BERSAMA SUKSES, SUKSES BERSAMA!
Oleh:
Drs. H. Muchlis, S.H., M.H
Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI
Dalam perjalanan hidup dan karier, kita sering kali berhadapan dengan tantangan untuk mencapai kesuksesan. Namun, apakah kesuksesan itu hanya soal keberhasilan dalam pekerjaan? Artikel ini mencoba mengulas pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, sebagaimana pernah saya bahas dalam artikel sebelumnya yang berjudul "Work-Life Balance". Artikel ini mencoba untuk menjelaskan bahwa kesuksesan sejatinya mencakup berbagai aspek, di antaranya adalah sukses dalam pekerjaan, keluarga, persahabatan, lingkungan, dan yang paling utama adalah sukses dalam menjalin hubungan dengan Allah Ta'ala.
Menyeimbangkan Kesuksesan Dunia dan Akhirat
Dalam bekerja, kita sering terpaku pada target dan pencapaian yang bersifat material. Padahal, kesuksesan dalam pekerjaan hanyalah salah satu bagian dari hidup. Kita juga harus sukses dalam keluarga, sukses dalam membangun hubungan dengan sesama, dan sukses dalam mempersiapkan bekal untuk akhirat. Karena pada akhirnya, gelar tertinggi yang akan kita raih adalah "almarhum" atau "almarhumah".
Kesuksesan dunia dan akhirat, menurut penelaahan penulis diantaranya dapat diraih dengan menjaga tiga hubungan utama, yakni:
- Habluminallah (Hubungan dengan Allah): Ini adalah pondasi utama dalam hidup. Dalam bekerja, kita perlu menanamkan nilai-nilai spiritual sebagai dasar segala aktivitas. Shalat yang khusyuk, doa yang tulus, dan ketaatan pada syariat akan menjadi pegangan kita dalam menghadapi berbagai ujian. Kejujuran, integritas, dan rasa syukur juga merupakan bentuk ibadah yang memiliki nilai tinggi di sisi Allah. Seorang profesional yang sukses adalah mereka yang tetap memprioritaskan ibadah, menjaga etika kerja, dan menempatkan niat bekerja sebagai bagian dari amal kebaikan untuk meraih ridha-Nya.
- Habluminannas (Hubungan dengan Sesama): Dalam dunia kerja, hubungan dengan sesama harus didasarkan pada saling menghormati, kerja sama, dan empati. Membangun relasi yang baik dengan kolega tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang sehat dan harmonis. Membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan, berbagi ilmu, dan memberikan dukungan moril adalah cara-cara kita memperkuat habluminannas. Di luar pekerjaan, hubungan keluarga dan persahabatan juga menjadi prioritas. Kita harus meluangkan waktu untuk mendengar keluhan orang-orang terdekat, memberikan solusi yang konstruktif, serta menjadi tempat mereka berbagi cerita.
- Hablu Minal Alam (Hubungan dengan Alam sekitar): Sebagai khalifah di bumi, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan alam sekitar. Dalam konteks pekerjaan, praktik kerja berkelanjutan harus menjadi prioritas. Mengurangi penggunaan sumber daya secara berlebihan, mendukung program daur ulang, serta mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan adalah beberapa langkah nyata yang dapat dilakukan. Karena itulah arah kerja yang dibangun oleh Ditjen Badilag ialah menuju efesiensi melalui konsep Paperless. Kesadaran akan pentingnya menjaga alam ini tidak hanya mencerminkan tanggung jawab sosial kita, tetapi juga menunjukkan kepedulian kita terhadap generasi mendatang.
Prinsip "Bersama Sukses, Sukses Bersama"
Prinsip ini menegaskan bahwa kesuksesan individu tidak boleh mengorbankan orang lain. Justru, keberhasilan sejati akan terasa lebih bermakna jika kita meraih dan merayakannya bersama-sama. Dalam konteks kerja, prinsip ini dapat dieksplorasi lebih mendalam sebagai berikut:
Membangun Lingkungan Kerja yang Inklusif
Setiap individu dalam tim harus merasa dihargai dan didengar. Hal ini mencakup pengakuan terhadap kontribusi setiap anggota tim, menciptakan komunikasi yang terbuka, dan mencegah diskriminasi. Dengan demikian, setiap individu dapat bekerja dengan optimal tanpa rasa takut atau tekanan yang tidak perlu.
