logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on . Dilihat: 843

Bintal PA Stabat : Pelihara Hati

Firman Allah dan surah Al Hujurat ayat 12:

يا ايها الذين امنوا اجتنبوا كثيرا من الظن ان بعض الظن اثم ولا تجسس ولا يغتب بعضكم بعضا ايحب احدكم ان ياكل لحم اخيه ميتا فكرهتموه واتقوا الله ان الله تواب الرحيم

"Wahai orang-orang yang beriman jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” Qs.Al Hujurat ayat 12.

Sabda Rasulullah saw: “Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh anggota dan jika maka rusaklah seluruh anggota, ketahuilah itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hati manusia mempunyai banyak penyakit, akan tetapi yang lebih tahu tentang penyakit hati itu adalah orang lain. Dan penyakit hati ini bukan hanya menyengsarakan orang yang berasangkutan di dunia ini saja bahkan sampai akhirat akan lebih sengkara lagi. Satu diantara sekian banyak penyakit hati adalah buruk sangka. Buruk sangka ada dua macam yang pertama buruk sangka kepada Allah. Dan yang kedua buruk sangka kepada manusia.

Dalam kesempatan ini buruk sangka yang akan disampaikan adalah buruk sangkan yang kedua yakni   buruk sangka kepada manusia.

Untuk lebih mendekatkan pemahaman tentang penyakit buruk sangka ini mari kita simak kisah berikut ini: Pada suatu hari ada seorang pasien di rumah sakit sedang menunggu saat-saat dioperasi atas penyakitnya. Sang ayah si pasien sudah mondar mandir menunggu di luar kamar operasi. Tiba-tiba datang Dokter yang akan mengoperasi, lalu sang ayah si pasien mencegat Dokter lalu berujar, kok lama kali Dokter baru datang ? Apa Dokter tidak tahu nyawa anak saya sedang terancam ? akan tetapi Dokter tidak menanggapi pertanyaan sang ayah pasien langsung saja masuk ke kamar operasi. Beberapa saat kemudian Dokter tersebut keluar dari Kamar operasi lalu berucap Alhamdulillah anak bapak sudah selamat tinggal pemulihan, dan kalau ada yang ditanyakan silakan tanyakan kepada perawat ini sambil menunjuk perawat yang mendampingi kemudian Dokter pergi keluar.

Sang ayah pasien menggrutu kepada perawat yang ditunjuk tadi, sombong kali Dokter tadi, seharusnya dia menjelaskan secara terperinci tentang penyakit anak saya. Sang perawat menjawab. Maaf pak. Dokter tadi sebenarnya tidak masuk hari ini karena anaknya tadi malam meninggal, jadi ketika rumah sakit meminta Dokter untuk dating mengoperasi anak bapak, Dokter sedang mempersiapkan untuk pelaksanaan fardu kifayah anaknya, akan tetapi karena anak bapak hendak di operasi, maka Dokter mengguhkan pelaksanaan fardu kifayah anaknya karena hendak mendahulukan operasi anak bapak, setelah operasi selesai Dokter buru-buru pulang untuk melanjutkan pelaksanaan fardu kifayah anaknya yang tertuda karena operasi anak bapak. Tukas perawat.

Mendengar penjelasan perawat tersebut sang ayah pasien, paham dan menyadari kesalahan kemudian ia meminta maaf kepada perawat.

Kemudian mari kita perhatikan untaian kata hati yang disampaikan oleh Nawir Anas dan Adlis Guci melalui WA dengan judul 10 hal yang aku takuti:

Yang aku tahuti:

Hatiku kian mengeras dan sulit menerima nasihat, namun sangat pandai menasehati.

Yang aku tahuti:

Aku merasa aku paling benar, sehigga merendahkan kebenaran yang lain.

Yang aku tahuti:

Egoku terlalu tinggi, hingga merasa aku paling baik diantara yang lain.

Yang aku tahuti:

Aku lupa cermin diri sendiri, namun sibuk berprasangka buruk kepada yang lain.

Yang aku tahuti:

Ilmuku akan membuatku menjadi sombong, memandang rendah dan membeda-bedakan dengan lain.

Yang aku tahuti:

Lidahku makin lincah membicarakan aib saudaraku, namun lupa dengan aib sendiri yang semakin menggunung.

Yang aku tahuti:

Aku hanya hebat dalam berkata, namun buruk dalam bertindak.

Yang aku tahuti:

Aku hanya pintar berkhutbah, namun sulit untuk mentaatinya.

Yang aku tahuti:

Aku hanya cerdas dalam mengkritik, namun lemah dalam memperbaiki diri sendiri.

Yang aku tahuti:

Aku menbencii dosa orang lain, namun saat aku sendiri berbuat dosa aku enggan membenciinya.

Ujilah aku, Ya Allah cobalah aku, selidikah batinku dan hatiku.

Demikian intisari Bintal Pengadilan Agama Stabat yang disampaikan oleh Drs. Asman Syarif, M. Hi, pada hari Rabu tanggal 26 Zul ka’dah 1439 H/8 Agustus 2018.

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice