logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on .

Ketua MS Aceh : Manusia Terlahir Dalam Keadaan Fitrah dan Jahil

Banda Aceh | ms-aceh.go.id

Memasuki hari kedelapan ibadah puasa pada bulan Ramadhan ini, pelaksanaan ceramah agama ba’da shalat Zuhur dilakukan dalam bentuk tanya jawab.  Yang bertindak sebagai nara sumber adalah Ketua MS Aceh H. Idris Mahmudy dan Wakil Ketua H. M. Jamil Ibrahim. Ada 3 (tiga) orang penanya pada kesempatan kali ini, yaitu Asri Damsy, H. Helmi Daud dan Azhar Ali.

Asri Damsy menanyakan setentang tanggung jawab manusia kepada Tuhan dalam melaksanakan ibadah. Hal tersebut ditanyakan Asri Damsy karena manusia telah berjanji kepada Tuhan akan selalu taat kepadaNya. Atas pertanyaan tersebut, Ketua memberikan jawaban bahwa manusia terlahir dalam keadaan fitrah dan jahil (bodoh). Manusia lahir tidak membawa kesalahan apa-apa, ibarat kertas putih yang tidak bernoda sedikitpun. Tergantung kepada orang tua dan lingkungannya yang akan mempengaruhi perjalanan hidup seseorang. “Manusia lahir dalam keadaan fitrah dan tidak mengetahui apa-apa (jahil),” tandas Ketua menjelaskan.

Ketua mengatakan manusia harus berusaha dengan segala daya upaya untuk menentukan masa depannya. Manusia tidak boleh hanya berpangku tangan dan pasrah kepada nasib. “Allah tidak akan mengubah nasib seseorang tanpa ada usaha dan ikhtiar dari yang bersangkutan,” ujar Ketua. Berhubung manusia terlahir dalam keadaan jahil, maka manusia harus belajar agar menjadi pintar dan menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini diperlukan agar manusia mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai khalifah di muka bumi.

Selain pertanyaan di atas, Asri Damsy juga menanyakan tentang iktikaf. Hal ini berhubungan dalam suasana Ramadhan yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal termasuk iktikaf. Apa boleh iktikaf selain di mesjid misalnya di mushalla, tanya Asri Damsy. Ketua memberikan jawaban bahwa pada dasarnya iktikaf hanya dapat dilaksanakan di mesjid sesuai dengan yang disebutkan dalam al-Qur’an. Namun demikian, akan lebih baik apabila selama berada di mushalla berniat untuk iktikaf.

Pertanyaan yang diajukan H. Helmi Daud adalah tentang talqin, yaitu mengajari mayit yang baru saja dikuburkan agar ia mampu memberikan jawaban atas pertanyaan malaikat munkar dan nakir. Menanggapi pertanyaan tersebut, Ketua menjelaskan bahwa talqin atas mayit adalah masalah khilafiyah. Ketua menghimbau kepada jamaah agar melakukan talqin kepada seseorang yang akan meninggal dunia, yaitu mengajarinya agar mengucapkan tahlil atau kalimat-kalimat thayyibah lainnya sehingga dia meninggal dalam keadaan husnul khatimah. “Sebaiknya talqin dilaksanakan untuk orang yang akan meninggal dunia,” kata Ketua menjelaskan.

Pertanyaan Azhar Ali seputar masalah jin. Apakah jin beriman seperti manusia, tanya Azhar Ali. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Wakil Ketua dengan mengatakan bahwa jin adalah sama seperti manusia,  ada yang beriman dan ada yang kafir. Hal ini didasarkan kepada ayat al-Qur’an yang artinya : tidaklah Aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu. “Jin sama seperti manusia, kata Wakil Ketua seraya mengutip beberapa ayat al-Qur’an.

Kegiatan Ramadhan dalam bentuk diskusi seputar agama tersebut berlangsung lebih kurang 45 menit dan akhirnya dianggap selesai dan ditutup oleh Azhar Ali yang merupakan pengurus Mushalla MS Aceh.

(AHP)

 

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice