Hakim Pengadilan Agama Cilegon Mengunjungi dan Mengikuti Persidangan Pada Federal Circuit and Family Court of Australia (FCFOA) di Melbourne
Mendapatkan kesempatan sebagai penerima beasiswa Australia Awards Scholarship master degree di salah satu universitas terbaik di dunia merupakan sebuah langkah besar bagi Ibu Aisyah Kahar, Hakim Pengadilan Agama Cilegon. The University of Melbourne merupakan universitas peringkat ke 13 terbaik di dunia berdasarkan penilaian dari QS world university rangking tahun 2024. Berikut adalah kisah yang diutarakan oleh ibu Aisyah Kahar saat berkunjung ke Federal Circuit and Family Court of Australia pada salah satu rangkaian kegiatan selama menempuh studi di Unimelb;
Sebagai seorang hakim di Pengadilan Agama Indonesia, saya mendapat kesempatan yang sangat berharga untuk mengunjungi Family Court of Australia (FCFOA) yang terletak di pusat kota Melbourne. Kunjungan ini merupakan bagian dari pengalaman pribadi saya selama studi S2 di University of Melbourne, yang didanai oleh Australia Awards, sebuah program beasiswa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Australia untuk mendukung para profesional dari negara berkembang, termasuk Indonesia, dalam memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka di berbagai bidang, termasuk hukum.
Tentang Family Court of Australia (FCFOA)
FCFOA adalah lembaga peradilan yang khusus menangani perkara-perkara keluarga, seperti perceraian, hak asuh anak, nafkah anak, dan pembagian harta gono-gini. FCFOA dibagi menjadi dua divisi utama: Division 1 dan Division 2.
- Division 1 menangani perkara yang lebih kompleks, seperti hak asuh anak yang melibatkan elemen-elemen rumit dan perkara dengan nilai properti yang tinggi.
- Division 2 menangani perkara-perkara yang lebih sederhana, seperti masalah nafkah anak dan hak asuh anak dalam konteks yang lebih langsung.
Selama kunjungan saya, saya berkesempatan untuk menyaksikan seluruh rangkaian persidangan pada hari itu, yang memberikan wawasan langsung mengenai cara-cara pengadilan di Australia menangani berbagai perkara keluarga.
Sidang Nafkah Anak dan Hak Asuh Anak Bersama The Honourable Justice J D Wilson
Salah satu sidang yang saya hadiri adalah mengenai nafkah anak dan hak asuh anak, yang dipimpin oleh The Honourable Justice J D Wilson, seorang hakim senior yang sangat dihormati di Division 1 FCFOA. Beliau terkenal dengan integritasnya yang tinggi serta ketegasannya dalam membuat keputusan, terutama dalam perkara yang berkaitan dengan kesejahteraan anak-anak. Pada saat itu, Justice Wilson sedang memimpin sidang yang cukup kompleks, dan beliau akan segera memasuki masa pensiun pada usia 70 tahun.
Sidang tersebut melibatkan dua pihak yang sedang dalam proses perceraian, dengan fokus pada masalah nafkah dan hak asuh anak. Pengadilan sangat menekankan pada perlindungan hak-hak anak dan upaya untuk memastikan keputusan yang diambil benar-benar memenuhi kepentingan terbaik anak-anak yang terlibat.
Proses Persidangan dan Etika Pengadilan
Selama persidangan, saya memasuki dan keluar ruang sidang bersama hakim. Karena saya memasuki dan keluar ruangan bersama beliau, semua orang yang ada di ruang sidang juga ikut menundukkan kepala sebagai bentuk penghormatan kepada saya, seperti halnya kepada hakim. Ketika kami masuk atau keluar, seluruh peserta sidang, penonton, dan pihak yang hadir akan berdiri dan membungkuk sebagai tanda penghormatan. Setelah kami duduk, barulah semua orang kembali duduk.
Saya duduk di sebelah beliau selama persidangan, yang memberi saya kesempatan untuk lebih memahami bagaimana beliau memimpin sidang dengan cermat dan penuh perhatian. Di ruang sidang, meskipun peserta sidang dan penonton bebas keluar-masuk, mereka tetap harus membungkuk ke arah hakim ketika melintasi pintu, yang menunjukkan penghormatan yang tinggi terhadap profesi hakim di Australia.
Di ruang sidang, terdapat meja yang dilengkapi dengan minuman bagi hakim dan para pihak yang terlibat dalam sidang, yang menambah kenyamanan selama proses berlangsung.
Fungsi Mikrofon di Ruang Sidang dan Tanpa Panitera
Salah satu aspek yang sangat menarik adalah penggunaan mikrofon (mic) di ruang sidang. Mikrofon ini merekam seluruh peristiwa dalam persidangan dengan sangat detail dan mengubahnya menjadi teks. Dengan adanya sistem ini, tidak diperlukan panitera atau panitera pengganti seperti di Indonesia untuk mencatat jalannya persidangan. Semua percakapan dan peristiwa yang terjadi dalam sidang terekam dengan akurat, memudahkan administrasi dan memastikan semua informasi tercatat dengan baik.
Struktur Ruang Sidang dan Fungsi Asisten Hakim
Di ruang sidang yang saya kunjungi, hanya ada satu orang hakim dan dua orang asisten hakim yang mendampinginya. Asisten hakim berfungsi untuk mendukung hakim dalam hal penyusunan bahan pertimbangan hukum, memberikan masukan mengenai prosedur, serta membantu dalam administrasi sidang. Selain itu, mereka juga memiliki peran penting dalam berkomunikasi dengan para pihak yang terlibat dalam perkara, termasuk membalas email dari para pihak yang mengajukan pertanyaan atau klarifikasi seputar jalannya proses hukum.
Menariknya, asisten hakim yang saya temui kebanyakan adalah anak muda yang baru lulus S1 hukum, seperti kedua asisten hakim yang mendampingi Justice Wilson pada hari itu. Mereka tampaknya sangat antusias dan berdedikasi dalam pekerjaan mereka, meskipun masih di tahap awal karir hukum mereka.
Meskipun mereka tidak berwenang untuk memutuskan perkara, asisten hakim ini berperan sangat penting dalam kelancaran jalannya persidangan dan memastikan semua prosedur berjalan dengan lancar.
Jamuan dan Pertukaran Cinderamata
Setelah sidang, saya mendapat kesempatan untuk dijamu di ruang kerja Justice Wilson. Kami saling bertukar cinderamata sebagai bentuk penghormatan, yang tentu saja menjadi kenangan yang sangat berarti bagi saya. Beliau juga mengajak saya dan kedua asisten hakimnya untuk makan bersama, memberikan kesempatan untuk berdiskusi lebih jauh tentang perbedaan sistem peradilan antara Australia dan Indonesia.
Pengalaman ini sangat berharga, tidak hanya karena memperluas wawasan saya mengenai praktik hukum di negara maju, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang bagaimana sistem peradilan keluarga dapat diterapkan dengan lebih efektif untuk kepentingan terbaik anak-anak.
Penutup
Kunjungan saya ke Family Court of Australia dan pengalaman menyaksikan langsung berbagai sidang, termasuk sidang nafkah dan hak asuh anak yang dipimpin oleh The Honourable Justice J D Wilson, memberikan banyak pelajaran berharga. Sistem peradilan keluarga di Australia sangat menghargai keadilan, kesejahteraan anak, dan hak-hak pihak yang terlibat dalam persidangan. Saya berharap pengalaman ini dapat menjadi referensi dan inspirasi dalam memperkuat sistem peradilan di Indonesia, khususnya dalam menangani perkara-perkara keluarga.