Perpisahan Tiga Hakim PA Mempawah
Mempawah | www.pa-mempawah.go.id
Selasa (22/3/2016), PA Mempawah mengadakan perpisahan tiga hakim yang akan berangkat ke tempat tugas baru. Mereka adalah Muhammad Lukman Hakim yang dimutasi ke PA Bengkayang, Ema Fatma Nuris yang dimutasi ke PA Badung – Provinsi Bali, dan Uswatun Hasanah yang dimutasi ke PA Gunung Sugih – Provinsi Lampung.
Bertempat di aula PA Mempawah, acara tersebut dihadiri pimpinan, para hakim, para pejabat fungsional dan struktural serta seluruh karyawan.
Siti Marhamah yang didaulat menyampaikan kesan dan pesan mewakili hakim, tampak bersedih dan kesulitan merangkai kata-kata. “Semalaman saya susah tidur, memikirkan apa yang akan saya sampaikan untuk acara ini,” ungkapnya.
“Ketiga hakim ini adalah orang-orang hebat. Saya pribadi dan seluruh warga PA Mempawah sangat kehilangan dengan kepergian mereka. Bu Uus sangat menguasai pekerjaannya. Beliau menjadi tempat bertanya kawan-kawan yang lain.
Demikian juga Bu Ema. Beliau orangnya kalem, penyabar dan selalu melihat sesuatu dari sisi positifnya. Sementara Pak Lukman ini tidak diragukan lagi. Beliau adalah guru ngaji kita. Ustadz kita,” terang Marhamah.
Sementara Badariah yang berbicara mewakili karyawan, mengajak hadirin menengok ke belakang, saat ketiga hakim itu baru tiba di Mempawah tahun 2010. “Kesan pertama saya, Bu Uus dan Bu Ema ini sombong. Tapi itu hanya kesan pertama saja. Setelah berjalannya waktu, ternyata tidak,” paparnya.
Panmud Gugatan itu mengakui bahwa pekerjaan kepaniteraan banyak dibantu oleh Uus, panggilan akrab Uswatun Hasanah. Hal itu, karena Uus rajin turun ke bawah mendatangi kepaniteraan lalu menanyakan masalah yang dihadapi.
“Bahkan, Bu Uus ini seperti penyambung lidah. Karena kami tidak berani bersuara, akhirnya kami curhat ke Bu Uus dan suara kami diteruskan ke pejabat yang berwenang,” imbuhnya.
Secara umum, Badariah menilai ketiga hakim yang akan meninggalkan PA Mempawah itu orang-orang baik. Ia mendoakan ketiganya sukses di tempat baru. Dan, tak lupa ia menyampaikan terima kasih atas kebersamaannya selama ini, serta memohon maaf jika ada kesalahan dalam pergaulan.
Setelah kesan dan pesan dari hakim dan pegawai yang ditinggalkan, dilanjutkan dengan sambutan pamitan dari ketiga hakim yang akan pergi. Lukman yang berbicara pertama, tampak tenang dan sesekali melucu sehingga suasana tidak tegang.
“Di sini saya hanya pelengkap saja. Yang diperpisahi itu Bu Uus dan Bu Ema. Karena saya dimutasi ke Bengkayang yang dekat dari sini. Kita masih akan bertemu. Nanti diskusi di PTA ketemu, PTWP juga ketemu,” tuturnya sambil tersenyum.
“Waktu masih di Medan dulu, saya suka nonton petualangan di TV. Saya sempat membayangkan Pulau Kalimantan itu seperti apa. Ternyata di kemudian hari saya ditugaskan di Kalimantan. Malah dulu saya sudah baca cerita kerajaan-kerajaan di Nusantara, termasuk Kerajaan Amantubillah Mempawah. Eh rupanya, saya ditakdirkan juga sampai di Mempawah,” lanjutnya.
Lukman mengungkapkan rasa syukurnya dapat merasakan pengalaman baru dalam hidupnya. Kalau tidak menjadi hakim, belum tentu ia bisa menginjakkan kaki di Kalimantan, dan khususnya Mempawah.
