Mungkinkah Tsa’labah ada di hatiku
Oleh: Drs. H. Barmawi Arief, MH.
Muqoddinah.
Alloh SWT berfirman dalam surat at taubah ayat 75-78 yang artinya: “ Dan diantara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Alloh, sesungguhnya jika Alloh memberikan sebagian dari karunianya kepada kami sungguh kami akan bersedekah dan sungguh kami adalah orang-orang yang saleh. Maka ketika Alloh memberikan kepada mereka sebagian dari kurnianya lalu mereka menjadi kikir dan berpaling sedang mereka senantiasa membelakangi. Maka Alloh menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai mereka menemui Alloh karena mereka telah menyalahi Alloh atas apa yang mereka janjikan kepadanya dan kerena mereka senantiasa berdusta.............” ( Q.S.75-78)
Alhamdulillah sebuah ucapan yang seyogianya kita lafalkan setiap karena begitu banyak nikmat yang senantiasa detik Allah limpahkan kepada kita. Sholawat serta salam semoga disampaikan kepada RsulNya Muhammad SAW dan keluarga serta para sahabatnya.
Asbaabun Nuzul ayat
Menurut mufasasir terkenal yakni Ibnu Abbas dan Hasan Basri mereka menceritakan bahwa ayat diatas turun berkenaan dengan salah seorang sahabat yang miskin yang nama sangat populer dikalangan kaum Muslimin bahkan sering disampaikan dalam kajian-kajian maupun diskusi-diskusi untuk sebagai mau’izah dan nama tersebut siapa lagi kalau bukan Tsa’labah bin Hatib al-anshori. Tsa”labah, adalah salah seorang shabat yang miskin yang pada suatu hari datang menemui Rosululloh SAW dia mengadukan tentang tekanan ekonomi yang dideritanya, dan meminta agar Rosululloh SAW mendo’a supaya Alloh melimpahkan rezeki kepadanya. Semula Rosulullah SAW menolak permintaan tsa’labah sambil menasehatinya namun Tsa’labah terus mendesak agar Rosululloh memenuhi permintannya. Kali ini dia mengemukakan argumen dan berikrar “Ya Rosululloh kalau Alloh memberikan kekayaan dan melimpahkan kurnianya kepadaku niscaya aku akan mengeluarkan zakat dan memberikan kepada orang yang berhak”. Lalu Rosululloh SAW mendoakannya, dan kemudian menyuruh Tsa’labah menternakan domba. Dan ahirnya domba yang diternakan Tsa’labah terus berkembang sampai menyesak kota Madinah ketika itu. Kemudian ekonomi Tsa’labahpun sudah mulai berobah dia menjadi orang kaya dan selalu sibuk mengurusi ternak-ternaknya yang pada akhirnya sikap mental Tsa’labah juga drastic berobah dulu Tsa’labah rajin beribadah , rajin sholat berjamaah dan ibadah sunat lainnya, tapi kini hal-hal positif yang selama ini dimilikinya berobah seratus delapan pulah derjat, ternya ta’labah yang dulu jauh berbeda dengan tsa’labah yang sekarang, dia tidak lagi sempat beribadah dan sholat berjama’ah karena sibuk dengan limpahan kekayaan yang dianugerahkan Allah padanya disamping itu menjadi orang bakhil dan kikir.
Ketika ayat turun tentang perintah zakat, Rosululloh SAW menugaskan dua orang sahabat untuk memungut zakat dari Tsa’labah. Namun sayang dengan angkuh dan sombong ketika itu Tsa’labah menolak mentah-mentah untuk memberikan zakatnya kepada utusan Rosululloh Saw tersebut. Ketika utusan datang melaporkan perihal kasus tsa’labah kepada Rosululloh lalu Rosululloh berkata “celakalah tsa’labah”. Rosululloh SAW murka dan Alloh juga murka.
Kemudian turun lah ayat surat at-taubah ayat 75-78. Lantas kemudian Tsa’labah mendengar ada ayat turun tentang dirinya lalu Tsa’labah bergegas untuk memberikan zakatnya kepada Rosululloh. Tapi sayang Rosululloh tidak mau lagi menerimanya karena Alloh melarang beliau menerimanya. Setelah Rosululloh SAW wafat,ternyata kholafiah sepeninggal Rosululloh yakni Abu bakar, Umar dan Usman mereka juga menolak menerima zakat Tsa’labah. Para kholifah berkata; Rosululloh sendiri tidak mau menerimanya maka bagaimana mungkin aku dapat menerimanya. Akhirnya Tsa’labah mati pada masa kholifah Usman bin affan.
Saudaraku yang mulia.
Adakah mazhab tsa'labah dihatiku ?
Dimanakah tsa’labah sekarang berada ? Mungkinkah dihaku ada mazhab tsa’labah ???
Jangan-jangan kitalah tsa’labah-tsa’labah abad modern, yang ketika hidup penuh getir derita, atau susah yang tak ada tanda-tanda akan berakhir, atau barangkalai ketika hidup serba sederhana, ketika penghasilan pas-pasan kita rajin beribadah rajin sholat berjamaah dan ibadah-ibadah sunat lainnya dan dengan linangan air mata penuh khusyu’ kita memohon kepada Alloh agar dikaruniai rezeki dilimpahkan nikmat dan bahkan berikrar didalam hati “bilamana kurnia dilimpahkan Alloh ketaatan akan bertambah dan sebagian rezeki akan diinfakkan kejalan Alloh”,
Tapi sayang setelah kurnia dilimpahkan Alloh, setelah rezeki bertambah maka dengan alasan sibuk, ada meeting penting dan sebagainya kita tidak lagi sempat menunaikan sholat lima waktu, tidak sempat lagi sholat berjamaah. Ketika zakat ditagih, ketika orang meminta sedekah dengan beribu alasan kita berdalih untuk menghindar darinya............
Saudaraku yang mulia, jika memang demikian yang terjadi pada diri kita maka dapat dipastikan bahwa anda adalah tsa’labah abad modern yang masih hidup, tsa’labah ada dihati kita dan mazhabnya masih kita anut dan pegang teguh, Na’uzubillahi minzalik...........................