Hakim Tinggi PTA Ambon Ingatkan Kewajiban terhadap Sesama Muslim
Ambon|pta-ambon.go.id
Kulibas (kuliah limabelas menit) di Mushalla PTA Ambon, 15 Maret 2013, diisi oleh Drs. Tarmizi. Hakim tinggi PTA Ambon itu menyampaikan kuliah tentang kewajiban seorang muslim terhadap sesama muslim.
Penceramah mengutip sebuah Hadits Nabi Saw dan perkataan sahabat (atsar), bahwa kewajiban sesama hamba Allah Swt itu ialah: Ucapkan salam pada hamba, bila kamu bertemu dengannya; Perkenankan (hadiri) undangannya, bila ia mengundang kamu; Do’akanlah dengan mengucapkan “Yarhamukallah”, bila ia bersin; Kunjungilah (jenguklah), bila ia sakit; Saksikanlah jenazahnya, bila ia meninggal dunia; Perbaikilah sumpahnya, bila ia bersumpah merugikan kamu; Berilah nasehat, bila ia meminta nasehat; Jagalah privasinya, bila ia tidak berada disisimu; Cintailah ia, sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri; Hendaklah kamu tidak menyukai terjadinya sesuatu padanya, bila kamu tidak suka sesuatu itu terjadi pada dirimu.
Dalam hadits lain, Anas ra meriwayatkan dari Nabi saw, sesungguhnya beliau bersabda, yang artinya sebagai berikut: ”Diantara hak orang-orang islam terhadap kamu ada empat, yaitu: Hendaklah kamu membantu mereka yang berbuat baik; Hendaklah kamu memohonkan ampun mereka yang berbuat dosa; Hendaklah kamu memanggil mereka bila mereka berpaling darimu; Hendaklah kamu mencintai mereka yang bertobat”.
Lebih lanjut ustadz Tarmizi, menyampaikan, bahwa diantara hak-hak sesama muslim, ialah:
Pertama, Hendaklah seseorang mencintai orang yang beriman, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, dan membenci sesuatu yang tidak disukainya terjadi pada dirinya, sebagaimana kebenciannya bila sesuatu itu terjadi pada dirinya sendiri.
Nu’man bin Basyir berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, yang artinya sebagai berikut: “Perumpamaan orang-orang yang beriman, didalam saling mengasihi dan menyayangi diantara mereka, bagaikan satu tubuh, ketika salah satu anggota tubuhnya ada yang sakit, anggota-anggota tubuh yang lainnya ikut merasakan sakit.”
Abu Musa meriwayatkan, dari Nabi saw, beliau bersabda, yang artinya sebagai berikut: ”Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya, bagaikan satu bangunan yang saling kuat menguatkan satu sama lainnya”.
Kedua, Hendaklah seseorang tidak menyakiti orang-orang islam, baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan. Nabi Muhammad saw bersabda:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده
Artinya: “Orang muslim, ialah orang yang dapat membuat kaum muslim merasa aman dari lidah dan tangannya”.
Nabi saw. Bersabda: “Tahukah kamu, siapakah orang islam itu ? Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Orang islam itu ialah orang yang dapat membuat orang-orang islam merasa selamat dari gangguan lidah dan tangannya.” Lalu mereka bertanya, siapakah orang yang beriman itu? Beliau bersabda: Yaitu orang yang dapat membuat aman orang-orang mukmin baik jiwa maupun harta mereka.” Mereka bertanya lagi, siapakah orang yang berhijrah itu? Beliau bersabda: “Orang yang berhijrah dari kejahatan lalu menjauhinya.”
Nabi saw bersabda: “Tidak halal bagi orang Islam, menisyaratkan pandangan yang menyakitkan bagi saudaranya sesama muslim.”
Nabi saw bersabda: “Tidak halal bagi orang islam mengejutkan orang islam dengan keterkejutan yang tidak baik.”
Ketiga, Hendaklah kamu tidak mendiamkan (tidak mau menyapa) orang yang dikenalnya melebihi tiga hari, sekalipun kamu membencinya. Abu Ayyub Al-Anshari berkata, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim, memutus(hubungan dan tidak menegur sapa) saudaranya (sesama agama) lebih dari tiga hari, ketika antara keduanya bertemu dia berpaling dan yang satupun berpaling. Orang yang terbaik diantara keduanya ialah yang memulai mengucapkan salam (menyapa).”
Keempat, Tidak mengintai atau berusaha mendengarkan rahasia (nguping) sebagian atas sebagian yang lain, dan tidak pula menyebar luaskan apa yang didengarnya dari sebagian kepada kepada sebagian yang lain. Nabi saw bersabda: “Tidak akan masuk surga tukang adu domba atau pemfitnah”.
Kelima, Hendaklah kamu bersikap tawadhu’, dan tidak sombong terhadap setiap orang Islam. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Diriwayatkan dari Abi Aufa, sesunggunya Rasulullah saw bersikap tawadhu’ kepada setiap orang Islam. Beliau tidak menghina dan tidak pula sombong serta tidak merasa malu berjalan bersama dengan janda dan orang-orang miskin, sehingga beliau dapat menyampaikan keperluannya, dan merekapun merasa puas.
Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt memberikan wahyu kepadaku, hendaklah kamu bersikap tawadhu’, sehingga seseorang tidak merasa sombong atas orang lain. Kemudian bila seseorang bersikap sombong pada yang lain hendaklah ia bersabar.”
Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita berdo’a semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya kepada kita. Sekian dan demikian yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon ma’af atas kesalahan dan kurang lebihnya.(ar)