Ema yang mendapat giliran berikutnya, mengungkapkan perasaannya yang galau karena harus meninggalkan PA Mempawah. “Ketika saya mendapat kabar akan ditempatkan di Mempawah, saat itu saya tidak kenal siapa-siapa di sini. Ternyata sesampainya di sini, sambutan orang-orang di sini sangat baik. Saya tidak merasa asing tinggal di Mempawah. Bahkan, ada orang Mempawah yang sudah saya anggap seperti orang tua sendiri,” kenangnya.
Suasana kekeluargaan dan persaudaraan itulah yang membuat perempuan asal Jepara – Jawa Tengah itu berat mengangkat kaki dari Bumi Galaherang. Ia sedih harus berpisah dengan orang-orang yang selama 5 tahun telah memperlakukannya secara baik.
“Juga yang membanggakan di sini adalah SDM-nya. Hakimnya muda-muda dan pintar, sehingga saya bisa belajar banyak,” tandasnya.
Sambutan pamitan terakhir disampaikan oleh Uus. Kali ini Uus langsung bicara pada intinya. “Saya mohon maaf atas segala kesalahan saya selama saya di sini. Saya sadar, banyak yang tersakiti dengan ucapan-ucapan saya selama ini,” ujarnya dengan mimik serius yang membuat wajahnya memerah.
“Kalau saya bicara keras, mengkritik, sebenarnya tidak ada niatan saya menyakiti. Saya tidak pernah membenci orang per orang. Yang saya benci atau saya lawan adalah perbuatan salah. Saya tidak bisa mendiamkan perbuatan yang menurut keyakinan saya, perbuatan itu menyimpang, sewenang-wenang.
Namun, jika cara saya, gaya saya menyampaikan kebenaran itu dianggap menyakitkan, sekali lagi saya mohon maaf,” tegasnya.
Sebagai pidato penutup, Ketua PA Mempawah, Wanjofrizal menyampaikan kesan dan pesan kepada ketiga hakim. “Kesan saya sangat banyak dan semua baik saja. Pak Lukman ini guru ngaji dan rajin main tenis. Sedangkan Bu Ema ini peduli dengan buku register. Beliau sampai pernah mengisi buku register perkara didampingi suaminya,” katanya.
Terhadap Uus, Ketua PA Mempawah terkesan dengan kepeduliannya terhadap pekerjaan kantor. Uus mau turun tangan mengurus pekerjaan yang bukan urusannya. Juga, ia berperan sebagai penyambung lidah.
“Saya kadang bertanya-tanya, kenapa orang-orang di sini tidak langsung masuk ruangan saya menyampaikan pendapatnya. Saya akan senang sekali jika ada yang mengkritik, memberi usulan atau saran. Kantor ini bukan milik saya, tapi milik kita semua. Maka, semua harus peduli dan membantu memikirkannya.
Saya senang dikritik seperti yang dilakukan Bu Uus. Jangankan teman-teman, saya saja dimarahinya. Tapi, saya tidak apa-apa. Selama yang disampaikan itu benar dan baik, saya akan menerimanya. Tapi pesan saya, jangan disamakan semua pimpinan seperti saya. Di tempat baru nanti, pelajari dulu model ketuanya,” jelasnya.
Ketua PA Mempawah kemudian atas nama pimpinan dan seluruh warga PA Mempawah menyampaikan permohonan maaf kepada ketiga hakim itu jika dalam pergaulan terdapat kesalahan. Sebaliknya, ia meminta para hakim dan pegawai untuk memaafkan sekiranya ketiganya mempunyai kesalahan. “Jangan bawa persoalan dan dendam sampai ke tempat baru. Hilangkan semua yang buruk sampai di sini,” pintanya.
Akhirnya, Ketua PA Mempawah mengucapkan selamat jalan kepada ketiganya dengan iringan doa semoga selamat dalam perjalanan. Tidak ada aral yang melintang. Mudah-mudahan sukses melaksanakan tugas di tempat baru. (ahru)