Ketua PTA Semarang: Output Penting, Tapi Outcome Jauh Lebih Penting

Solo| pta-semarang.go.id,
Untuk kali pertama sejak dilantik, Ketua PTA Semarang Drs. H. Wildan Suyuthi Musthofa, SH,MH memberikan pengarahan di hadapan seluruh hakim, pejabat struktural dan fungsional, serta pegawai dan tenaga honorer PA Surakarta, Senin (11/2/2013).
Pada pertemuan itu, Ketua PA Surakarta, Drs. H. Ma’muri, SH menyampaikan secara singkat mengenai kondisi PA Surakarta, mulai dari fisik bangunan, SDM, perkara yang ditangani sampai dengan kendala dan hambatan yang dihadapi mengingat jumlah personil yang hanya berjumlah 39 orang (termasuk 8 hakim) dan 10 calon hakim magang.
“Maka dapatlah dikatakan masih sangat jauh dari kata ideal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi peradilan agama di tengah-tengah kehidupan masyarakat kota yang sangat majemuk seperti Kota Solo,” ujarnya.
Ketua PTA Semarang, yang untuk pertama kalinya mengunjungi PA Surakarta setelah tahun 1994 Pak Wildan meninggalkan kota Solo Hadiningrat untuk hijrah bertugas di Kota Jakarta kemudian Bengkulu dan baru bulan Agustus tahun 2012 menjadi KPTA Semarang.
Mengawali pembinaannya Pak Wildan mengatakan “ Hari ini saya sangat bahagia sekali, karena setelah hampir 20 tahun melanglang buana, saya dapat silaturahmi kembali ke PA Solo, boleh dibilang kangen-kangenanlah, karena hampir 6 tahun menjadi KPA Solo tentu banyak kenangan dan suka-dukanya disini.
Dengan gayanya yang khas, Pak Wildan memberi apresiasi kepada PA Solo yang perkara setiap bulannya antara 50 s.d. 80 perkara dengan personil sebanyak 39 orang merupakan hal yang luar biasa. Secara kwantitas dibandingkan dengan peradilan umum kita kalah jauh personilnya namun secara kwalitas insya-Allah kita tidak kalah bahkan dibilang berada diatas, demikian Pak Wildan memotivasi.
Lebih lanjut Pak Wildan menyampaikan, di Era Reformasi seperti sekarang ini kita perlu komitmen yang kuat dalam hal Independensi Yudicial, hakim harus dapat membuat putusan yang sebaik-baiknya, karena putusan adalah “Mahkota Hakim”.
Jangan hanya outputnya saja yang bagus tetapi outcome-nya harus jelas, kita jangan hanya berorientasi pada “status” saja tetapi bagaimana hasilnya ? Output penting namun outcome jauh lebih penting, sehingga kalau putusan tingkat pertama bagus, baik maka akan mengeliminir perkara ke tingkat banding dan kasasi.
Kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi peradilan agama, Pak Wildan selalu menyampaikan 7 (tujuh) Program Prioritas Pengadilan Agama, yaitu :
- Program Penyelesaian Perkara;
- Program Manajemen SDM;
- Program Pengelolaan Website;
- Program Pelayanan Publik dan meja Informasi di Pengadilan;
- Program Implementasi SIADPA;
- Program Justice for All yang terdiri dari Perkara Prodeo, Sidang Keliling dan Pos Bantuan Hukum (Posbakum);
- Program Pengawasan.
Dalam hal perencanaan anggaran (RKA-KL) agar melibatkan semua komponen yang ada sehingga diperoleh P-3, perencanaan yang matang, kemudian pelaksanaan yang tepat dan pengawasan yang ketat. Disini perlu diberdayakan Hakim Pengawas Bidang (Hawasbid) dan dalam pelaksanaan tupoksi peradilan dilakukan secara efisien, efektif
Selanjutnya menjadi satu keharusan bagi pimpinan pengadilan untuk menerapkan manajemen M-3 (Man, Money and Material) :
Manajemen SDM, pimpinan dituntut mempunyai daya inovasi yang tinggi, dapat mencari solusi bagaimana caranya agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, cepat dan tepat waktu meskipun dengan SDM yang sangat terbatas;
- Manajemen Keuangan, pimpinan harus dapat merencanakan anggaran, menerapkan anggaran yang ada secara efisien dan efektif sehingga kegiatan perkantoran dapat berjalan dengan baik dan lancar ;
- Manajemen Sarana dan Prasarana, dalam hal ini pimpinan harus dapat mengatur sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang tugas-tugas peradilan dalam melayani para pihak berperkara dan memberi kenyamanan bagi para pegawai.
Mengakhiri pembinaannya Pak Wildan berharap agar aparatur peradilan agama memiliki Kematangan Intelektual, Integritas dan Moralitas yang tinggi sehingga menjadi aparatur peradilan agama yang berkwalitas.
Setelah pembinaan usai dibuka sesi tanya-jawab, yang disambut antusias oleh audiens, hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan, mumpung bertemu langsung dengan KPTA, demikian kalimat yang terlontar dari beberapa pegawai. (Sgt_b@gkeu).