Pembinaan dan Pengarahan Ketua Kamar Peradilan Agama MA di PTA Banjarmasin
Banjarmasin | pta-banjarmasin.go.id
Kamis malam (20/6) Peradilan Agama Kalimantan Selatan kedatangan tamu istimewa dari Mahkamah Agung Bapak Dr. H. Andi Syamsu Alam, S.H., MH.Ketua Kamar Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Bertempat di Hotel Blue Atlantik Banjarmasin beliau memberikan pembinaan dan pengarahan dihadapan para Hakim Tinggi PTA Banjarmasin, Ketua Pengadilan Agama dan Panitera/Sekretaris Pengadilan Agama Se-Kalimantan Selatan dan dalam kesempatan ini beliau banyak memberikan pengarahan dan masukan untuk menyongsong misi peradilan agama kedepan.
Menurutnya banyak stigma peradilan agama yang jelek dan harus kita hilangkan. Sebagian orang masih banyak menganggap bahwa Pengadilan Agama itu, tukang cerai, penghulu, Hakim NTR, tamatan madrasah (pendidikan rendah.red), terkebelakang dalam olah raga, tidak mampu untuk eksekusi, terbatas hanya untuk orang Islam dan Cuma layani orang-orang kampung.
Akibatnya dari stigma-stigma ini bisa kita lihat akibatnya seperti banyaknya perkara waris lari ke Pengadilan Negeri, perkara yang sudah di putus di Pengadilan Agama mengajukan kembali ke Pengadilan Negeri dan malahan perbankan Syari’ah tidak percaya dengan kemampuan dari Pengadilan Agama untuk menyelesaikan perkara perbankan syariah.
Meskipun keterbelakangan Pengadilan Agama sangat berhubungan erat dengan politik kolonial dulu hal ini juga dilatar belakangi Quasi Peradilan, kurangnya penataran/pendidikan sehingga banyak yang tidak menguasai hukum acara dan yang paling parah lagi kebanyakan kita minder sehingga susah untuk kita maju ungkap mantan Hakim Agung ini.
“Dengan adanya PP No. 94 Tahun 2012 janganlah kita semua tidur nyenyak, sudah waktunya kita bangun, kalau kita tidak bangkit Peradilan Agama dan semua lingkungan peradilan akan malu,“ ujarnya.
“Kedepan juga ada bank Swasta Syari’ah akan 100% mengajukan perkaranya ke Pengadilan Agama, untuk itu jangan sampai kita tidak siap, minimal ada satu majlis yang konsen dengan penyelesaian sengketa perbankan Syariah,” tambahnya.
Hal lain yang menjadi catatan beliau adalah program unggulan kita untuk bangkit dari sekarang ini adalah;
Yang pertama dengan melaksanakan Pembinaan sumber daya manusia atau Doktorisasi. Dengan menguasai filsafat hukum, Ilmu, Sosiologi Hukum, metodologi, logika dan teoriteori.
“Kalau menguasai hal tersebut dan kemudian memutus perkara, Insya Allah teks-teks hukum/nash akan kita terapkan sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Yang kedua membuat putusan yang berkualitas, menurutnya sering didapati putusan kita tidak runut, berputar-putar, terpaku dengan UU tertentu sampai pada tanpa yurisprudensi. Dan yang ketiga melakukan Pembaharuan (pemikiran hukum Islam).
Hal lain yang bisa menjadi pendukung kita untuk kemajuan kedepan menurutnya adalah informasi tekhnologi, dicontohkan sepertione stop system di lingkungan PTA Surabaya, ruang mediasi khusus di lingkungan PTA Kaltim, dan arsip digital di lingkungan PTA Jakarta. Dan juga dari segi administrasi yang sangat canggih kita memiliki SIADPA yang sudah bisa di akses secara online dan SIMPEG yang sudah melayani kenaikan pangkat melalui sistem paperlessnya.
Sebuah gagasan juga beliau hadirkan untuk memberikan semangat serta kualitas untuk kemajuan Peradilan Agama, beliau menghendaki setiap PTA mengadakan Lomba untuk Putusan Terbaik, Lomba Informasi Tekhnologi dan Lomba Bindalmin.
Dan yang terakhir mengggapi informasi hakim-hakim yang malas, menurutnya pada putusan rapat pimpinan MA terakhir disebutkan bahwa Hakim yang tidak disiplin namanya akan kita rekap untuk diberikan teguran lisan selanjutnya teguran tertulis dan yang terakhir dianggap melanggar Kode Etik.
Semula kedatangan Ketua Kamar Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia ini dijadwalkan pada hari Rabu (19/06) untuk memberikan pembinaan dan pengarahan pada kegiatan Bimbingan Teknis Hisab dan Rukyat serta Bimbingan Teknis Jurusita namun karena alasan kesehatan diundur ke hari Kamis. (ayub)