Ketua PA Surakarta Ajak Peserta Upacara HUT RI Mendoakan Mesir

Surakarta ׀ pa-surakarta.go.id
Ketua PA Surakarta, Drs. H. Ma’muri, SH., MSI. mengajak peserta upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI ke-68, Sabtu (17/8/2013) untuk mendoakan Mesir yang sedang dilanda krisis.
“Mesir adalah negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Ketika negara itu sekarang sedang ditimpa musibah, marilah kita doakan semoga badai segera berlalu,” kata Drs. H. Ma’muri, SH., MSI. di hadapan seluruh hakim dan pegawai PA Surakarta.
“Kita tidak mau ikut campur urusan dalam negeri suatu negara. Kita hanya mendoakan semoga Mesir segera menemukan solusi yang terbaik,” imbuhnya.
Dalam sambutan selaku inspektur upacara di halaman PA Surakarta Jl. Veteran No. 273 Surakarta, awalnya Drs. H. Ma’muri, SH., MSI. menceritakan perjuangan para pahlawan bangsa dalam mengusir kaum penjajah dari bumi nusantara. Meskipun Bung Karno dan Bung Hatta berhasil memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bukan berarti perjuangan telah usai.
Proklamasi kemerdekaan saja tidak cukup menjadi negara yang merdeka dan berdaulat, tetapi harus mendapat pengakuan dari dunia internasional. Hanya selang beberapa minggu setelah proklamasi, penjajah datang lagi dan mengklaim Indonesia masih menjadi bagian dari jajahannya. Perlawanan rakyat pun terjadi di mana-mana.
Sementara di dalam negeri rakyat mengangkat senjata melakukan perlawanan fisik, para pemuda dan mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Mesir memainkan peran diplomasi. Anak-anak muda itu dengan gigih mendekati pemimpin Liga Arab dan Mesir dengan mengatakan bahwa di tempat yang jauh di sana ada negeri muslim yang sedang mengulurkan tangan memohon bantuan.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya Mesir tercatat sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, negara pertama yang mengirim utusan ke Indonesia di tengah-tengah blokade penjajah dan negara pertama yang menandatangani penjanjian persahabatan dengan Indonesia.
Orang nomor wahid di PA Surakarta itu menguraikan sejarah perjuangan kemerdekaan dengan maksud agar generasi sekarang tidak lupa diri dan selalu ingat dengan pengorbanan dan jasa para leluhurnya, termasuk jasa pihak lain seperti Mesir. Bung Karno berpesan, “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah” (disingkat JAS MERAH). Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan para hakim dan pegawai sebagai warga negara untuk mensyukuri karunia Allah berupa kemerdekaan yang sudah berumur 68 tahun. “Sekarang ini kita hidup bahagia.
Sudah merdeka, tidak perlu memanggul senjata. Bisa makan enak dan tidur nyenyak. Maka jangan lupa bersyukur,” pesan alumnus Pascasarjana UII Yogyakarta Jurusan Hukum Bisnis Syariah itu.
Syukur itu, menurutnya, bisa diwujudkan dengan menjadi abdi negara yang baik. “Bekerja dengan baik, disiplin masuk kantor, rajin dan bersemangat tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan, serta mendukung program-program Mahkamah Agung demi terwujudnya badan peradilan indonesia yang agung,” tandasnya.
Di bagian akhir dari sambutannya, Drs. H. Ma’muri, SH., MSI. menyampaikan terima kasih kepada seluruh keluarga besar PA Surakarta, dari hakim sampai honorer, atas segala pengabdiannya. Ia juga berdoa, mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, yaitu Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. (fahr)