Idul Fitri, Mudik, dan Kemenangan Diri
Oleh : Samsul Zakaria, S.Sy., Calon Hakim di Pengadilan Agama Tanjung.
Ketika mudik ke kampung halaman, ada beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan oleh penduduk kampung. Mulai dari pekerjaan di tanah rantau sampai—meskipun ini tidak selalu bermakna serius—perihal oleh-oleh yang dibawa. Pertanyaan tentang oleh-oleh ini sebenarnya mengingatkan kita tentang ‘mudik’ ke kampung akhirat. Bahwa di alam keabadian itu, kita pasti akan ditanya ‘oleh-oleh’ alias bekal apa yang dibawa dari tanah rantau dunia.
Mudik dalam konteks dunia hampir selalu terjadi pada momen Idul Fitri. Adapun mudik ke kampung akhirat hanya sekali saja terjadi. Mudik di dunia adalah sebuah pilihan dan terkadang menjadi ukuran keberhasilan. Berbeda dengan mudik abadi, ia adalah sebuah kepastian. Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap kita pasti akan mengalaminya. Karenanya, kita yang terlatih menyiapkan oleh-oleh menjelang mudik Idul Fitri,semestinya harus lebih lihai menyiapkan bekal ‘mudik’ ke akhirat.
Selengkpanya KLIK DISINI