Ketua PA Karawang Bernostalgia di PA Mempawah

Mempawah | www.pa-mempawah.go.id
Seusai mengambil sumpah dan melantik Mantan Sekretaris Dirjen Badilag, Dr. H. Farid Ismail, SH., MH. sebagai hakim di PA Karawang pada Jumat (22/11/2013), Ketua PA Karawang Drs. H. M. Arsyad M, SH., MH. mengambil cuti selama 3 hari (25-27/11/2013). Selama cuti itu, ia berada di Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak. Ia sempat bernostalgia dengan para hakim dan pegawai di PA Mempawah.
Di PA Mempawah, pria asal Sulawesi Selatan itu pernah bertugas 2 kali. Tahun 1998-2002 sebagai hakim dan tahun 2008-2011 sebagai ketua PA. Di luar itu, ia tetap datang dan berkunjung ke Kota Bestari, karena di sinilah tempat tinggal istri tercintanya, Hj. Yuliana Arsyad, S.Pd., M.Pd.
Bu Arsyad, begitu panggilan istrinya sehari-hari, tidak bisa ikut mendampingi Arsyad ke Karawang, karena sedang dipercaya sebagai kepala MTs Negeri Mempawah Hilir.
Saat tiba di PA Mempawah pada Rabu (27/11/2013) pukul 08.30 WIB., ayah dari M. Ridhatul Aslam dan Ayu Fitriah itu disambut oleh petugas di bagian resepsionis. Sebelum kedatangannya diketahui dan ditemui oleh para hakim dan pegawai, ia membuka layar sentuh yang terletak di meja informasi. Ia me-klik berita di badilag.net berjudul “Pelantikan Farid Ismail sebagai Hakim PA Karawang”.
“Saya baru sempat baca berita ini sekarang. Maklum 3 hari ini saya cuti,” ujarnya kepada beberapa hakim dan pegawai yang tiba-tiba mengerumuni Arsyad setelah mereka tahu kedatangan mantan orang nomor satu di PA Mempawah itu.
“Selamat ya Pak atas pengambilan sumpah dan pelantikan yang Bapak lakukan kepada Mantan Sekretaris Dirjen Badilag. Tentu ini merupakan suatu kehormatan. Tidak semua ketua PA mempunyai kesempatan seperti Bapak. Apalagi yang menghadiri acaranya orang-orang penting, seperti Dirjen, Ketua PTA Bandung dan para Eselon II Badilag,” kata salah seorang hakim, H. Fahrurrozi, SHI. kepada Arsyad saat berjalan menaiki tangga menuju Ruang Hakim I di lantai 2.
Arsyad berbincang-bincang dengan hakim dan pegawai yang tidak sedang melayani para pihak dan tidak bersidang. Ia berbagi cerita dan pengalaman di tempat tugasnya yang sekarang. Ia pun menanyakan kabar masing-masing hakim dan pegawai. Tidak ada yang berubah darinya. Ia selalu menaruh perhatian, sebagaimana dulu saat ia memimpin PA Mempawah, sehingga hubungannya dengan para hakim dan pegawai tidak semata-mata hubungan birokratis. Lebih dari itu, tak ubahnya seperti hubungan orang tua dengan anak-anaknya, atau seorang kakak dengan adik-adiknya, atau hubungan sahabat.
Dalam perbincangan yang santai dan penuh kekeluargaan itu, Arsyad sempat menceritakan pengalamannya mengikuti fit and proper test untuk menjadi ketua PA Kelas IA di ibukota propinsi, beberapa waktu lalu.
“Ditanya oleh Pak Sekretaris MA tentang Teknologi Informasi (TI). Saya tentu siap sekali karena saya memang suka dengan TI, bahkan sudah saya praktekkan di Sambas dan Mempawah. Ketika diuji oleh Pak Dirjen, ditanyakan DIPA Badilag itu nomor berapa. Saya jawab, nomor 04. Lalu ditanyakan Nomor 04 itu untuk apa saja, saya jawab untuk sidang keliling dan prodeo. Seperti inilah pertanyaannya,” cerita Mantan Wakil Ketua PA Pontianak itu.
