Ketua dan Wakil Ketua PA Ambon Mengikuti Buka Puasa Bersama

Ambon | www.pa-ambon.go.id
Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Agama Ambon Drs. H. Ediwarman, SH., MHI dan Drs. H. A Tukacil., MH pada hari senin tanggal 07/07/2014 menghadiri acara buka puasa bersama yang digelar oleh Pengadilan Tinggi Agama Ambon yang bertempat di ruang aula Pengadilan Tinggi Agama Ambon. Hadir dalam acara ini ialah para Hakim dan Pejabat dari 4 lingkungan peradilan yang ada di Ambon, para tamu undangan, para Pegawai PA. Ambon serta keluarga besar PTA. Ambon.
Acara yang dipandu oleh pembawa acara Drs. H. Hambali Barmula, SH ini berlangsung dengan penuh khidmat, dengan komposisi acara ; pembacaan kalam illahi, sambutan Ketua PTA. Ambon, penyerahan sedekah dan Infaq keluarga besar Pengadilan Tinggi Agama Ambon kepada yang berhak menerima yaitu seluruh pegawai honor PTA. Ambon, serta ceramah ramadhan oleh DR. Nasruddin Wasrony. Buka puasa bersama ini mengambil Tema “Dengan Puasa Kita Tingkatkan Disiplin dan Etos Kerja Menuju Peradilan Yang Agung”.
Mengawali sambutannya Ketua Pengadilan Tinggi Agama Ambon Drs. H. Jufri Ghalib, SH. MH, menyampaikan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga acara ini dapat terlaksana dengan baik, dan kepada para tamu undangan, rekan-rekan Hakim Tinggi, Hakim, Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Agama Ambon beliau mengucapkan terima kasih telah hadir, terutama kepada penceramah yaitu bapak DR. Nasruddin Wasrony yang dapat meluangkan waktunya untuk memberikan ceramah dan mengikuti acara buka puasa bersama di Pengadilan Tinggi Agama Ambon ini.
Alhamdulillah pada hari ini, ditempat yang teduh ini, kita dapat melaksanakan suatu acara yang memang disunahkan didalam agama Islam, dan telah kita saksikan bersama tadi acara penyerahan sedekah dan infaq kepada mustahiq dari kalangan pegawai honorer dan pegawai kita yang dianggap kurang mampu.
Memang pada tahun ini kita bisa melakukan penyerahan sedekah dan infaq hanya untuk beberapa orang saja, beliau berharap mudah-mudahan ditahun depan kita bisa menambah lagi sedekah dan infaq yang akan diberikan. sebagaimana tersebut didalam firman Allah bahwa ciri-ciri orang yang bertakwa yaitu antara lain gemar melaksanakan sedekah dan infaq dalam keadaan kemudahan maupun dalam keadaan kesempitan.
Apalagi dalam bulan ramadhan ini, selain melaksanakan ibadah puasa ada juga ibadah-ibadah lainnya termasuk pula penyerahan infaq yang semata-mata adalah untuk mencapai tingkat atau predikat takwa ‘ujarnya’, karena orang-orang yang bertakwa itu dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan surga yang luasnya itu setara dengan luas langit dan bumi (Al-Imran ayat 133).
Kemudian acara dilanjutkan dengan ceramah yang disampaikan oleh DR. Nasruddin Wasrony, beliau menyampaikan ; kalau bicara bulan ramadhan sudah pasti bukan hanya orang Islam saja mengakui, bulan ramdahan itu bulan yang istimewa, dirasakan oleh seluruh umat sedunia. Ini semua disebabkan karena adanya satu perintah yaitu perintah untuk melaksanakan puasa, dan pada bulan Ramadhan ini pula adanya peristiwa turunnya Al-Qur’an, adanya peristiwa satu malam yang istimewa yaitu malam lailatul qadar.
Beliau menjelaskan, dulu waktu Allah SWT menciptakan langit dan bumi diceritakan pada surat At-Taubah diterangkan ; langsung Allah mengepakkan bilangan tahun terdiri atas 12 bulan, kemudian Allah SWT memberi nama-nama bulan itu yaitu bulan muharram, safar, rabiul awal, rabiul akhir, jumadil awal, jumadil akhir, rajab, sa’ban, ramadhan, syawal, djulkaidah, dzulhijjah.
Kemudian Allah SWT meletakkan bulan sebagai patokan untuk menjadikan satu tahun menjadi 12 bulan. Lalu Allah meletakan 4 bulan diantara 12 bulan itu untuk menjadi bulan suci yaitu bulan muharram, rajab, dzulkaidah, dzulhijjah. Pertanyaan-nya berarti ramadhan tidak termasuk bulan suci?. lalu kapan bulan ramadhan menjadi bulan suci? rupanya bulan ramadhan itu dispesialkan oleh Allah SWT, diangkatnya ramadhan itu menjadi bulan suci ketika diwajibkannya untuk berpuasa dan ditetapkan ramadhan sebagai bulan puasa, dalam ayatnya di katakan “KUTIBA ‘ALAIKUMUSHIYAAMU KAMAA KUTIBA ‘ALALLADZIINA MIN QOBLIKUM LA’ALLAKUM TATTAQUUN” : diwajibkan atas kamu berpuasa sebagimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu.
Samakah puasa orang-orang sebelum kita? DR. Nasruddin Wasrony menjelaskan cara berpuasa orang dahulu acaranya sama, syarat dan rukunnya juga sama namun ada yang berbeda yaitu waktu pelaksanaannya beda, adanya perbedaan antara perintah puasa orang-orang terdahulu dan kita yaitu : orang-orang dahulu diperintahkan puasa mereka tidak punya bulan puasa yang ada hanyalah hari-hari puasa. contoh umat nabi adam dan umat nabi nuh, mereka diwajibkan berpuasa tiap satu bulan 3 hari, berarti satu tahun 36 hari mereka berpuasa. Umat nabi ibrahim berpuasa dalam satu minggu 2 hari kalau sebulan 8 hari berarti dalam satu tahun menjadi 96 hari mereka berpuasa, yang lebih dasyatnya lagi umat nabi daud mereka berpuasa tiap 2 hari satu kali, berarti umat nabi daud itu dalam satu tahun mereka berpuasa setengah tahun. Sedangkan perintah puasa dijatuhkan kepada muhammad untuk umatnya yaitu berpuasa penuh pada bulan ramadhan. Itu yang yang membedakan puasa orang dahulu dengan kita ‘ujarnya.
Kemudian Allah memberikan keistimewaan kepada bulan ramadhan ketika kita melaksanakan puasa, lalu diangkat bulannya menjadi bulan suci, diistimewakan amal ibadah pada bulan itu dilipat gandakannya dan 10 hari pertama silahkan umat muhammad diberikesempatan untuk memohonkan doa kepada Allah dalam perbaikan hidup di dunia.
Untuk itulah adanya perbedaan hidup didalam ramadhan dan hidup diluar ramadhan, suasananya juga berbeda bayangkan kalau tidak ada ramadhan dijadikan perintah puasa seperti yang sekarang mungkin hidup kita pasti juga tidak ada seninya. Ramadhan cukup dirasakan oleh seluruh umat didunia, perintah puasa pada bulan ramadhan membuat bulan ramadhan diangkat menjadi bulan suci menjadi penghulu bagi seluruh bulan yaitu supaya kamu bertakwa, kemudian janji Allah kepada orang yang bertakwa yaitu dijanjikan rizkinya dan diberi keselamatan didunia dan akhirat. (IT)