PA Mempawah Lepas Satu Hakim ke PA Binjai

Mempawah | www.pa-mempawah.go.id
“Ada siang, ada malam. Ada kebahagiaan, ada kesedihan. Ada perjumpaan, juga ada perpisahan,” demikian pembawa acara, Dini Febri Selsera, S.T., mengawali acara perpisahan salah seorang hakim PA Mempawah yang dimutasi ke PA Binjai, Yusnardi, SHI. Acara yang berlangsung bakda shalat Jumat (7/3/2014) itu dihadiri oleh Ketua PA Mempawah, Drs. Wanjofrizal beserta seluruh hakim dan pegawai.
Bertempat di Ruang Sidang Utama, Yusnardi mendapat kesempatan berbicara pertama. Hakim asal Aceh itu menyampaikan kata pamitan dan sekaligus kesan-kesan selama bertugas di PA yang terletak di Kabupaten Pontianak. “Saya dilantik sebagai hakim PA Mempawah pada tanggal 30 November 2011. Berarti saya bertugas di sini selama 2 tahun 4 bulan,” kata Yusnardi yang didampingi istri tercinta, dr. Fitria Armalivia.
“Selama saya bertugas di PA Mempawah dan juga istri saya yang pernah tinggal beberapa lama di Mempawah, tentu kami berdua punya banyak salah. Karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,” imbuhnya.
Yusnardi mengatakan, ketika awal menerima SK penempatan tugas, ia sempat bertanya-tanya dalam hati bagaimana suasana di Mempawah. Maklum, Mempawah dilihat dari Aceh bukanlah tempat yang dekat. Beda provinsi dan beda pulau.
“Ternyata setelah didiami, Mempawah adalah kota yang nyaman dan tenang. Apalagi Mempawah dekat dengan bandara. Ini penting bagi saya, sebab tiap 2 bulan sekali saya pulang ke Aceh,” ujar Mantan Bendahara PTWP PA Mempawah itu.
“Ditambah lagi, PA Mempawah adalah PA yang penuh dengan segudang prestasi. Pernah meraih juara 1 lomba website seluruh PA di Indonesia dan juara-juara lainnya di tingkat PTA Pontianak,” lanjutnya.

Yusnardi mengungkapkan rasa syukurnya telah melaksanakan tugas dengan baik selama di PA Mempawah. “Belakangan ini banyak diberitakan perilaku tercela beberapa hakim. Alhamdulillah, saya tidak pernah tercatat sebagai hakim yang bermasalah. Semoga ke depannya saya bisa istiqomah,” tuturnya lagi.
“Di PA Mempawah ini saya memulai karir sebagai hakim. Di sinilah penempatan pertama saya. Saya menyampaikan terima kasih atas arahan, bimbingan dan dukungan dari pimpinan, rekan-rekan hakim dan seluruh pegawai. Dan, saya mohon doa, semoga saya sukses di tempat tugas baru nanti,” tambah lulusan IAIN Banda Aceh itu.
Sebelum menutup sambutannya, Yusnardi mengungkapkan isi hatinya melalui rangkaian pantun sebagai berikut:
Orang Pontianak mengail tenggiri
Tenggiri dijual di dalam pekan
Kami yang pergi memohon diri
Silap dan salah mohon dimaafkan
Dari Tungkal pergi ke Siantan
Singgah berlabuh di Kuala kapuas
Selamat tinggal handai dan taulan
Kita berpisah karena tugas
Hari gembira bersama teman
Bersuka ria di bawah jembatan
Jikalau kita diizinkan Tuhan
Pasti bertemu di waktu kemudian
Tanjung Sauh di Pulau Bintan
Tempat berlabuh orang penyengat
Berpisah jauh bercerai badan
Sahabat handai tetap kuingat
Bunga kamboja putih berseri
Putihnya melur di ujung dahan
Atas kerja sama dan bantuan yang diberi
Puji syukur dan terima kasih kami ucapkan
Pada kesempatan berikutnya, Muhammad Lukman Hakim, S.Ag., MHI. menyampaikan kesan atas nama hakim dan pegawai PA Mempawah. MLH, panggilan akrab lulusan S1 dan S2 IAIN Sumatera Utara, itu kenal pertama kali dengan Yusnardi saat mengikuti ujian wawancara seleksi calon hakim Angkatan V di Mahkamah Agung sekitar bulan Februari 2009. Keduanya kemudian sama-sama diumumkan lulus.

Setelah itu, keduanya sama-sama mengikuti pendidikan calon hakim di Balitbangdiklat Hukum dan Peradilan Megamendung selama 3 bulan (Mei-Juli 2010). Bahkan keduanya berada di kelas yang sama.
Seusai pendidikan, keduanya kembali ke PA masing-masing. Yusnardi ke MS Banda Aceh dan MLH di PA Medan. Setelah lama menunggu keluarnya Keputusan Presiden tentang Pengangkatan menjadi Hakim, keduanya kemudian sama-sama ditempatkan di PA Mempawah. Pada November 2011 keduanya dilantik oleh ketua PA Mempawah saat itu, Drs. HM. Arsyad M, S.H., M.H.
“Sebetulnya, bagi saya pribadi tidak ada istilah perpisahan buat Pak Yusnardi. Insyaallah, tak lama lagi saya akan menyusul beliau ke Sumatera Utara. Bisa di PA Kisaran atau PA Tebing Tinggi,” ungkap hakim asal Medan itu sambil tersenyum.
“Kalaulah saya tidak dimutasi ke Sumatera Utara, saya pasti akan ke sana karena kampung halaman saya memang di sana,” tambahnya lagi yang disambut tawa hadirin.
Dulu, antara MLH dan Yusnardi sering bercanda gurau mempertanyakan siapa di antara mereka yang akan mutasi lebih dulu. Ternyata Yusnardi angkat koper dari Mempawah lebih dulu. Bagi MLH, itu tidak masalah. Ia memang ingin agak lama di Bumi Bestari, setidaknya menunggu anaknya tamat SD dulu. Sekarang masih duduk di kelas 5.
Menurut suami dari Nilawatini Hasibuan itu, Yusnardi adalah prototype orang baik. “Beliau suka membantu teman. Ketika masih era remunerasi (bagi hakim), saya sering pinjam uang ke beliau. Dengan senang hati beliau membantu,” lanjutnya.
Tak mau kalah dengan Yusnardi, MLH juga membacakan pantun berikut ini:
Kota Mempawah dilanda kemarau
Suatu hari pernah tak mandi
Dua tahun empat bulan merantau
Kini saatnya Pak Yusnardi kembali
Kota Binjai kota rambutan
Ambilkan satu untuk dimakan
Kali ini kita berpisah, Kawan
Tahun depan kita bertemu di Medan
Ketua PA Mempawah kemudian menyampaikan pesan-pesan kepada Yusnardi. “Saya bertemu dengan Pak Yusnardi hanya 2 bulan kurang 10 hari. Walaupun hanya sebentar, saya melihat Pak Yusnardi ini banyak jasanya di sini. Atas jasa-jasanya itu, saya menyampaikan terima kasih,” kata orang nomor wahid di PA Mempawah itu.
Pria asal Painan Sumatera Barat itu lebih khusus menyampaikan terima kasih, karena beberapa kali disopiri oleh Yusnardi. Antara lain ketika menghadiri perpisahan Ketua PA Sambas dan menghadiri undangan latih tanding tenis melawan PTA Pontianak. “Walaupun hakim, Pak Yusnardi mau menyopiri saya, ini menunjukkan ketawadhu’annya,” pujinya.
“Dulu, mutasi hakim seperti obat nyamuk, berputar-putar dari PA ke PA lain dalam satu provinsi saja. Contohnya saya, bertugas di Kalimantan Timur dari tahun 1994 sampai 2014. Tetapi sekarang sudah menasional. Dari Kalimantan Timur pindah ke Kalimantan Barat. Dari Kalimantan Barat pindah ke Sumatera Utara, seperti Pak Yusnardi ini,” lanjutnya.

Ketua PA Mempawah atas nama pimpinan dan seluruh warga PA Mempawah menyampaikan permohonan maaf kepada Yusnardi jika dalam pergaulan terdapat kesalahan. Sebaliknya, ia meminta para hakim dan pegawai untuk memaafkan sekiranya Yusnardi mempunyai kesalahan. “Jangan bawa persoalan dan dendam sampai ke Binjai. Hilangkan semua yang buruk sampai di sini,” tandasnya.
Tak bisa dipungkiri, tiap-tiap PA pasti memiliki keunggulan dan kekurangan. Demikian halnya PA Mempawah pasti ada kelebihan dan kelemahannya. “Ingatlah yang baik-baik saja dan lupakan yang buruk! Jangan ceritakan kekurangan hakim di sini ke PA Binjai. Sampaikan yang baik! Misalnya, semua hakim PA Mempawah bisa me-upload putusan,” katanya lagi.
Akhirnya, Ketua PA Mempawah mengucapkan selamat jalan kepada Yusnardi dan istri dengan iringan doa semoga selamat dalam perjalanan. Tidak ada aral yang melintang. Mudah-mudahan sukses melaksanakan tugas di PA Binjai.
Acara pada siang itu kemudian dipungkasi dengan doa yang dipimpin oleh hakim senior, Drs. A. Fuadi. Setelah itu, pembawa acara menutup acara perpisahan dengan pantun:
Burung dara di pohon gaharu
Terbang melayang di atas sawah
Bila Pak Yusnardi sudah di tempat tugas baru
Jangan lupakan kami yang di PA Mempawah
Ke Kota Sambas mencari sapu lidi
Singgah ke pasar membeli petai
Selamat jalan kepada Pak Yusnardi
Semoga sukses di PA Binjai
Ketua PA Mempawah beserta seluruh hakim dan pegawai lalu menyalami Yusnardi dan istri, saling bermaaf-maafan dan mengucapkan selamat jalan.
Setelah perpisahan yang dilakukan di kantor siang itu, Yusnardi dan istri diantar oleh Ketua PA Mempawah dan beberapa rekan hakim sampai di Bandara Supadio Pontianak, Minggu (9/3/2014). Di bandara mereka masih sempat berfoto-foto dan berbincang-bincang. Namun, kebersamaan itu harus berakhir. Yusnardi dan istrinya segera memasuki ruang check in untuk selanjutnya terbang ke tempat tugas yang baru. (Tim Redaksi)
