MS Aceh Peringkat Pertama Pengirim Berita ke Badilag.net
Aceh | www.ms-aceh.go.id
Berita yang diturunkan badilag.net edisi Senin (14/1/2013), adalah “Tahun 2012, MS Aceh dan PA Bengkalis Terbanyak Beritanya di Badilag.net. Berita tersebut adalah berita gembira dan penghargaan buat Mahkamah Syar’iyah Aceh.
Betapa tidak, pada tahun 2011 yang lalu berita yang dimuat badilag.net dari MS Aceh hanya 9 (sembilan) berita dan berada pada peringkat ke-23 dari seluruh pengadilan tingkat banding dalam lingkungan peradilan agama.
Awal tahun 2012, Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh DR. H. Idris Mahmudy, SH. MH mengadakan rapat untuk membahas peningkatan jumlah berita berupa liputan kegiatan tahun 2012. Kala itu, Ketua mentargetkan berita minimal 100 dan idealnya 150.
“Saya minta redaktur IT untuk meliput semua kegiatan di MS Aceh ini, usahakan harus ada 100 berita, syukur-syukur apabila sampai 150 berita,” demikian instruksi Ketua pada rapat tersebut.
No. |
Nama Satker |
Jumlah |
1. |
MS Aceh |
144 |
2. |
PTA Bandar Lampung |
101 |
3. |
PTA Banjarmasin |
67 |
4. |
PTA Bengkulu |
53 |
5. |
PTA Pekanbaru |
46 |
6. |
PTA Gorontalo |
41 |
7. |
PTA Medan |
40 |
8. |
PTA Ambon |
39 |
9. |
PTA Kendari |
35 |
10. |
PTA Jambi |
33 |
11. |
PTA Mataram |
33 |
12 |
PTA Jayapura |
29 |
13 |
PTA Makassar |
25 |
14 |
PTA Semarang |
24 |
15 |
PTA Yogyakarta |
23 |
16 |
PTA Palangkaraya |
20 |
17 |
PTA Bangka Belitung |
19 |
18 |
PTA Padang |
16 |
19 |
PTA Samarinda |
16 |
20 |
PTA Pontianak |
15 |
21 |
PTA Kupang |
15 |
22 |
PTA Palu |
12 |
23 |
PTA Jakarta |
11 |
24 |
PTA Palembang |
10 |
25 |
PTA Banten |
9 |
26 |
PTA Bandung |
8 |
27 |
PTA Surabaya |
6 |
28 |
PTA Maluku Utara |
5 |
29 |
PTA Manado |
3 |
Jadilah redaktur IT memburu berita. Pernah suatu waktu ada kegiatan Musda Dharmayukti Karini Daerah Provinsi Aceh yang dilaksanakan di Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh, redaktur IT bersama dengan kameramen Muhammad Kadri berboncengan naik sepeda motor meluncur ke lokasi acara untuk meliput kegiatan Musda tersebut.
“Hebat, inilah redaktur website Mahkamah Syar’iyah Aceh sebagai pemburu berita,” kata Pansek PT Banda Aceh H. Said Salim, SH. MH sebagai wujud kegembiraannya melihat redaktur IT bersama kameramen meliput Musda.
Dalam membuat berita, tim redaksi telah sepakat meliput semua kegiatan yang ada di Mahkamah Syar’iyah Aceh. Banyak hal yang menjadi sumber berita, misalnya rapat koordinasi, kunjungan tamu yang datang ke MS Aceh, kebersihan, bina mental dan lain-lain.
Pada waktu mengikuti bimbingan teknis di Tangerang dan Bandung, redaktur IT meliput kegiatan bimtek tersebut dan mengirimkannya ke website. Ada 10 berita yang dapat dimuat selama mengikuti bimtek. Dapat dibayangkan betapa terbantunya pengunjung website dengan membaca berita tersebut, oleh karena isi beritanya selain acara serimoni, juga materi bimtek itu sendiri.
Berita yang dimuat tidak perlu terlalu rumit, cukup menjelaskan tentang kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam membuat berita, selalu berpedoman kepada 5 W dan 1 H, yaitu what, where, when, why, who dan how, yang berarti dimana, kapan, kenapa, siapa dan bagaimana. Dengan berpedoman kepada kaidah tersebut, maka sangat mudah membuat berita.
Dalam membuat berita, tim redaksi tetap berpedoman kepada ketentuan yang dibuat badilag.net, yaitu berita tersebut harus memiliki nilai tugas dan pokok (tupoksi) peradilan agama. Oleh karena itu, berita tentang perkawinan, pariwisata dan sejenisnya tidak dikirim ke badilag.net, namun demikian dimuat pada website Mahkamah Syar’iyah Aceh sebagai informasi kepada pengunjung setia.
Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh H. Idris Mahmudy merasa gembira mendengar laporan dari redaktur IT tentang berita paling banyak dari MS Aceh yang dimuat pada badilag.net.
“Kita patut bersyukur, oleh karena apa yang kita canangkan setahun lalu ternyata berhasil,” ujar beliau tersenyum bangga. Sementara itu, Panitera/Sekretaris Drs. H. Syamsikar berharap agar berita-berita dari MS Aceh yang dimuat pada badilag.net dapat dibukukan sebagai bukti atas kegiatan yang dilakukan selama ini.
“Saya sarankan supaya berita-berita dari MS Aceh dibukukan, sehingga dapat dibaca oleh generasi penerus dan sebagai dokumen terhadap berbagai program yang kita laksanakan,” harap H. Syamsikar.
(AHP)