Ketua MA Mengapresiasi Positif Peradilan Agama di Majalah MA
Cover depan majalah Mahkamah Agung edisi perdana. (Foto: Detik.com)
Jakarta l Badilag.net
Dalam wawancara yang disajikan Majalah Mahkamah Agung edisi perdana, Mei 2013, Ketua Mahkamah Agung RI Hatta Ali memberi apresiasi positif kepada peradilan agama.
Dalam wawancara yang diberi judul “Jangan Lancungi Kepercayaan Publik” itu Hatta Ali mengemukakan berbagai hal penting, mulai dari cetak biru pembaruan 2010-2035, sistem kamar, beban kerja hakim agung, penegakan disiplin, hubungan MA-KY, kesejahteraan hakim, hingga transparansi peradilan dan keterbukaan informasi.
“Direktorat Jenderal Badilag telah mengambil inisiatif yang baik dengan membuat aturan tentang meja informasi dan terus mendorong pembinaan teknis kepada para tenaga yang bertugas pada meja informasi,” ujar Hatta Ali.
Selain apresiasi positif dari Ketua MA, wajah peradilan agama juga cukup tersorot di majalah yang diterbitkan oleh Biro Hukum dan Humas MA ini.
Para rubrik Beranda, majalah Mahkamah Agung menurunkan tulisan berjudul “Rintisan Online PA Jakarta Selatan”. Tulisan yang sebelumnya tampil di badilag.net ini memaparkan inovasi yang dilakukan PA Jakarta Selatan berupa pendaftaran perkara secara online.
Dua tulisan dari warga peradilan agama muncul di rubrik Tirta. Tulisan pertama berjudul “Muhammad yang Membumi” ditulis Iin Maghfiroh, pegawai PTA Palu.
Tulisan kedua merupakan kisah nyata Abdurrahman, hakim PA Martapura, ketika pesawat yang dinaikinya jatuh. Tulisan berjudul “Resiko Tugas Nyawalah Taruhannya” itu memiliki human interest yang kuat. Abdurrahman mengisahkan bagaimana ia harus bersabung nyawa demi mengimplementasikan SIADPA. Diminta menghidupkan SIADPA di Tenggarong yang mati suri, Abdurrahman memutuskan terbang ke Samarinda dengan naik pesawat mungil berbaling-baling. Apes, ketika di udara, baling-baling pesawat sebelah kanan berhenti berputar, sehingga pesawat harus mendarat darurat di persawahan, tergoncang hebat, namun akhirnya Abdurrahman selamat.
Tulisan lain karya warga peradilan agama di majalah Mahkamah Agung edisi perdana ialah artikel berjudul “Nikah Sirri”. Tulisan yang tampil di rubrik Kolom itu merupakan karya Ketua PTA Semarang Wildan Suyuthi.
Keterbukaan mahkota keadilan
Majalah Mahkamah Agung edisi perdana terdiri dari 64 halaman. Majalah ini dimaksudkan sebagai sumber informasi dan media komunikasi bagi MA dan jajaran empat lingkungan peradilan di bawahnya. Selain itu, majalah ini diharapkan bermanfaat bagi akademisi dan praktisi hukum.
Dalam sambutannya, Ketua MA Hatta Ali berharap, terbitnya majalah edisi perdana ini menjadi salah satu bukti bahwa MA serius menegakkan keadilan dan keterbukaan.
“Semoga warta ini dapat membawa angin segar dalam perjalanan kita mewujudkan sistem peradilan yang benar-benar agung di negara kita tercinta,” ungkapnya.
Mengutip pernyataan Jeremy Bentham, seorang pemikir Inggris, Hatta Ali menegaskan bahwa keadilan tanpa keterbukaan bukanlah keadilan. “Karena keterbukaan adalah mahkota keadilan,” tandasnya.
(hermansyah)
.