Ketua PA Bawean Dinobatkan Sebagai Wisudawan Terbaik S3 Ekonomi Islam Unair Surabaya

Surabaya | PA Bawean
Dinobatkan sebagai wisudawan terbaik bukan hal baru bagi Dr. H. Suhartono, S.Ag.,S.H.,M.H., tradisi menjadi lulusan terbaik selalu dipertahankan sejak S.1 di IAIN Sunan Ampel, dan S.2 Hukum Ekonomi Unversitas Jember (UNEJ).
Keberhasilannya dalam mempertahankan disertasi berjudul “Implementasi Program Qaryah Ṭayyibah Sidogiri dalam Upaya Mewujudkan Masyarakat Madani” pada sidang ujian terbuka hari Selasa, 29 Agustus 2017 di yang dihadiri oleh para penguji antara lain: 1. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, S.E., M.Sc., Ak.,CA. (Ketua Tim Penguji/Ketua Program Doktor EKIS UNAIR), 2. Prof. Dr. Hj. Sri Iswati, S.E., M.Si., Ak., CA. (Promotor/Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR), 3. Prof. Dr. KH. Ahmad Faishal Haq, M.Ag. (Ko-Promotor/Guru Besar Fakultas Syari’ah UIN Sunan Ampel), 4. Prof. Wahjoedi, S.H., C.N. (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR), 5. Prof. Dr. Widi Hidayat, S.E., M.S.i, Ak. (Dekan Fakultas Vokasi UNAIR, 6. Dr. H.M. Rum Nessa, S.H.,M.H. (Ketua Pengadilan Tinggi Agama Surabaya), 7. Dr. Iskandar Ritonga, M.Ag. (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel), 8. Dr. Hj. Siti Umajah Masjkuri, S.E. (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR), 9. Dr. Bintoro Wardiyanto, M.Si (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNAIR).
Di hadapan Para Penguji tersebut dia berhasil mempertahankan hasil penelitiannya secara meyakinkan, sehingga mengantarkannya berhak menyandang gelar Doktor Ekonomi Islam Unair yang ke- 85 berpredikat cum laude dengan IPK 3,94.
Adapun acara wisuda di gelar di gedung Airlangga Convention Center Kampus C UNAIR Jl. Mulyorejo Surabaya pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 2-3 Desember 2017 yang diikuti oleh 1.967 Wisudawan dari 29 fakultas dan Sekolah Pascasarjana UNAIR.
Menurut pria yang akrab dipanggil Hartono, penelitian ini memiliki nilai urgensi yang sangat besar, khususnya bagi upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan di sekitar pesantren.
Model program Qaryah Ṭayyibah yang berbasis al-mas’uliyah al-itima’iyah (pertanggung jawaban sosial) yang fokus kegiatannya meliputi ikhtiar-ikhtiar ekonomi para alumni Pesantren Sidogiri yang tidak hanya berkhidmah (berkomitmen) pada kemiskinan spiritual melalui pendidikan agama (tafaqquh fi al-din), tetapi juga berkhidmah pada kemiskinan material melalui pengembangan ekonomi (tafaqquh fi al-tijariyah).
Bukti keberhasilannya adalah selama kurun waktu 16 tahun berhasil mendirikan BMT Maslahah dan BMT UGT sebanyak 376 Kantor Cabang. mendirikan Model dakwah ekonomi inilah yang berdampak langsung dan nyata bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat yang berekonomi lemah. Program ini juga selaras dengan program pemerintah menuju Indonesia Emas 2020 melalui Gerakan Desa Emas dan Satu Desa Satu BMT (SDSB).
Data tahun 2012, jumlah pesantren di Jawa Timur mencapai lebih dari 6000 pesantren, dibandingkan dengan jumlah kecamatan di Jawa Timur yang mencapai 662 kecamatan dan 8.506 desa/kelurahan, maka jika diambil rata-mata hampir di setiap desa ada 1 pesantren, atau setidaknya di setiap kecamatan minimal ada 10 pesantren.
Oleh karena itu jika gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa ini dimulai dari pesantren seperti yang dilakukan oleh para alumni Pesantren Sidogiri, maka akan menjadi sebuah jaringan raksasa bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di Jawa Timur.
Diakui oleh pria 46 tahun asli Lamongan ini, tidaklah mudah dapat menjalankan berbagai tugas (multitasking) dalam waktu yang bersamaan, diperlukan manajemen waktu yang baik, karena di samping kuliah dia juga menjalankan tugas utamanya sebagai Ketua Pengadilan Agama Bawean.
Belum lagi tugas-tugas lain sebagai kepala keluarga, berorganisasi dan lain-lain, semua itu menyita waktu dan jam tidur. Selain berbagai kesibukan, hal lain yang menjadi kendala adalah persolanan jarak antara tempat tugas di Bawean dan tempat studi di Surabaya yang dipisahkan laut jawa.
Tidaklah mudah mengatur waktu kuliah ketika dihadapkan dengan kondisi cuaca yang terkadang tidak bersahabat, jika ombak besar jalur transportasi lumpuh, sehingga terpaksa mereschedule jadwal pertemuan dengan promotor maupun dosen lainnya.
Persoalan lain adalah program studi yang tidak linier dengan basic study dan profesi yang ditekuninya selama ini. “Kuliah program doktor di Ekonomi Islam ibarat saya ini seorang mu’alaf, karena pengetahuan ilmu ekonomi saya masih minimalis”, ujarnya.
Lalu mengapa nekat mengambil studi ilmu ekonomi Islam yang bukan bidangnya ? motivasinya tidak lain adalah tuntutan profesi. Sejak diundangkannya UU No 3/2006 tentang Peradilan Agama, kewenangan PA telah menjangkau masalah penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah, yang dinamika perkembangannya sangat kompleks.
Menyadari kekurangannya, pria yang akrab dipanggil Hartono ini bergegas menambah pengetahuannya melalui jalur akademik pada program doktor di bidang ekonomi Islam. “Jangan sampai akibat kebodohan saya melahirkan putusan yang tidak adil sehingga menyeret saya ke api neraka”, pungkasnya.
Dipilihnya UNAIR sebagai tempat studi menurutnya sebagai pilihan yang tepat meskipun tidaklah mudah, yang terpenting bagaimana dia dapat menjaga agar ghirah/passion (semangat) belajarnya tetap menyala, jangan sampai redup di tengah jalan, karena ini penyakitnya mahasiswa apalagi yang disibukkan dengan berbagai kegiatan.
Harapannya memilih studi di UNAIR agar mempunyai cakrawala berfikir yang luas, tidak seperti katak dalam tempurung yang tiap hari bertemu dan berkumpul dengan orang itu-itu saja. “Saya yakin bergaul dengan orang-orang yang mempunyai perspektif berbeda di bidang ekonomi Islam, kelak akan sangat bermanfaat bagi tugas-tugas saya dalam menyelesaikan perkara-perkara sengketa ekonomi syari’ah, tegasnya.
Selain itu pilihan studi ke UNAIR ibarat ekspansi dakwah PA, ternyata menurutnya banyak mahasiswa S3, para akademisi sekaligus ekonom di UNAIR yang juga tidak begitu ngeh dengan PA beserta kewenangannya. Mereka menganggap PA itu bagian dari Kementerian Agama, sehingga dibanyak kesempatan saya selalu mengiklankan diri.
Disinggung kiat suksesnya dalam belajar Hartono menuturkan, bahwa semula dia tidak bercita-cita menjadi yang terbaik, targetnya bagaimana bisa menyelesaikan studi dengan sebaik-baiknya, jika kemudian dinobatkan sebagai wisudawan terbaik itu jauh melebihi ekspektasi itu bonus dari Allah SWT.
Bahkan ayah 3 orang anak sudah menyiapkan mental jika gagal menyelesaikan pendidikan karena banyaknya kendala yang akan dihadapi, tetapi keyakinannya mengalahkan keterbatasannya, menurutnya tidak ada sesuatu yang mustahil, “Man jadda wa jada”, barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya”, tegasnya. Dukungan dan doa dari orang tua, keluarga, atasan dan rekan sejawat yang mampu memberi energi ekstra terhadap tekadnya dalam merampungkan studi.
Tentang kunci suksesnya dalam menyelesaikan studi, KPA Bawean ini mengungkapkan, kunci pertama adalah kenalilah dirimu, kekurangan maupun kelebihanmu, seperti iklan ku tahu yang kumau. Apakah kita ini tipenya suka belajar menyepi sambil mendengarkan musik, atau belajar sambil besosialisasi.
Apakah kita ini termasuk tipe mudah jenuh dan suka menunda-nunda waktu dan lain-lain, maka yang lebih tahu adalah kita sendiri, sehingga dari identifikasi itu kita dapat menyusun strategi belajar yang efektif dan efisien. Kedua adalah membuat skala prioritas dari semua pekerjaan, diantara semua tugas penting pasti ada yang paling penting dan mendesak, maka itu yang harus di dahulukan agar tidak berantakan. Ketiga ada berdoa dan bersedekah, karena itu yang insya Allah turut memperlancar dan mempermudah semua urusan kita.
Harus ada integrasi antara kesalehan spiritual, kesalehan intelektual dan kesalehan sosial. Semuanya penting, karena agama tanpa ilmu akan buta, ilmu tanpa agama akan sesat dan bodoh karena kasalehan spiritual menjadi ingredient terpenting bagi nutrisi akal, sedangkan ilmu dan agama yang tidak dihidupkan dalam praktek sosial tidak bermanfaat apa-apa.
Ditanya mengenai proyeksi ke depannya, Hartono mengibaratkan kupu-kupu yang lepas dari kepompongnya, ingin menebar kebaikan kepada siapapun melalui pengamalan ilmu yang didapatkannya sesuai kapasitas dan profesi yang dijalani. Harapan terbesarnya adalah menjadi bagian dari para pegiat ekonomi syari’ah yang berjuang di ranah hukum.
Tugas saya sekarang adalah mengamalkan ilmu yang sudah saya peroleh agar memberi kemanfaatan bagi yang lain diluar urusan dinas, sebagaimana pesan aagama “al-‘Ilmu bi la ‘amalin kasyajari bi la tsamarin” (ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon yang tidak berbuah). Hartono mencoba mengembangkan personal branding sebagai market jangka panjangnya, dia mempunyai harapan orang mengenalnya secara positif di bidang ekonomi Islam, sehingga itu ayah 3 orang anak ini disamping tugas utamanya sebagai hakim, dia menjadi dosen, mengisi stadium general di kampus-kampus wilayah Surabaya dan majelis taklim lainnya.
Biodata Singkat
Nama : Dr. H. Suhartono, S.Ag.,S.H.,M.H.
Tempat & Tanggal Lahir : Lamongan, 02 Oktober 1971
Jabatan : Ketua Pengadilan Agama Bawean
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Banjarejo Lamongan Th. 1984
2. MTs. dan MA Pon.Pes Maskumambang Gresik Th. 1987
4. S1 Fak. Syariah IAIN Sunan Ampel Th. 1995 Widudawan Terbaik-2
5. S1 Ilmu Hukum UNARS Th. 2003
6. S2 Magister Hukum Ekonomi Universitas Jember (UNEJ) Th. 2006, Predikat Cum laude.
7. S3 Program Doktor Ilmu Ekonomi Islam Universitas Airlangga Th. 2017 Predikat Cum laude (Wisudawan Terbaik).
Riwayat Pekerjaan :
1. Capeg PA. Situbondo Th. 1996
2. PNS PA. Situbondo
3. Kepala Urusan Kepegawaian PA Situbondo
6. Panitera Pengganti Pengadilan Agama Lamongan
7. Hakim Pengadilan Agama Martapura Kalimantan Selatan
8. Hakim Pengadilan Agama Gresik
9. Hakim Pengadilan Agama Sidoarjo
10. Wakil Ketua Pengadilan Agama Bawean
11. Ketua Pengadilan Agama Bawean
Penghargaan Individu yang pernah diperoleh :
1. Peserta Terbaik-1 Diklat ADUM Th. 2001 di Balai Diklat Kanwil Depag Surabaya.
2. Juara I Lomba Penulisan Karya Ilmiah antar Hakim yang diselenggarakan Dirjen Badilag Mahkamah Agung RI Tahun 2008
3. Role Model Hakim PA Gresik Tahun 2013
4. Juara III Lomba Penulisan Karya Ilmiah antar Hakim yang diselenggarakan Dirjen Badilag Mahkamah Agung RI Tahun 2014
Pengalaman Seminar/Qolloquium Internasional
1. Sebagai Presenter pada ISRA’s International Colloquium of Islamic Finance (IICIF) di Malaysia Tahun 2014.
2. Sebagai Oral Presenter pada International Conference Postgraduate School Universitas Airlangga Surabaya Tahun 2017.