MENAKAR KETAATAN KEPADA IBU
Oleh: Sriyani, HN, S.Ag., M.H[1] dan Muhammad Ismail, S.H.I[2]
Bismillahirrahmanirrahim……….
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan kita kesehatan dan waktu luang. Kesehatan dan waktu luang merupakan karunia teramat berharga dari Sang Kholiq kepada hamba-Nya. Selain itu, semoga kita selalu selalu mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita. Amiiiin
Sholawat dan salam kita persembahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Semoga kelak di hari kiamat kita salah satu diantara ummatnya yang memperoleh syafaat dari-Nya. Amiiiin.
Pada kesempatan ini kami ingin mengajak untuk menakar diri kita. Marilah kita menakar diri kita masing-masing, sejauh mana kita telah berbakti kepada orang tua kita, khususnya kepada Ibu kita. Mari, kita bersama-sema membaca ulang sejarah. Dari sejarah, kita akan belajar dan mengambil hikmah dari dua tokoh. Dua tokoh yang sangat berbeda dalam hal kebaktiannya kepada ibu. Dari kedua tokoh ini kita dapat menakar diri kita, sejauh mana kita berbakti kepada Ibu kita.
[1] Ketua Pengadilan Agama Bajawa yang sekarang dipromosikan menjadi Wakil Ketua Pengadilan Agama Kupang
[2] Hakim Pengadilan Agama Bajawa, Hakim Angkatan VIII/PPC III
Selengkapnya KLIK DISINI