranya, Ismail AS, bahwa Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengurbankan Ismail, Ismail menjawab: Ya Abatif’al maa tu’mar satajidunii insya Allah min al-shabirin, Wahai ayahku sayang, kerjakan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah engkau mendapati-ku termasuk anak yang sabar. Wallahu a’lam (Murti/Salman Fordilag PA Padang Panjang/PTA Padang.)