Saling Mendukung dalam menghadapi Tantangan
Ketika tekanan kerja atau masalah pribadi melanda salah satu anggota tim, penting untuk menciptakan budaya saling membantu. Misalnya, menawarkan bantuan menyelesaikan tugas atau hanya memberikan dukungan moril dapat membuat seseorang merasa diperhatikan dan termotivasi kembali.
Menghargai setiap Keberhasilan
Dalam perjalanan menuju kesuksesan besar, penting untuk merayakan setiap pencapaian kecil sebagai bentuk apresiasi. Hal ini menciptakan rasa kepemilikan bersama terhadap tujuan tim dan membangun semangat kerja yang positif.
Prinsip "Bersama Sukses, Sukses Bersama" juga relevan dalam kehidupan keluarga. Hal ini disebabkan karena kebahagiaan bersama akan tercapai ketika semua anggota saling mendukung dalam mencapai tujuan masing-masing anggota keluarga. Orang tua yang sukses tidak hanya memenuhi kebutuhan materi anak-anaknya, tetapi juga memberikan perhatian, nilai moral, dan kasih sayang. Begitu pula dalam persahabatan, dukungan emosional, dan kehadiran di saat suka maupun duka menjadi bentuk aplikasi nyata dari prinsip ini.
Mengukur Kesuksesan dari Perspektif Akhirat
Kesuksesan akhirat adalah kesuksesan sejati yang akan menjadi penentu kebahagiaan abadi. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita bahwa manusia yang terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Maka, sukses akhirat tidak terlepas dari bagaimana kita menjalani hidup ini: apakah kita sudah menjalankan amanah Allah Ta'ala dengan baik? Apakah kita sudah berbuat adil dan jujur? Dan apakah kita sudah peduli terhadap sesama?
Untuk memastikan kita tetap berada di jalur yang benar, berikut adalah refleksi yang bisa kita lakukan bersama:
Apakah kerja keras kita berdampak positif pada lingkungan sekitar?
Untuk menjawab pertanyaan ini, capaian yang harus kita perhitungkan tidak hanya soal materi atau capaian kinerja, tetapi juga terkait dengan waktu, energi, serta perhatian yang kita berikan kepada keluarga, teman, dan masyarakat sekitar. Selain itu, dimensi lain yang harus kita hadirkan dalam menjawab pertanyaan ini ialah terkait dengan integritas dalam menjaga amanah.
Apakah waktu yang kita habiskan mencerminkan prioritas kita kepada Allah Ta'ala?
Dalam menjawab pertanyaan ini, kita harus bertanya juga pada diri apakah kita sudah berhasil menjaga waktu kita untuk beribadah, bersedekah, dan berbuat kebaikan lainnya? Jangan sampai dengan amanah yang kita terima, baik kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Allah Ta'ala menjadi berkurang.
Dua pertanyaan penting ini harus kita jawab sebagai bagian dari agenda muhasabah kita atas perjalanan hidup yang telah kita lalui. Ketika jawaban baik, berarti kita sudah berada dalam jalan menjuju kesuksesan bersama yang senantiasa kita harapkan, namun jika sebaliknya, mari kita menata ulang rencana perjalanan hidup kita.
Penutup: Keseimbangan adalah Jalan Kesuksesan
Kesuksesan merupakan suatu perjalanan yang harus diraih dengan keseimbangan. Jangan biarkan ambisi duniawi membuat kita lupa pada tugas sebagai hamba Allah Ta'ala, sebagai anggota keluarga, dan sebagai bagian dari masyarakat serta alam semesta. Mari jadikan prinsip "Bersama Sukses, Sukses Bersama" sebagai pedoman dalam hidup, agar kita tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga meraih kebahagiaan abadi di akhirat kelak.
Karena pada akhirnya, yang terpenting bukanlah jabatan atau harta yang kita kumpulkan, tetapi bagaimana kita dikenang sebagai seseorang yang mampu menjaga keseimbangan dalam hidup. Semoga kita semua mampu menjalani hidup ini dengan keberkahan dan kesuksesan yang hakiki.
Jakarta, 20 Januari 2025
Untuk format berbentuk Pdf dapat diunduh disini