Kenang Sejarah Ketua MS Kualasimpang Silaturrahmi ke Kemenag Kabupaten Aceh Tamiang
Kualasimpang | kualasimpang.ms-aceh.go.id
Satu dasawarsa sudah Pengadilan Agama berubah namanya menjadi Mahkamah Syar’iyah. Tepatnya pada tanggal 04 Maret 2013 Pengadilan Agama tersebut dulu berada dibawah naungan Departemen Agama namun sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 perubahan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam Pasal 10 ayat (1) dinyatakan bahwa : Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi, maka sejak saat itu Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah berada dibawah Mahkamah Agung.
Dalam rangka Milad Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang yang ke 10 tersebut dan untuk mengenang sejarah itulah Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang melakukan kunjungan silaturrahmi ke Kemetrian Agama Kabupaten Aceh Tamiang pada hari Kamis Tanggal 11 April 2013.
Kedatangan rombongan Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang yang terdiri dari Ketua Ibu Dra. Hj. Jubaedah, SH, Wakil Ketua Bapak Syafri, SH, Hakim Mursyid Syah, S. Ag, Wakil Sekretaris Muhammadan Akhyar, SH dan Staf Nurizal Ardiansyah, SE, disambut oleh Kepala Kantor Kementrian Agama Bapak. H.T. Helmi., SMHK. S.Pd, Kasubag Tata Usaha Bapak Drs. Salamina dan seluruh Kepala Seksi, bertempat diruang kerja Kepala Kementian Agama.
Dalam sambutannya Kepala Kementrian Agama menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ketua Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang yang sudah berinisiatif melakukan kunjungan silaturrahmi. Beliau juga menyampaikan tentang perubahan nama Departemen Agama menjadi Kementrian Agama.
Selanjutnya beliau juga menjelaskan bahwa sampai pada hari ini masih ada persepsi masyarakat bahwa Mahkamah Syar’iyah dengan Departemen Agama/Kementrian Agama itu sama, karena mempunyai tugas-tugas dengan persoalan-persoalan agama yang terjadi di masyarakat, ada persinggungan hubungan kerja antara Mahkamah Syar’iyah dengan Kementrian Agama, meskipun sebenarnya secara tugas pokok dan fungsinya Mahkamah Syar’iyah dan Kementrian Agama mempunyai tugas yang berbeda.
Selanjutnya Ketua Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang Ibu Dra. Hj. Jubaedah. SH dalam sambutannya menyampaikan bahwa kunjungan silaturrahmi Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang adalah dalam rangka mengenang sejarah yang mana Pengadilan Agama dengan Kementrian Agama dulu pernah satu rumah.
Selain bernostalgia Ketua juga menyampaikan perlu adanya kerjasama antara Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang dengan Kementrian Agama dalam rangka peningkatan pemahaman menyangkut hukum-hukum Islam yang menjadi rujukan di Mahkamah Syar’iyah dalam bentuk penyuluhan hukum yang mana pesertanya adalah Kepala KUA, Penghulu dan Imam-Imam Desa/Kampung.
Lebih spesifik Ketua Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang menawarkan “satu pilot project” membentuk kawasan yang berbasis Syari’at Islam yang diberi nama “Gampong Syari’ah”.
Kepada Kepala Kementrian Agama, Ketua Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang menyampaikan bahwa kunjungan silaturrahmi ini adalah yang ke tiga setelah silaturrahmi ke Bupati dan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU). Dalam silaturrahmi sebelumnya Ketua Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang menawarkan program pelaksanaan “Itsbat Nikah” bagi masyarakat Aceh Tamiang yang selama ini tidak mempunyai legalitas formal, yang direspon positif oleh Bupati dan Ketua MPU.
Di akhir pertemuan tersebut Kepala Kator Kementrian Agama merespon positif program kerja sama yang ditawarkan oleh Ketua Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang bahkan salah seorang Kepala Seksi menyampaikan rasa bangga dan salut kepada Ketua Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang yang notabene seorang perempuan mampu menjembatani beberapa lembaga sekaligus mengajak duduk bersama untuk melakukan program keagamaan di Aceh Tamiang, yang salah satunya adalah “Membentuk Gampong Syari’ah”