PERJALANAN DAN KAIFIYAH HAJI RASULULLAH

Oleh : DRS. H. ABD. SALAM, SH. MH.

(Wakil Ketua Pengadilan Agama Mataram)

Pendahuluan

            Rasulullah menjalankan ibadah hajji hanya sekali yang beliau laksanakan pada tahun 10 Hijriyah yang kemudian dikenal dengan Haji Wada’, karena beberapa bulan setelah berhaji ditahun itu Rasulullah wafat.

            Haji Rasulullah yang hanya sekali itu, merupakan sumber hukum yang akurat dan valid sebagai dasar pijak para Ulama’ menyusun manasik haji, karena Rasulullah memerintahkan “ khudzuu anni manaasika kum” artinya; “ambil dariku tentang manasik (tatacara) haji kalian”.

            Sahabat Jabir bin Abdillah adalah salah seorang sahabat yang menyertai Rasulullah berhaji, dan beliaulah yang mempunyai catatan paling lengkap dalam menerangkan perjalanan dan amalan haji Rasululllah, sampai jumhur (mayoritas) fuqaha’ mengatakan bahwa beliau (Jabir) adalah notulis perjalanan hajji Rasul yang paling akurat dan valid;

Haji adalah ibadah mahdloh, padanya terdapat prinsip untuk dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan dan dilakukan Rasul dengan menghindarkan segala tambahan-tambahan yang tidak ada contoh dari beliau; Nabi menyatakan “khudzuu ‘anny manasikakum” (ambil dariku cara-cara berhajimu); Hindarkan praktek ibadah yang kelihatannya menurut akal itu suatu kebaikan. Karena ibadah tidak ditetapkan dan tidak dijalankan atas dasar akal manusia, tetapi ibadah dilaksanakan berdasar atas perintah Allah dan Rasulnya dan atas dasar hadits yang jelas dan shahih (sunnah maqbulah).

Tulisan ini kami ringkas dari Kitab Zaad al-Ma’ad, karya Ibnu Al-Qoyyim Al- Jauzi, pada Juz II halaman 251- 276;

Akhirnya semoga haji yang kita lakukan betul-betul mabruur, karena bapak dan ibu telah melaksanakan haji sesuai yang dicontohkan nabi 

---

Selengkapnya KLIK DISINI

---