Menanti Seorang Pemimpin di PA Tual, Antara Asa dan Rasa

Tual | pa-tual.go.id
Sejak kepindahan Drs. H. Tamat Zaifuddin pada awal Januari 2014 kemarin ke PA Klas IA Tulung Agung, hingga kini belum ada pengganti ketua PA Tual. Jabatan Ketua PA Tual masih kosong atau belum terisi, sehingga untuk sementara tugas dan tanggung jawab ketua PA Tual di ambil alih Wakil Ketua PA Tual, Drs. H. Hamin Latukau.
Meski terjadi kekosongan jabatan ketua, PA Tual tidak kehilangan arah dalam memberikan pelayanan prima terhadap masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan seperti biasa dengan tetap berpedoman kepada SOP (Standart Operasional Proccedure) yang telah ada.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah lembaga/instansi negara tanpa adanya seorang pemimpin dapat menimbulkan sedikit masalah yang bersifat administratif maupun non administratif. Betapa pentingnya eksistensi pemimpin dalam memimpin suatu lembaga/ instansi akan memberikan iklim kerja yang lebih kondusif. Manajemen administratif maupun non administratif akan berjalan efektif bila ada kontrol dari pimpinan tertinggi dalam suatu manajemen perkantoran modern.
Kartini Kartono dalam bukunya “Pemimpin dan Kepemimpinan” menjelaskan bahwa dalam kompleksitas masyarakat, manusia harus hidup bersama dan bekerja sama dalam suasana yang tertib dan terbimbing oleh seorang pemimpin dan tidak hidup menyendiri. Kartini menambahkan, demi efesiensi kerja dalam upaya mencapai tujuan bersama dan untuk mempertahankan hidup bersama, diperlukan kerja kooperatif yang perlu di pandu oleh pemimpin. Selain ketertiban, yang perlu kita perhatikan adalah panutan, karena suatu komunitas memerlukan panutan, yakni sosok yang dianut dianggap mampu mengayomi dan melindungi mereka serta bisa diandalkan untuk berdiplomasi dengan komunitas lain.
Sementara itu, dalam Islam pun telah menjelaskan akan pentingnya seorang pemimpin. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Rasulullah bersabda: Apabila ada tiga orang pergi dalam suatu perjalanan, maka mereka harus mengangkat salah satunya sebagai pemimpin. Dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin sangatlah penting didalam sebuah kelompok/instansi/lembaga, agar dapat menentukan dan mengatur tujuan yang hendak dicapai dengan baik.
Betapa urgensinya suatu kepemimpinan dalam Islam, ada sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa ketika Rasulullah SAW wafat, para sahabat tidak memakamkan Rasulullah SAW sebelum ada pemimpin yang menggantikan beliau, padahal mengubur mayat hukumnya wajib, tetapi karena belum ada pemimpin yang menggantikan Rasulullah, maka para sahabat belum memakamkannya.
Setelah melalui musyawarah tiga hari lamanya terpilihlah Abu Bakar Ash-shiddiq RA sebagai Khalifah. Setelah Abu Bakar Ash-shiddiq RA ditetapkan sebagai Khalifah baru Rasulullah dimakamkan oleh para sahabat yakni pada hari Rabu. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya pemimpin dalam Islam.
Pentingnya keberadaan seorang ketua untuk memimpin PA Tual telah menjadi kesadaran semua pegawai PA Tual demi efektifitas manajemen perkantoran peradilan agama dalam rangka menciptakan badan peradilan yang agung. Peranan ketua sangat penting karena memiliki power untuk melakukan manajemen Pengadilan Agama Tual yang lebih signifikan dan terstruktur/sistematis.
Kendati PA Tual belum memiliki ketua pengganti sebagai pemimpin tertinggi, semangat kerja dan soliditas antar pegawai tetap tercermin dan terjaga di dalam nuansa kerja sehari-hari, demi memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Semangat reformasi birokrasi akan terus digalakan oleh segenap pegawai PA Tual dalam mempertahankan predikat WTP. Akan tetapi, pengganti ketua selalu dinanti untuk memimpin PA Tual kedepan menjadi lebih baik lagi. (Nurrahman Sukiman/Tim TI).