Pansek PA Tanjung Balai Karimun Jadi Nara Sumber Pelatihan Hisab dan Rukyat Se-Kabupaten Karimun

Saat nara sumber (tengah) memaparkan materi pelatihan dengan didampingi oleh moderator dan ketua panitia (Kiri)
Tanjung Balai Karimun| www.pa-tbkarimun.go.id
Pansek PA Tanjung Balai Karimun Mukti Ali, S. Ag., MH, pada hari Kamis (4/7/2013), diminta Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun sebagai nara sumber dalam Pelatihan Hisab Rukyat se- Kabupaten Karimun tahun 2013 .
Kegiatan yang berlangsung di Aula Hotel Aston Karimun tersebut, diikuti sekitar 60 peserta terdiri dari kepala KUA kecamatan se-Kabupaten Karimun, penyuluh agama Islam fungsional dan honorer, pembantu PPN, tokoh agama serta Ormas Islam.
Pria yang pernah menjabat Wakil Panitera PA Bengkalis ini, diminta sebagai nara sumber sesi pertama, dengan materi“Penentuan Arah Kiblat dalam Teori dan Peraktik”
Mengawali penyampaiannya, pria yang gemar berolah laga tenis ini memaparkan bahwa menghadap kiblat merupakan syarat sahnya shalat, perintah itu tentunya tidak menjadi persoalan bagi orang-orang yang melihat bangunan ka’bah, namun menjadi persoalan bagi orang-orang yang jauh dari ka’bah.
“Bagi orang-orang di kota Makkah dan sekitarnya perintah ini tidak menjadi persoalan, sebab dengan sangat mudah mereka dapat memenuhinya” ujar pria yang gemar ilmu palak ini.
“Namun menjadi persoalan bagi orang-orang yang jauh dari kota Makkah, apakah cukup menghadap ke arah ka’bah saja sekalipun kenyataannya salah, ataukah harus menghadap ke arah sedekat mungkin dengan posisi ka’bah sebenarnya”, papar pansek melanjutkan uraiannya.
Saat nara sumber (Mukti Ali, S. Ag., MH) memperagakan penentuan arah kiblat melalui tongkat istimewa, dengan mempergunakan busur derajat.
“Oleh karena itu momen pelatihan ini, kita harus tahu dan dapat menentukan arah kiblat dengan posisi ka’bah yang sebenarnya” pinta Pansek.
Ada tiga cara untuk menentukan arah kiblat: pertama; berpedomana arah matahari terbenam. kedua, perpedomana kepada perhitungan azimuth kiblat dan ketiga; berpedoman kepada bayang-bayang matahari.
Satu persatu, pria asal Tembilahan ini menguraikannya secara pelan dan sistematis, sampai memperagakan bagaimana teknik pengukuran arah kiblat di lapangan, setelah diketahui azimuth kiblat suatu tempat/daerah pada cara kedua, dengan mempergunakan kompas maupun dengan bantuan tongkat istimewa untuk menentukan titik timur-barat, utara-selatan.
“Dalam menentukan titik timur-barat, utara-selatan, yang paling akurat, dengan bantuan tongkat istimewa yang berdiri tegak lurus melalui bantuan sinar matahari” ujar pria yang bersahaja ini. Cara ini dapat kita lakukan setiap hari sebelum dan sesudah tengah hari, asalkan pada hari itu, hari dalam keadaan cerah” pungkasnya menambahkan.
Selain cara kedua, cara ketiga lebih akurat lagi, dengan berpedoman kepada bayang-bayang Matahari, dimana secara astronomi dalam satu tahun ada dua kali bayangan matahari tepat melintasi ka’bah. Peristiwa itu terjadi diperkirakan pada tanggal 27 atau 28 Mei pada saat matahari menuju ke utara dan pada tanggal 15 atau 16 Juli pada saat matahari menuju keselatan. Pada tanggal-tanggal tersebut, bayangan setiap benda berdiri tegak lurus dipermukaan bumi yang mengalami siang akan menghadap ke kiblat, “Deklinasi Matahari = Lintang Geografis Mekah”.
Penentuan waktu pengukuran disesuaikan waktu mekkah dengan waktu daerah. Perbedaan waktu mekkah dengan waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) adalah 4jam 20 menit 40 detik, Sementara perbedaan waktu Mekkah dengan Kabupaten Karimun adalah: 4 jam 14 menit 20 detik. Karena itu pengukuran arah kiblat untuk Masjid di Kabupaten Karimun pada tanggal 27 atau 28 Mei dan tanggal 15 atau 16 Juli dilakukan pada pukul 16: 14 : 20 WIB.,tentunya pengukuran tersebut akan dapat terlaksana, apabila hari pada tanggal tersebut,dalam keadaan cerah.
Pansek juga memaparkan pada hari-hari selain tanggal tersebut juga dapat ditentukan pada jam-jam tertentu bayangan Matahari mengarah ke kiblat. Namun karena bayangan matahari tiap hari mengalami perubahan karena terpengaruh oleh deklinasi matahari, karena itu untuk menentukan bayang-bayang matahari mengarah ke kiblat selain dari tanggal tersebut harus mempergunakan rumus-rumuas yang sudah ditentukan.
Suasanapun semakin hidup, disaat memasuki sesi tanya jawab, para peserta dengan antusias bertanya, satu persatu pula dijawab denga lugas oleh pemateri, tanpa terasa waktu 2 jam 15 menit begita saja berlalu.
Tampak peserta pelatihan dengan serius mendengarkan pemaparan dari nara sumber
Di akhir penyampaian, Pansek PA Tanjung Balai Karimun mengharapkan, momen tanggal 15 atau 16 Juli ini adalah penentuan arah kiblat masjid yang paling tepat (akurat), karena itu kepada seluruh peserta pelatihan hisab rukyat untuk memanfaatkan tanggal tersebut, memastikan kiblat masjid, di daerah masing-masing, benar-benar telah persis menghadap ke kearah ka’bah sedekat mungkin, dengan posisi ka’bah yang sebenarnya.
Dan tidak kalah penting juga kepada pihak-pihak terkait(seperti Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama, tokoh masyarakat dan ulama), untuk selalu berperan aktif mensosialisasikan dan memberikan pemahaman bagi masyarakat luas supaya dalam beribadah akan ditemukan keyakinan yang kuat bahwa benar-benar telah menghadap persis ke kiblat, yakni Ka’bah yang di Mekkah… . Tim Redaksi PA TBK