MS Langsa Gelar Bimbingan Mental Edisi September
Langsa | ms-langsa.go.id
Bertempat di Mushalla Al-‘Adalah MS Langsa, Kamis 22 September 2016 tepat pukul 08.15 WIB dilaksanakan kegiatan bimbingan mental (bintal) bagi hakim dan pegawai MS Langsa. Kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan oleh Badan kemakmuran Mushalla (BKM) Al-‘Adalah MS Langsa ini tidak hanya diikuti oleh Hakim dan Pegawai MS Langsa, tetapi juga oleh mahasiswa IAIN Zawiyah Cot kala Langsa yang sedang melaksanakan magang di MS Langsa.
Tujuan dilaksanakan bimbingan mental ini adalah untuk membina mental seluruh aparatur MS Langsa baik hakim, pegawai maupun pegawai honorer di MS Langsa. Selain itu, bimbingan mental dilaksanakan guna membangun semangat dan memberikan penyegaran rohani bagi seluruh aparatur MS Langsa sebagai upaya menunjang peningkatan kinerja.
Bertindak sebagai pemberi tausiyah dalam kegiatan bimbingan mental bulan September ini adalah Dr. H. Abu Jahid Darso Atmojo, Lc., LL.M., (Hakim MS Langsa) dengan Muh. Fathu Rozaq S.Kom. (staf) sebagai moderator. Dalam tausiyahnya beliau menyampaikan bahwa setiap pekerjaan harus diawali dengat niat yang baik. Jika setiap pekerjaan yang kita lakukan hanya demi upah, maka hanya upah berupa materi yang kita dapatkan. Namun jika suatu pekerjaan dilakukan secara ikhlas karena mengharap ridho Allah swt, maka pahala akan datang berbarengan dengan upah yang kita dapatkan. Jadi, seberat apapun itu, suka atau tidak suka jika suatu pekerjaan itu sudah menjadi tugas kita maka kita harus melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.
Selanjutnya, beliau juga menyampaikan pendapat Imam Ghozali bahwa manusia di dalam hidupnya itu ada 4 macam, yaitu :
- Orang yang mengerti dan dia mengerti bahwa dirinya itu mengerti. Orang seperti ini adalah orang yang pandai dan paham dan kita harus belajar padanya.
- Orang yang mengerti namun dia tidak mengerti bahwa dirinya mengerti. Orang seperti ini adalah orang yang lalai dan belum menyadari bahwa dia memiliki ilmu, maka kita harus mengingatkannya.
- Orang yang tidak mengerti dan dia mengerti bahwa dirinya tidak mengerti. Orang seperti ini adalah orang yang sadar akan ketidaktahuannya, maka kita harus membimbingnya.
- Orang yang tidak mengerti namun dia tidak mengerti bahwa dirinya tidak mengerti. Orang seperti adalah orang yang selalu merasa tahu, selalu merasa memiliki ilmu, padahal dia tidak tahu apa-apa dan biasanya sulit untuk diingatkan. Maka sebaiknya kita menjauhinya.
Di akhir tausiyahnya, beliau menyampaikan pesan bahwa usia dan umur itu berbeda, usia adalah masa semenjak kita dilahirkan sampai dengan sekarang sedangkan umur adalah masa di mana kita diukur oleh seberapa banyak karya yang telah kita hasilkan sepanjang usia yang telah kita jalani. Maka dari itu pergunakan usia kita dengan baik untuk berkarya karena Rasulullah saw pernah bersabda : “Khairunnaas anfa’uhum linnaas” yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. (tim IT)