Karena Hidup Hanya Hari ini
Oleh: Idris Mahmudy
(Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh)
Hari inilah yang akan kita jalani dan bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya dan juga bukan esok hari yang belum tentu berjumpa. Jika kita berada di pagi hari janganlah menunggu sore tiba.
Hari yang saat ini mata harinya menyinari kita, dan siangnya menyapa kita inilah hari kita. Dengan begitu hidup kita tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa silam dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian nan menakutkan.
Kita pada hari ini pula sebaiknya mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Kita pada hari inilah harus bertekad untuk mempersembahkan kualitas aktivitas tugas dan kinerja kita. Keseimbangan dalam segala hal,keindahan dalam berakhlak, kerelaan terhadap semua yang Allah Swt berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga kita, dan berbuat baik sesamakita.
Pada hari dimana kita hidup tanamlah kebaikan dan khairat sebanyak-banyaknya seraya persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk invest dan deposito ukhrawy sekaligus sebagai persiapan untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, seraya nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan. Terimalah rizki,isteri,suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah,ilmu dan jabatan kita setiap saat dengan penuh keridaan.
Bila kita percaya pada diri sendiri, serta memiliki semangat dan tekad yang kuat kita akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip kita hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri kita untuk memprakarsai,memenej membuat,memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi yang kita miliki.
Hanya hari ini kita berkesempatan utuk mengatakan yang haq, tak berucap kotor dan jorok, tidak pernah mencela, menghardik, membicarakan kejelekan orang lain memperhatikan kebersihan tubuh kita, kerapian penampilankita, kebaikan tutur kata, serta sopan santun.
Hanya hari ini kita akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rab, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat nawafil atau shalat sunat, berpegang teguh pada al-Qur’an, mengkaji dan mencatat isi yang yang menggigit dan bermanfaat.
Karena hidup hanya hari ini, kita akan menanam dalam hati kita semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingya yang berduri, baik sifat takabbur ujub, riya dan negatifthinking. Kita akan menghirup udara kehidupan, maka kita akan berbuat khairat kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun sesuai kemampuan. Kita akan menjenguk mereka yang sakit, mengantar bershalat jenazah, menunjukkan jalan yang benar kepadayang keliru dan salah, memberimakan orang yang kelaparan, menolong orang yang kesulitan sesuai kemampuan, membantu orang yang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang yang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada walidain.
Kita akan hidup hari ini, maka kita akan mengucapkan, “Wahai masa silam yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mata harimu. Kami takakan pernah menangisi kepergianmu dan kamu tidak akan melihat kami termenung sedetikpun mengenangmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan takpernah kembali lagi”.
“Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka kami tidak aka pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri kami hanya untuk sebuah dugaan. Kamipun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena besok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satupun darinya yang dapat disebutkan,karena memang belum di Kunfayakunkan oleh Sang Pencipta”.
“Hari ini milik kita”, adalah ungkapan yang palin indah dalam kamus kebahagiaan”. Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan “happy dan sukses,ilahuna”.