logo web

on . Dilihat: 4243

Tujuh Pesan Penting Dirjen Badilag untuk Warga Peradilan Agama

Bogor | Badilag.net

Dirjen Badilag Drs. H. Abdul Manaf, M.H. menyampaikan tujuh pesan penting untuk warga peradilan agama ketika memberikan arahan kepada para peserta bimbingan teknis administrasi peradilan agama angkatan kedua di Pusdiklat MA, Bogor, Selasa (23/6/2015).

Pertama, tingkatkan pelayanan kepada para pencari keadilan

Dengan meningkatnya kesejahteraan aparat peradilan, Dirjen Badilag meminta agar para pegawai juga ikut meningkatkan pelayanan. Ia ingin agar para pencari keadilan benar-benar dilayani dengan baik, tanpa pandang bulu.

"Tolong berikan pelayanan yang bagus kepada masyarakat, khususnya orang yang berperkara," pintanya.

Pihaknya juga memberi dukungan penuh kepada pengadilan agama yang akan menerapkan standar pelayanan bersertifikasi ISO 9001:2008. Ia berjanji akan memberikan reward bagi pimpinanPA yang telah menerapkan pelayanan menggunakan standar ISO 9001:2008.

“Kalau ada PA yang dapat ISO, berarti jabatan hakim tinggi bisa didapat,” ucapnya.

Untuk itu, Dirjen Badilag meminta agar aparat peradilan agama meningkatkan kemampuan masing-masing. Ia sempat menyindir pejabat yang sampai sekarang masih gaptek menggunakan komputer.

"Kalau ada pejabat yang masih menggunakan mesin ketik manual, kita pindahkan saja ke PA yang kelasnya 'lebih tinggi'," sindirnya.

Kedua, benahi standar keamanan di gedung pengadilan

Terkait masalah ini, Dirjen sangat prihatin atas musibah yang terjadi beberapa waktu lalu di PA Batam, ketika seorang suami menikam istri dan kakak iparnya menggunakan pisau sebelum sidang perceraian dimulai.

Jika ada peristiwa seperti itu, Dirjen Badilag meminta agar pimpinan PTA dan PA segera melapornya kepada pimpinan MA. "Jangan sampai kita yang di pusat tahu lebih dahulu masalah di daerah dari media. Pimpinan PA bisa langsung memberitahukan melalui telpon atau SMS kepada pimpinan Badilag terlebih dahulu," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang lagi, ia meminta agar para pimpinan pengadilan agama segera berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat apabila melihat hal-hal yang tidak wajar.

Ketiga, perhatikan kebersihan gedung pengadilan

Dirjen meminta kepada seluruh pegawai pengadilan agama agar memperhatikan betul masalah ini. Ia tidak ingin melihat gedung pengadilan agama yang sudah megah menjadi tidak bagus, karena kondisinya kotor dan kurang terawat.

Dirjen Badilag bercerita, beberapa waktu lalu dirinya melakukan sidak ke salah satu PA. Dirjen pun meluapkan kekecewaannya, karena melihat gedung PA tersebut kurang bersih dan udaranya pengap.

Menurutnya, kebersihan merupakan bagian dari bentuk pelayanan. "Apabila melihat ruang gedung pengadilan bersih, maka para pencari keadilan yang datang akan merasa senang," ujarnya.

Untuk itu, Dirjen Badilag meminta agar PA-PA menggalakkan kegiatan "Jum'at Bersih". Ia meminta agar satu orang pegawai diberikan tugas menjaga kebersihan ruangan masing-masing, dan tidak hanya mengandalkan petugas kebersihan saja.

"Kalau semua pegawai menjaga kebersihan, insya Allah gedung pengadilan akan terlihat semakin indah," ujarnya.

Keempat, jaga selalu kekompakan

Dirjen meminta agar aparat peradilan agama menjaga kekompakan. Jangan sampai antara atasan dan bawahan, antara pimpinan dan pegawai, tidak akur hanya gara-gara masalah kecil. Ia meminta supaya permasalahan tersebut diselesaikan secara baik-baik, dan tidak diumbar ke mana-mana.

"Tolong kalau ada masalah kecil, dibicarakan baik-baik dengan atasan," pintanya.

Kelima, efektifkan penyelesaian perkara

Dirjen meminta supaya pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama berpedoman pada Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2014 yang mewajibkan perkara di pengadilan tingkat pertama diselesaikan maksimal lima bulan, dan tiga bulan untuk pengadilan tingkat banding.

Dengan pemanfaatan portal infoperkara, Ditjen Badilag bisa memantau penyelesaian perkara PA di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dirinya tidak segan untuk menegur pimpinan PTA dan PA yang belum tepat waktu menyelesaikan perkara.

“Kita sudah punya datanya, mana PA-PA yang perkaranya lebih dari 5 bulan, namun belum selesai,” jelasnya.

Dirjen juga menyoroti masih ditemukannya perbedaan antara data perkara di infoperkara dengan data perkara manual.

"Jangan sampai di infoperkara sudah hijau, namun di buku registernya masih kosong," ia menegaskan.

Keenam, optimalkan bantuan panggilan melalui portal tabayun online

Dirjen Badilag mengungkapkan bahwa portal tabayun online masih belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga tidak sedikit relaas panggilan yang telat, bahkan tidak ditanggapi oleh satker yang dimohonkan bantuannya.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, masih ada PA yang kurang responsif terhadap bantuan panggilan, sehingga hal tersebut akan menghambat proses berperkara.

Terkait masalah ini, Dirjen Badilag meminta agar pimpinan PA terjun langsung memantau pengiriman bantuan relaas panggilan, sebab hal itu bukan hanya tugas jurusita. "Saya minta pimpinan PA untuk berkoordinasi dengan pimpinan PA yang dimohonkan bantuan panggilan," pintanya.

Ketujuh, silakan PTA menyelenggarakan pelatihan-pelatihan

Dirjen Badilag menyadari bahwa unit kerja yang dipimpinnya tidak bisa menyelenggarakan pelatihan untuk seluruh aparat peradilan agama dalam waktu serentak. Karena itu, ia memberikan solusi agar PTA-PTA mengadakan pelatihan di lingkungan masing-masing.

Ia mencontohkan PTA surabaya yang mengadakan sendiri pelatihan bagi calon panitera pengganti beberapa waktu yang lalu.

"Silakan PTA mengadakan pelatihan masing-masing. Nanti SK-nya tinggal diusulkan ke Ditjen Badilag," jelasnya.

(ws)

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice