logo web

Dipublikasikan oleh Ridwan Anwar pada on .

Bincang Santai Bersama Sekretaris Ditjen Badilag: Keep Spirit & Berani Keluar Dari Zona Nyaman

 Sekretaris Ditjen Badilag, Drs. Arief Hidayat , S.H., M.M. sebagai Key Note Speakers

pabajawa.net

Senin, 6 April 2020 (06/07/2020), lebih dari 30 orang mengikuti kegiatan bincang santai dengan tema “Berani Keluar Dari Zona Nyaman” dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting. Sebagai tuan rumah acara, Pengadilan Agama Sengeti. Bertindak sebagai host adalah Sekretaris PA. Sengeti, Yudistira Adi Pinto, sedangkan narasumbernya Wakil Ketua PA. Jakarta Selatan, Elvin Nailana. Turut hadir dalam bincang santai Sekretaris Ditjen Badilag, Arief Hidayat selaku key note speakers.

Acara bincang santai virtual ini mulai berlangsung pada pukul 19.30 WIB, peserta 30 orang terdiri dari perwakilan dari satker wilayah PTA. Jambi, perwakilan satker dari wilayah PTA. Lampung, perwakilan satker dari wilayah PTA. Pekanbaru, perwakilan satker dari wilayah PTA. Sulawesi Selatan dan perwakilan satker dari wilayah PTA. NTT.

Sesi pembukaan langsung dipimpin oleh host sekaligus tuan rumah, dengan diwakili oleh Sekretaris PA. Sengeti, ia menyampaikan “tujuan diselenggarakan acara ini sebagai motivasi bagi aparatur pengadilan untuk bekerja tidak hanya terpaku pada tupoksi (tugas pokok dan fungsi), aparatur peradilan harus siap keluar dari zona nyaman, dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat” ucap Yudistira Adi Pinto.

Materi pertama disampaikan oleh Wakil Ketua PA. Jakarta Selatan, Elvin Nailana. Intisari materi adalah kenapa harus keluar dari zona nyaman? ada 3 (tiga) alasannya, pertama Supaya menjadi orang yang open-minded, kedua Biar lebih tahan banting, amit-amit kalau ada masalah, ketiga Untuk menginspirasi orang lain. Ada beberapa alasan mengapa orang sulit untuk meninggalkan zona nyaman, menurut Elvin dikarenakan “untuk keluar dari zona nyaman dibutuhkah pikiran optimis tinggi dimana bisa memicu keberanian seseorang untuk melakukannya. Maka dari itu, bagi orang yang enggan keluar dari zona nyamannya, maka bisa dipastikan orang tersebut cukup pesimis dalam melakukan sesuatu. Sifat pesimis ini menimbulkan banyak keraguan bahkan ketakutan untuk melihat dunia dengan berbagai sudut pandang” tegasnya. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena ada beberapa faktor, yaitu 1) Tidak siap menghadapi perubahan, 2) Bukan seorang fast learner, 3) Tidak memiliki rencana dan 4) Pasrah dengan iming imingan ingin bersyukur.

Narasumber: Elvin Nailana, S.H., M.H., Waka PA. Jaksel 

Diakhir sesi, Pak Elvin menyampaikan quote, yaitu “Seseorang yang membiarkan dirinya menerima informasi-informasi negatif sama halnya membiarkan pikiran menerima bahan bahan baku negatif untuk diolah. Setiap hari manusia menghadapi ribuan pikiran. Satu-satunya yang dibutuhkan oleh pikiran adalahpengarahan. Jika arah yang diberikan bersifat negatif, ribuan pikiran tersebut akan keluar dari memori ke arah negatif. Sebaliknya, bila arah yang diberikan positif, pikiran yang sama akan keluar dari memori ke arah yang positif”. Dan ditambahkan dengan kutipan Alquran 61:4 “Sesungguhnya, Allah menyukai orang orang yang berjuang dijalannya bersaf-saf, bagai bangunan yang tersusun rapi.”

Materi Pamungkas disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Badilag, beliau menyampaikan “keluarlah dari zona nyaman dan hiduplah dengan penuh semangat” tegas Arief. Pak Ses dengan gaya khasnya menyampaikan materi tentang Motivasi dan Spirit, banyak kalimah kalimah syahdu penuh mutiara yang menyejukkan, disampaikan dalam kegiatan malam itu, yakni

  1. Merasa puas berada di zona nyaman, perlahan-lahan akan membunuh potensi kreatifitas yang kita miliki.
  2. Jangan bangga ketika anda mendapat pujian apalagi memintanya, karena akan membuat anda angkuh. sebaliknya, anda harus sedih ketika tidak ada yang mengingatkan kekurangan anda, karena anda tidak pernah berupaya memperbaiki diri.
  3. Jangan pernah memikirkan orang yang tidak suka, karena energi produktif kita akan melemah.
  4. Kecewa berkepanjangan adalah ketidakmampuan kita berprasangka baik kepada sang pencipta.
  5. Hal terkecil yang sering dilupakan dalam berinteraksi adalah mulai dengan ucapan minta tolong dan berterima kasih setelahnya.
  6. Pelayanan yang berdasarkan pada perspektif diri sendiri dan perspektif yang dilayani adalah makna dari pelayanan dari hati.

Setelah sesi materi usai disampaikan, selanjutnya seluruh partisipan diberikan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal terkait dengan keluar dari zona nyaman serta bekerja dengan penuh semangat. Harapan dari partisipan adalah, kira kegiatan-kegiatan motivasi ini lebih intens dilakukan guna memupuk silaturahim dan penyemangat bagi warga peradilan. Akhirnya, tidak terasa detik waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB dan hari sudah beranjak larut malam, acara ditutup oleh host tuan rumah, Yudistira Adi Pinto. Salam Laskar Pelangi PA. Bajawa, tetap Semangat....!!! (Red. Mahar)

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Email Ditjen : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

 

Responsive Voice