logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on .

Hakim PA Muara Bungo:Mari Membaca Al-Qur’an Di Bulan Ulang Tahun Al-Qur’an Ini

Bungo | www.pa-muarabungo.go.id

Berbagai acara akan diadakan untuk memperingati suatu ulang tahun, seperti halnya ulang tahun kelahiran, ulang tahun kota/kabupaten, ulang tahun berdirinya suatu instansi, dan lain sebagainya, biasanya juga peringatan itu begitu meriah.

Akan tetapi terkadang sebagai muslim/at kita melewatkan kegiatan memeriahkan ulang tahun al-Qur’an di bulan Ramadhan (yang disebut juga sebagai syahrul Qur’an) ini dengan kegiatan membaca al-Qur’an atau tadarusan, sebagaimana Firman Allah di dalam surat al-Baqarah ayat 185 yang artinya “bulan Ramadhan (merupakan bulan) yang al-Qur’an diturunkan pada bulan tersebut, yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan penjelas dari petunjuk tersebut sekaligus sebagai pembeda (antara yang hak dan yang batil)”.

Oleh karenanya alangkah baiknya dalam rangka memperingati bulan al-Qur’an ini kita senantiasa membiasakan diri meluangkan waktu agak sebentar menjelang shalat zhuhur untuk tadarusan di mushalla al-Hikmah PA Muara Bungo ini, agar tambah semarak Ramadhan yang baru saja berjalan ini, dan mudah-mudahan selesai juga bacaan al-Qur’an dalam sebulan ini, seperti yang dipopulerkan oleh Ustadz Yusuf Manshur dengan “one day, one juz” yang sebenarnya teori ini dikutip dari hadits shahih yang berbunyi “iqraul qur’an fi syahrin” (tamatkanlah oleh kalian bacaan al-Qur’an dalam waktu satu bulan).

Adalah termasuk sunnah membaca/tadarus di bulan Ramadhan ini, sebab Rasulullah Saw pada tiap hari/malam bulan Ramadhan dikunjungi oleh malaikat Jibril dan bertadarus dengan Rasulullah Saw, itulah sunnah yang semestinya kita hidupkan kembali di tengah-tengah kesibukan kita beraktifitas ini.

Sungguh banyak keutamaan membaca al-Qur’an jika ditengok ke dalam hadits Rasulullah Saw, di antaranya : nilai membaca satu huruf al-Qur’an diganjari dengan sepuluh kebaikan, di akhirat akan menjadi syafaat bagi yang membacanya, di dalam al-Qur’an itu terdapat kisah umat masa lalu, cerita masa depan, obat bagi manusia, bagi pembaca yang mahir ditemani oleh malaikat yang mulia lagi banyak berbuat baik, pembaca yang terbata-bata mendapat dua pahala, petunjuk yang tidak akan mengelincirkan, keutamaan al-Qur’an terhadap tulisan/perkataan makhluk seumpama keutamaan Allah SWT bagi makhluk-Nya, dan lain sebagainya”. Seorang Sahabat Rasulullah Saw, Ibnu Mas’ud pernah menyatakan bahwa jika anda ingin berdialog dengan Tuhanmu maka bacalah al-Qur’an.Dan mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang disindir pada ayat 30 surat al-Furqan berikut ini :

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

Artinya : “dan seorang Rasul berkata : ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Qur’an ini sebagai sesuatu yang diabaikan”.

Kata “ar-rasul” pada ayat tersebut menggunakan “alif lam” ‘ahdu lidzdzihni (alif lam yang menunjukkan bahwa makna kata itu sudah langsung ditangkap pikiran si mukhatab dengan melihat teks ayat tersebut), rasul yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW yang mengadukan kepada Allah SWT bahwa kaumnya telah menjadikan al-Qur’an sebagai sesuatu yang “mahjura”[1] suatu kata isim maf’ul yang berarti diabaikan, ditinggalkan, dan tidak dipedulikan” dengan tidak membaca, mempelajari, mengamalkan dan mengajarkannya.

Namun membaca saja juga tidak cukup, jika tidak diperhatikan adab-adab terhadap al-Qur’an itu, seperti membacanya di tempat yang pantas, dan membacanya dengan tajwid yang benar, tidak jarang kita mendengar bacaan al-Qur’an tidak dengan tajwid yang benar sehingga merubah makna ayat tersebut, seperti pembacaan ayat pada surat al-Fatihah yang seharusnya dibaca “iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin” yaitu dengan memakai tasydid pada dhamir munfashil “iyyaaka”, namun dibaca dengan tanpa tasydid “iyaaka” yang menurut Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa bacaan “iyaaka” itu adalah bacaan yang aneh karena makna “iyaaka” (tanpa tasydid) itu adalah “sinar matahari” (ضوء الشمس), atau bacaan ‘ain pada ‘aalamiin dibaca dengan alif sehingga menjadi aalamiin, maka maknanya juga akan berubah dari “seluruh alam(‘aalamiin)” menjadi “penyakit (aalamiin)”, dan lain sebagainya. Sekian saja, walhamdulillahirabil ‘aalamiin. (FE Sutan Kayo  & Lara Harnita, S.HI-Jurdilaga PA Muara Bungo/PTA Jambi)

 


Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice