Pengantar Tugas Pegawai MS Takengon : Banyak Kenangan Berharga dari Takengon

Takengon | Ms-takengon.go.id
Adalah lazim bagi sebuah instansi mengadakan perpisahan bagi pegawainya yang dimutasi ke kantor lain, apalagi ke wilayah berbeda. Demikian pula yang dilakukan oleh Mahkamah Syar’iyah Takengon pada Jum’at (07/11) lalu. Meskipun menggunakan istilah ‘pengantar tugas’ untuk menyebut acara tersebut, intinya adalah melepas 3 hakim, 2 pejabat fungsional dan 1 pejabat struktural dari Mahkamah Syar’iyah Takengon untuk bertugas di Mahkamah Syar’iyah dan Pengadilan Agama lain.
Acara pengantar tugas tersebut dibuat khusus untuk melepas enam pegawai yang selama sekian waktu berbeda telah mengabdi di Mahkamah Syar’iyah Takengon. Masing-masing adalah Drs. T. Syarwan, hakim yang dimutasi ke Pengadilan Agama Medan, Dra. Hj. Nur Ismi, S.H., hakim yang dimutasi ke Mahkamah Syar’iyah Lhokseumawe, A. Ghoni S., S.H., M.H., hakim yang dimutasi ke Mahkamah Syar’iyah Kutacane, Drs. A. Mukthi, S.H., Panitera yang dimutasi ke Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh, Sufriadi, S.H.I., kasubbag yang akan menjabat sekretaris di Mahkamah Syar’iyah Singkil, dan Faisal Reza, S.H.I., panitera pengganti yang akan menjabat panitera muda jinayah di Mahkamah Syar’iyah Sigli. Ada yang mutasi atas permintaan, ada yang mutasi biasa, ada pula yang mutasi promosi.
Dari keenam pegawai mutasi itu, dua di antaranya berkesempatan menyampaikan kesan dan pesan mereka selama bertugas di Mahkamah Syar’iyah Takengon. Dra. Hj. Nur Ismi, S.H., menyatakan bahwa karena terbiasa dengan banyaknya jumlah perkara di Mahkamah Syar’iyah Takengon yang variasinya cukup banyak serta tingkat kesulitan sebagiannya level tinggi, sangat meringankan beban kerja beliau di Mahkamah Syar’iyah Lhokseumawe.
Sedangkan Sufriadi, S.H.I., yang memiliki masa kerja paling lama di Mahkamah Syar’iyah Takengon dibandingkan lima lainnya, penuh haru menyampaikan satu persatu kesan mendalam atas bantuan rekan sekantor terhadap suka duka yang dialaminya selama sebelas tahun bertugas di Mahkamah Syar’iyah Takengon. Keduanya sepakat menyatakan bahwa banyak kenangan dan pengalaman yang membantu pendewasaan diri selama bertugas di Mahkamah Syar’iyah Takengon.
Acara yang direncanakan dimulai jam 09.00 WIB ini, terpaksa diundur karena kendala longsor di Pendere Saril yang menyebabkan beberapa tamu dan pegawai Mahkamah Syar’iyah Takengon dari arah kota harus mencari jalan alternatif menuju kantor. Tak dinyana, jalan alternatif yang sempit itu macet parah.
Akhirnya acara berhasil dimulai pukul 11.15 WIB, waktu yang sangat sempit mengingat jadwal Shalat Jum’at. Namun acara berjalan lancar dan tertib. Paling meriah saat sesi kesan dan pesan serta penyerahan kado. Drs. Nailul Syukri, S.H., M.H., sendiri tampil langsung memberi sambutan pengantar tugas.
Acara ditutup dengan sesi ucapan selamat, salam-salaman serta foto bersama para pegawai yang dimutasi untuk jeda ibadah shalat Jum’at. Setelahnya, acara disambung dengan makan bersama. (HLY)