Hakim Wafat di Meja Kerja Saat Susun Putusan, Para Hakim PA Soreang Ikut Berduka
Soreang-Bandung, 26 Januari 2021
Kabar duka kembali tersiar di media sosial grup hakim PA Soreang petang kemarin. Kabar duka tersebut menimpa salah satu anggota Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) yang bertugas di Pengadilan Agama Barru, Sulawesi Selatan. Institusi berlambang cakra ini kembali kehilangan salah satu squad handal yang merupakan jebolan Pendidikan dan Pelatihan Hakim Terpadu (PPCT) Angkatan II.
Hakim Husaima, S.H.I., M.H., didapati wafat di meja kerjanya sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan tim red, almarhum sedianya berada di kantornya menjalankan tugas seperti biasa. Seperti kebiasaannya, tiap Senin dan Kamis, ia berpuasa sunnah. Namun kemarin, istri almarhum was-was karena Husaima belum kunjung pulang untuk berbuka puasa padahal bedug Magrib telah lama ditabuh. Ia pun memberanikan diri menghubungi Ketua PA Barru untuk melihat keadaan suaminya itu.
Namun kenyataan taqdir harus direguk oleh keluarga besar PA Barru terutama istri Husaima. Ketua PA Barru, Andi Muhammad Yusuf Bakri, menemukan Husaima sudah wafat persis di kursi kerjanya. Layar laptop masih menyala dengan konsepan putusan yang baru saja ia kerjakan. Terlihat pula laman hijau SIPP ikut terbuka di layar itu. Rekan hakim yang seruangan dengannya menuturkan, bahwa hari itu, pekerjaan almarhum sedang padat. Kemungkinan almarhum berupaya menyelesaikan putusan sekaligus menguploadnya di SIPP. Upaya ini biasa dilakukan semua hakim untuk mencapai target one day publish.
Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Husaima wafat dalam keadaan sedang mengerjakan tugasnya sebagai pejuang agama, menegakkan hukum dan keadilan.
Semasa hidupnya, almarhum dikenal memiliki komitmen yang kuat dalam membangun kebersamaan baik personal maupun institusional. Etos kerja pun tidak diragukan lagi. Tak berlebihan, pengalaman hidup almarhum cukup mentereng. Ia bahkan pernah menjabat sebagai ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Barru, kampung halamannya, sebelum akhirnya lulus dalam seleksi hakim tingkat pertama di tahun 2011 lalu.
Di angkatannya (hakim angkatan VII/PPCT II), nama bang Chema, sapaan akrabnya, sudah sangat familiar. Bagaimana tidak, Husaima tercatat pernah memimpin angkatannya selaku ketua senat dalam masa pendidikan dan pelatihan cakim terpadu Mahkamah Agung RI tahun 2012 silam. Membangun kebersamaan dan kekompakan tim telah populer menjadi ciri yang melekat di benak koleganya mengenai figur Husaima. Jargon "tetap semangat, makan yang banyak" rasanya tak mungkin lekang di ingatan hakim angkatan VII.
Tak ayal, sepak terjangnya selama ini, baik sejak menjalani diklat hakim maupun selama bertugas sebagai hakim, menjadi riwayat kebaikan tersendiri yang diukirnya selama ini. Kesan baik pun seragam mengemuka guna mengenang hakim berdarah Bugis (ugi') ini.
Meski sebagian besar tidak mengenal secara pribadi dengan figur almarhum, namun segenap hakim PA Soreang sangat berduka atas wafatnya Hakim Husaima. Ketua PA Soreang, H. Mahrus bahkan mengirimkan pesan secara khusus di grup wa squad PA Soreang.
"Walau saya belum pernah berinteraksi lsngsung dengan almarhum Husaima, saya menyaksikan beliau min ahlil khoyr, karena wafat dalam keadaan menjalankan tugas. Semoga kesaksian ini dapat menghantarkan beliau ke surga-Nya yg seluas langit dan bumi...aamiin" pesan H. Mahrus yang langsung centang ganda warna biru.
Menurut H. Mahrus, menyatakan kesaksian atas kebaikan almarhum seperti ini akan bermanfaat untuk almarhum sebagai jaminan surga untuknya sesuai sabda baginda Nabi Saw. Ia juga menyitir hadits mengenai keutamaan mempersaksikan kebaikan bagi umat Islam yang meninggal dunia.
"isyhaduu annahu min ahlil khayr!" seru H. Mahrus dengan emoticon wajah berduka. Persaksikanlah bahwa ia merupakan pelaku kebaikan semasa hidupnya (_red).
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... InshaAllah khusnul khotimah...Beliau ini merupakan Ketua Senat Cakim Hakim Angkatan VII/ PPC Terpadu II. Beliau merupakan orang yang sangat baik, penyabar serta pembimbing bagi yunior-yunior", kesan Dr. Mahmud, rekan seangkatan dengan almarhum.
"selamat jalan sahabat" tambahnya dengan memosting keadaan terakhir di rumah duka.
Hakim Pengadilan Agama Soreang lainnya ikut berkomentar agar kinerja dan tupoksi sebagai hakim dapat dilakukan secara proporsional. Pekerjaan yang padat seperti di PA Soreang ini, harus diimbangi dengan asupan gizi yang baik, istirahat yang cukup, dan olahraga secara proporsional. Itu adalah sebagai bentuk upaya kita menjaga karunia kehidupan yang diberikan Allah swt. Dan semua kegiatan sebagai hakim, harus selalu diyakini merupakan wadah kita melaksanakan perintah Allah swt untuk menegakkan hukum dan keadilan. Sehingga selama itu pula, hakim akan selalu berada dalam dimensi hubungan bersama Allah swt. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah swt. Amiin Yaa Rabbal Alamin.
(Erf/Red.Sor)