logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on .

Hakim PA Stabat Jadi Ustadzah

Stabat | pa-stabat.net

Kegiatan bina mental (bintal) di Pengadilan Agama Stabat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Rabiul awal 1435 H/23 Januari 2014, bertempat di ruang sidang utama PA Stabat.

Pemandu acara  ibu Dra. Zuairiah, S.H., (Wapan PA Stabat) mengajak peserta bintal mengawali bina mental ini dengan sama-sama membaca lafazd basmallah kemudian dilanjutkan dengan  tausiah pada bintal hari ini oleh Dra. Hj. Masdaniar (Hakim PA.Stabat).

Sebelum bertausiah, terlebih dahulu dikumandangkan ayat suci Al-qur’an oleh saudara Jamaluddin, S.Ag., M.H. (Panitera Pengganti) PA. Stabat.

Adapun thema yang disampaikan oleh ustazah tersebut adalah “ mengingat Allah zikrullah”.

Selanjutnya Ustazah membacakan firman Allah yang tercantum pada surah al-Nur ayat 37-38.

Dalam tausiahnya ustazah mengisahkan ada seorang Alim yang tinggal di desa. Dia pergunakan hari-harinya untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah dan memelihara dirinya dari hal-hal yang buruk.

Suatu malam ketika si Alim tertidur, dia bermimpi menyaksikan iman seorang penjaga toko lebih baik dari dirinya. Ketika dia terbangun, dia merasa mengapa iman si penjaga toko lebih baik daripada dirinya, sedangkan dia sudah merasa begitu banyak mendekatkan diri kepada Allah.

Kemudian dia berfikir bahwa mimpinya hanya bunga tidur, tetapi mimpi tersebut tetap mengganggu fikirannya, akhirnya dia bertekad untuk mencari si penjaga toko yang hadir dalam mimpinya.

Singkat cerita si Alim bertemu dengan penjaga toko, dia memperhatikan  kegiatan si penjaga toko. Si penjaga toko melayani pembeli dengan baik. Dan ketika waktu shalat tiba si pejaga toko pun pergi mengerjakan shalat, setelah selesai dia melanjutkan kembali pekerjaannya sebagai penjaga toko.

Ketika melihat si Alim belum dilayani si penjaga toko bertanya kepada si Alim “Adakah yang bisa saya bantu Tuan ?”. si Alim menjawab “tidak ada”. Si Alim pun menyampaikan kepada si penjaga toko bahwa dirinya tidak membutuhkan apa-apa, dia hanya menceritakan perihal mimpinya dan ingin menyaksikan kegiatan si penjaga toko.

Kemudian si Alim mengatakan “saya melihat tidak ada yang istimewa dari kegiatan anda”. Mendengar pernyataan si Alim si penjaga toko hanya terdiam kemudian dia mengatakan “ baik lah tuan sebelum saya menjelaskannya, saya ada satu permintaan kepada Tuan yang harus Tuan kerjakan, bila tidak saya tidak akan menceritakannya. Atas permintaan si penjaga toko si Alim pun bersedia dan menyanggupinya.

Si penjaga toko mengatakan ini : “ada cawan/cangkir yang berisi air raksa, tolong Tuan bawa sampai ke ujung jalan sana tanpa ada yang tumpah dan dalam waktu 30 menit sudah kembali lagi kesini “.

Si Alim pun lalu mebawa cawan/cangkir yang berisi air raksa ke ujung jalan dan kembali ke tempat semula dan ia berhasil tanpa ada yang tumpah sedikitpun. Ia kemudian menyerahkan kembali cawan/cangkir yang berisi air raksa tersebut kepada si penjaga toko dan ia memohon kepada si penjaga toko agar mau menceritakan mengapa imannya lebih baik daripada dirinya.

Akhirnya si penjaga tokopun menjelaskan, letak perbedaan antara dirinya dengan sang Alim adalah : “ selama saya menjaga toko ini saya harus tetap fokus untuk mengingat Allah, sedangkan Tuan pada saat membawa cawan/cangkir yang berisi air raksa, tuan hanya konsentrasi  kepada air raksa yang Tuan bawa” dan si penjaga toko pun membacakan surat An Nur ayat 37 dan 38 yang artinya :

“ laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah dan dari mendirikan shalat dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang di hari itu hati dan penglihatan menjadi  gonjang.

Mereka mengerjakan itu supaya Allah memberikan balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki Nya tanpa batas “.

Dari cerita tadi, lanjut ustazah dapatlah kita pahami bahwa, sesibuk apapun kita melakukan aktifitas kehidupan ini, kita jangan pernah melupakan Allah, karena jika kita sempat melupakan Allah, pastilah itu akan merugikan diri kita sendiri.

Usai ustazah menyampaikan tausiah, pemandu acara kembali mengajak peserta bintal menutup kegiatan tersebut dengan sama-sama mengucapkan lafazd hamdallah.

Wallahu a’lam bi al-shawab.

By. NJ.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice