logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on . Dilihat: 16430

Seorang Lelaki Hatinya Selalu Terpaut dengan Masjid

(Tausyiah Ramadhan PA Kuala Pembuang)

Mengawali tausyiahnya di hari kesepuluh bulan suci Ramadhan 1440 H Panitera Pengadilan Agama Kuala Pembuang M. Ikhwan, S.Ag., S.H., M.H. Mengungkapkan bahwa salah satu dari tujuh golongan yang mendapat jaminan naungan pada hari kiamat nanti adalah seorang lelaki yang hatinya selalu terpaut dengan Masjid.

Terpaut dalam hal ini adalah adanya perasan resah dan tidak nyaman ketika seseorang jauh dari masjid, dan senantiasa rindu untuk kembali ke masjid. "Jika ada perasaan seperti itu pada diri kita, kemungkinan kita tergolong dalam salah satu golongan sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang artinya : Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya : (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang lelaki yang hatinya terpaut ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”

Dalam kesempatan tersebut mantan Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Sampit itu juga menceritakan seorang sahabat Rasulallah SAW bernama Sya’ban yang selalu menjaga shalatnya dengan berjamaah bersama Rasulullah, pada suatu pagi, saat shalat Subuh berjamaah akan dimulai, Rasulullah SAW tidak mendapati Sya’ban ra seperti biasanya.

Rasul pun bertanya kepada jamaah yang hadir, apakah ada yang melihat Sya’ban ? Tapi, tidak ada seorang pun yang melihat Sya’ban ra. Shalat Subuh pun sengaja ditunda sejenak, untuk menunggu kehadiran Sya’ban. Namun yang ditunggu belum datang juga. Karena khawatir shalat Subuh kesiangan, Rasulullah pun memutuskan untuk segera melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Hingga shalat Subuh selesai pun Sya’ban belum datang juga.

Selesai shalat Subuh Rasul pun bertanya lagi “Apakah ada yang mengetahui kabar Sya’ban ? Namun tidak ada seorang pun yang menjawab. Rasul pun bertanya lagi “Apa ada yang mengetahui dimana rumah Sya’ban?” Seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia tahu persis dimana rumah Sya’ban.

Satu-satunya penyebab Sya’ban tidak hadir shalat Subuh di masjid adalah karena ajal menjemputnya. Beberapa saat kemudian, istri Sya’ban ra bertanya “Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia bertetiak tiga kali dengan masing-masing teriakan di sertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya.

Apa saja kalimat yang diucapkannya tanya Rasulullah. Di masing-masing teriakannya, dia berucap kalimat ‘Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,” jawab istri Sya’ban. Rasulullah SAW pun melantunkan ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22: “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam”

Saat Sya’ban ra dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah SWT. Dalam tayangan itu pula Sya’ban ra diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke masjid,” ujar Rasulullah. Dia melihat seperti apa bentuk surga yang dijanjikan sebagai ganjarannya. Saat dia melihat dia berucap “Aduh mengapa tidak lebih jauh” timbul penyesalan dalam diri Sya’ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih indah. Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya’ban ra melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.

Saat ia membuka pintu, berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang. Dia masuk ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Dia memakai dua baju, Sya’ban memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar. Dia berpikir jika kena debu tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan sampai di masjid dia bisa membuka baju liuar dan shalat dengan baju yang lebih bagus.

Ketika dalam perjalanan menuju masjid dia menemukan seseorang yang terbaring yang kedinginan dalam kondisi mengenaskan. Sya’ban pun iba dan segera membukakan baju yang paling luar lalu dipakaikan kepada orang tersebut kemudian dia memapahnya ke masjid agar dapat melakukan shalat Subuh bersama-sama. Sya’ban ra pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi “Aduh!! Kenapa tidak yang baru” timbul lagi penyesalan dibenak Sya’ban ra.

Selanjutnya, Sya’ban ra melihat lagi suatu adegan. Saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. Saat ingin memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta sedikit roti karena sudah tiga hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal itu, Sya’ban ra merasa iba. Ia kemudian membagi dua roti tersebut dengan ukuran sama besar dan membagi dua susu ke dalam gelas dengan ukuran yang sama, kemudan mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudian memperlihatkan Sya’ban ra dengan surga yang indah. Ketika melihat itupun Sya’ban ra teriak lagi “Aduh kenapa tidak semua” Sya’ban ra kembali menyesal. Sya’ban bukan menyesali perbuatanya melainkan menyesali mengapa tidak optimal.

Suatu saat nanti, kita semua akan menyesal dengan apa yang kita lakukan tentu dengan kadar yang berbeda. Karenanya momentum Ramadhan ini kita jadikan sebagai ajang latihan untuk memperbaiki kualitas ibadah dan keimanan kita masing-masing, agar Ramadhan ini bisa mewarnai 11 (sebelas) bulan berikutnya diluar Ramadhan. Wallahu ‘alam (Redaksi/IT)

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice