PTA Bengkulu Gelar Bimbingan Mental
Bengkulu | PTA Bengkulu
Kamis, 4 September 2014 bertempat di Masjid Al-Mahkamah Asy-Sya’adah PTA Bengkulu diadakan pembinaan mental yang diikuti oleh Ketua, Wakil Ketua, Hakim Tinggi, para pejabat struktural dan fungsional, karyawan/karyawati beserta honorer.
Pembinaan mental ini merupakan untuk menguatkan iman dan takwa pegawai PTA Bengkulu dan selanjutnya memberikan penguatan-penguatan mengenai tugas pokok pegawai yang dilandasi dengan iman, takwa dan keikhlasan.
Pemberian ceramah pada pembinaan mental kali ini disampaikan oleh bapak Drs. H. M. Manshur, S.H., M.H. dengan tema budaya malu. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwasannya kata malu sebenarnya sudah ada sejak dahulu sebagaimana hadist rasulullah :
“ jika kamu tidak malu berbuatlah sekehendakmu.”
Selanjutnya beliau menyampaikan apa saja hakikat malu itu :
1. Hakikat malu yang pertama adalah hendaklah kita menjaga kepala dan apa yang ada disekitar kepala. Yang dimaksud dalam hal ini adalah akal pikiran/ otak, tergantung dengan kapasitasnya sebagai apa dan jagalah otak kita jangan sampai menyimpang dari ketentuan-ketentuan Allah SWT.
2. Hakikat malu yang kedua adalah menjaga perut dan apa yang ada disekitar perut. Hendaklah apa yang kita makan berangkat dari hal-hal yang halal.
3. Hakikat malu yang ketiga adalah ingat akan mati dimana jika kita ingat akan mati maka kita akan selalu berbuat yang terbaik saat ini dan seterusnya.
4. Dan Hakikat malu yang terakhir adalah kalau menginginkan akhirat tinggalkanlah kegemerlapan dunia.
Diakhir ceramah beliau menyimpulkan bahwa malu secara hakiki adalah suatu akhlak (dalam jiwa) yang membangkitkan sikap menjauhi hal-hal yang buruk dan mencegah dari perbuatan mengurangi hak pihak yang memiliki hak.
Selanjutnya selesai ceramah diteruskan dengan pengarahan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu, Bapak Drs. H. Said Husin, S.H., M.H. Beliau tidak memberikan pengarahan, tetapi menyampaikan informasi tentang penggunaan teknologi.
Dinegara-negara barat terutama dinegara yang menganut liberalisme (kebebasan penuh), penggunaan teknologi telah merambah kepada aspek penghidupan yang sangat pribadi dan sensitif. Dinegara kita pun sudah mulai, namun masih dalam batas-batas etika dan moral.
Selesai informasi dari Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu, pembinaan mental ditutp dengan sama-sama melafaskan hamdalah.