PROFETIK LEADERSHIP
Oleh : H. Muhammad Muhibbuddin (H.M.M)
Hakim pada Pengadilan Agama Karangasem Bali
A. Prolog
Michael H. Hart menyatakan bahwa Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam adalah tokoh nomor satu dunia, beliau telah berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat madani, beliau adalah pemimpin masyarakat yang telah berhasil membangun sebuah peradaban baru, peradaban yang berlandaskan nilai-nilai moral dan akhlakul karimah. Saat ini, kita merindukan kembali terbentuknya masyarakat madani yaitu masyarakat yang berbudaya, adil, makmur dan sejahtera, masyarakat damai yang pernah terwujud pada masa Rasulullah Muhammad SAW.
Untuk mewujudkan masyarakat madani kita perlu meneladani kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW, Allah berfirman dalam al-Quran Surat al-Ahzab ayat 21 yang terjemahannya (tafsiriyah) sebagai berikut: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
Ayat tersebut menjadi dasar bagi kita untuk meneladani Rasulullah Muhammad SAW dalam segala ucapan, perbuatan dan tingkah laku beliau, dan salah satu hal yang harus diteladani adalah kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW dalam membangun masyarakat madani (profetik leadership/kepemimpinan kenabian).
B. Ciri-ciri Profetik Leadhersip Rasulullah Muhammad SAW
Ciri-ciri kepemimpinan kenabian (profetik leadership) yang dicontohkan Rasulullah SAW diantaranya tercermin dalam firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 159 yang terjemahannya (tafsiriyah) sebagai berikut : "Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
Berdasarkan ayat tersebut maka kepemimpinan Rasulullah SAW yang harus kita jadikan teladan dalam mewujudkan masyarakat madani yang kita cita-citakan adalah:
Pertama ; sikap lemah lembut
Seorang pemimpin harus bersikap lemah lembut kepada rakyatnya, rakyat mencintai pemimpin yang menyayangi mereka, rakyat tidak suka kepada pemimpin yang berlaku dan berhati kasar. Dalam ayat tersebut Allah menegaskan sekiranya Nabi berbuat dan berhati kasar tentu sudah ditinggalkan oleh kaumnya.
Sikap lemah lembut dalam masyarakat madani adalah penting, sebab hanya dengan sikap lemah lembut akan tumbuh rasa saling menyayangi antara pemimpin dan rakyatnya. Apalagi masyarakat kita saat ini, sangat memerlukan sikap lemah lembut pemimpin, sikap kasih sayang pemimpin, masyarakat kita telah jenuh melihat segala tindakan kekerasan, sikap keras hati yang menyebabkan masyarakat terganggu ketenteraman dan kedamaiannya.
Kedua; saling memaafkan
Sifat memaafkan adalah syarat mutlak kesusksesan kepemimpinan, coba kita bayangkan, jika seorang pemimpin pendendam maka ia akan memperlakukan rakyatnya sebagai musuh, sehingga dadanya sesak dan melihatnya saja muak, selanjutnya apa yang terjadi?
"makan-makan sendiri,
mikir-mikir sendiri,
rakyat tidak peduli,
akhirnya mati sendiri"
Ketiga; memintakan ampun
Kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang suci dalam hidup ini karena itu sebagai pemimpin yang baik maka ia akan senantiasa memohon ampun kepada Tuhannya atas kekurangan yang ada pada rakyatnya, sebab dari ampunan itulah akan turun rahmat dan mampu memberikan kekuatan kepada kita, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Hud ayat 52 yang terjemahannya sebagai berikut: “Dan (Hud) berkata, hai kaum ku, mohonlah ampun kepada Tuhan mu, lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atas mu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatan mu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (Hud: 52)
Keempat; musyawarah
Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan Nabi SAW untuk bermusyawarah dengan kaum muslimin dalam urusan mereka. Musyawaroh adalah jalan terbaik dalam menyelesaikan problem yang muncul dalam masyarakat, melalui musyawaroh tidak ada pihak yang merasa kalah dan dirugikan, musyawaroh adalah win-win solution, tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang.
Saat ini, masyarakat kita memerlukan kepemimpinan yang didasarkan pada musyawarah, masyarakat memimpikan pemimpin yang mau mendengar suara dan keluhan mereka, bukan pemimpin yang sewenang-wenang dan tidak peduli suara rakyatnya. Masyarakat akan damai dan tenang jika semua persoalan yang ada diselesaikan dengan melalui musyawarah.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengar pendapat rakyatnya, pemimpin yang memecahkan problem masyarakat dengan masyarakatnya. Kepemimpinan yang didasarkan pada musyawarah adalah syarat bagi terwujudnya masyarakat madani.
Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan Rasulullah SAW yang didasarkan pada sikap lemah lembut, saling memaafkan, memintakan ampun dan musyawarah, harus diteladani dalam mewujudkan masyarakat madani, yaitu masyarakat yang berbudaya, adil, makmur, sejahtera, dan damai.
C. Epilog
Profetik leadhersip yang diteladankan Rasulullah Muhammad SAW telah terbukti mengantarkan masyarakat Islam mencapai kejayaannya baik kejayaan dunia maupun kejayaan akhirat, kebahagiaan individual maupun kebahagiaan komunal, kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW sudah seharusnya diteladani oleh semua ummat Islam yang diberi amanah untuk memimpin masyarakat mulai dari unit terkecil sampai yang dianggap paling besar seperti keluarga, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara, dan dunia, juga harus dipraktekkan dalam memimpin lembaga atau instansi pemerintahan baik eksekutif, legislatif maupun yudikaif. Dengan begitu maka masyarakat madani akan dapat terwujud dan negara yang baik yang diridhoi Allah akan dapat diraih, sebuah negara yang penuh kedamaian dan ketenangan dalam naungan sifat kasih dan sayang serta maghfirah Allah.
Ya Allah kami mohon kepadaMu jadikanlah negeri kami, negeri yang Engkau Ridhai, negeri yang aman damai, negeri yang adil dan makmur, negeri yang memberikan kenyamanan kepada kami untuk beribadah kepadaMu. Ya Allah, jadikanlan pemimpin kami, pemimpin yang meneladani kepemimpinan kenabian (profetik leadership) sebagaimana yang dicontohkan panutan kami Rasulullah Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam. Amin.
Semoga catatan singkat ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca tulisan ini. Wallahu a’lam bishshowab. Salam.
Amlapura Karangasem Bali,
Selasa 26 Jumadil Awal 1436 H./17 Maret 2015 M.
H.M.M