“Pesan saya, dari sekarang ketahui semua hal di kantor ini, walaupun tidak secara mendetail. Apalagi para hakim hampir dipastikan calon-calon pimpinan. Jangan sampai meremehkan hal-hal yang kecil,” imbuhnya.
Arsyad yang pernah bertugas selama 24 tahun di Kalimantan Barat itu juga berpesan kepada para hakim dan pegawai supaya bersungguh-sungguh bekerja. “Sebelum bekerja, semua kita pasti mengajukan lamaran kerja. Ingin bekerja. Nah, setelah diterima bekerja, laksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Jika muncul rasa malas, segeralah ingat tujuan awal masuk kantor. Insyaallah, jika bekerja rajin dan penuh semangat, hidup jadi berkah,” pesannya.
“Selain itu, jaga terus kekompakan dan kebersamaan sesama warga PA. Masa kita di kantor ini jauh lebih lama dibandingkan di rumah. Kita di kantor hampir 8 jam tiap hari, sedangkan berkumpul bersama anak dan istri hanya beberapa jam saja. Maka, sesama rekan kerja harus akur dan rukun. Jika ada masalah, segera selesaikan. Sebab, jika memendam masalah dan saling mendiamkan, akan mengganggu kinerja,” tambahnya.
Ketua PA Karawang itu mengatakan, walaupun jauh di mata, PA Mempawah tetap dekat di hati. Ia selalu memantau perkembangan PA yang wilayah hukumnya mencakup Kabupaten Pontianak, Kubu Raya dan Landak itu. Terutama di bidang TI yang ia rintis pertama kalinya. “Ingat, PA Mempawah pernah meraih Juara I di bidang pengelolaan website PA secara nasional. SIADPA juga masih diperhitungkan di Kalimantan Barat. Pertahankan prestasi itu!,” tegasnya.
Setelah puas bernostalgia, peraih gelar SH dan MH dari Universitas Tanjungpura Pontianak itu berpamitan. Jarum jam di Ruang Kesekretariatan (tempat singgah terakhir setelah dari ruang-ruang yang lain) ketika itu menunjukkan angka 12.00.
Sepulang mantan atasannya itu, seorang hakim perempuan asal Jepara, Ema Fatma Nuris, SHI. menyampaikan penilaiannya. Di mata alumnus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, Arsyad adalah sosok pemimpin yang penuh perhatian dan merakyat. “Harus diakui, pada masa Pak Arsyad di sini pengajian aktif. Kegiatan Dharmayukti juga aktif. Beliau suka bersilaturrahmi ke rumah-rumah hakim dan pegawai. Setiap hari beliau selalu berkeliling masuk ke tiap-tiap ruangan melihat aktivitas kantor,”
Hakim lainnya, Yusnardi, SHI. juga mengamini komentar Ema. Arsyad, menurutnya, tipe pemimpin yang lembut tapi tegas. “Beliau sangat bersahabat dan tak segan-segan menyapa lebih dulu bawahannya. Beliau rajin bersilaturrahmi. Walaupun sudah lama tidak di PA Mempawah, beliau masih saja menjalin komunikasi dengan hakim dan pegawai di sini,” lanjut pria asal Aceh yang bertugas di PA Mempawah sejak 2011 itu.
Penilaian lainnya dikemukakan oleh Syarif Zulkifli, pegawai honorer yang selalu mendampingi Arsyad selama 4 tahun sebagai sopir. “Pak Arsyad sangat berarti bagi saya. Beliau adalah guru dan orang tua bagi saya. Orangnya low profile, ramah dan bergaul dengan siapa saja, tanpa memandang pangkat dan jabatan. Beliau dekat dengan semua kalangan, dari mulai hakim sampai pegawai terendah,” kesannya.

“Selama saya menyopiri beliau, pastilah ada kesalahan atau kekurangan yang saya perbuat, tapi sama sekali beliau tidak pernah memarahi saya,” tambah staf kepaniteraan itu.
Selain di PA Mempawah, selama cuti Arsyad juga menyempatkan diri berkunjung ke arena Rakerda PTA Pontianak. Di tempat tersebut, ia melepas kangen dengan teman-temannya, para ketua PA se-Kalimantan Barat dan hakim tinggi, serta bertemu Ketua PTA Pontianak, Drs. H. Hasan Bisri, SH., M.Hum. (Tim Redaksi)
